Review

Info
Studio : Media Asia Films
Genre : action - martial arts
Director : Andrew Lau
Producer : Andrew Lau, Gordon Chan
Starring : Donnie Yen, Shu Qi, Anthony Wong

Sabtu, 09 Oktober 2010 - 00:27:43 WIB
Flick Review : Legend of the Fist - The Return of Chen Zhen
Review oleh : rawkus i bixhu (@yuwanto) - Dibaca: 4102 kali


Boleh dibilang, karakter Chen Zhen adalah karakter fiksi dari dunia martial arts yang cukup terkenal. Pertama muncul tahun 1972 dalam judul Fist of Fury, dibawakan langsung oleh Bruce Lee. Dalam film Bruce Lee itu, Chen adalah murid Huo Yuanjia, pendiri aliran Jingwu. Misinya adalah membalaskan dendam kematian gurunya yang ternyata diracuni militer Jepang.

Sejak itu, berbagai karakter Chen Zhen telah muncul ke televisi dan layar lebar, termasuk aktor martial arts legendaris Jet Li pernah memerankannya. Donnie Yen yang mencapai puncak karirnya beberapa tahun belakangan, akhirnya mengadaptasi cerita Chen Zhen ini, dengan pendekatan yang cukup berbeda dari film lain yang pernah muncul.

Chen Zhen

Diceritakan di Shanghai sebelum perang dunia kedua, Chen Zhen muncul kembali setelah diberitakan mati 7 tahun yang lalu (cerita sebelumnya merupakan tv seri yang dibintangi Donnie Yen tahun 1995). Karakter Chen Zhen ini memiliki kharisma tersendiri, mampu berdansa dan bermain piano, dan terlihat memiliki intelijensia yang lebih tinggi.

Pengembangan drama di film ini berpacu cepat seiring banyaknya cerita yang dipaketkan ke dalamnya. Dari cerita romansa antara Chen Zhen dan Kiki (Shu Qi), cerita perang dan pemberontakan, hingga aksi Green Hornet yang dimunculkan sebagai tribute untuk Bruce Lee.

Yang menarik dari film China ini tentu saja campuran genrenya yang mungkin tidak baku untuk Hollywood. Dalam dunia kondisi tegang karena perang, sutradara Andrew Lau mampu memasukkan dari komedi, romansa, action, suspense dengan latar politik dan tentu saja koreografi martial arts klasik.

Cerita yang mengumbar spionase dari awal ternyata berakhir cukup datar, walaupun tentu tidak bisa sepenuhnya menyalahkan cerita karena penonton akan mengharapkan adegan klimaks pertempuran Chen Zhen dengan musuh-musuhnya. Tapi penungguan adegan puncak itu terasa terlalu melelahkan dengan segala basa-basi yang disusun berlapis sejak awal.

Menonton film ini lebih mengingatkan kita pada gabungan klip film-film klasik dengan modern. Andrew Lau mampu menyusun setting utama Klub Casablanca sangat drastis dibanding setting lingkungan yang lain. Meski maksud utama dari Andrew Lau terbaca, namun tidak tersampaikan dengan sempurna. Klub Casablanca ini dimaksudkan untuk menjadi panggung utama segala kejadian dan peristiwa dengan setting megahnya dan detail, namun ketika menyatu dengan cerita yang ada, klub ini menjadi sampingan yang cukup mengganggu karena merusak suasana dan setting bagian yang lain.

Terakhir, dari segi martial arts, Donnie Yen tetap menyajikan kemampuan terbaiknya. Beberapa pengulangan formula dari film suksesnya Ip Man memang terlihat, dan beberapa bagian dibantu dengan spesial efek, terutama bagian awal ketika Chen Zhen masih berada di Prancis. Pertarungan final dan sampingan lainnya di atas standar, meski kita akan ditinggalkan rasa penasaran, bisakah sebenarnya Chen Zhen bergerak lincah dalam kostum-kostumnya yang kebanyakan ketat?

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.