Sebagai sebuah sekuel, Filosofi Kopi the Movie 2: Ben & Jody memiliki perjalanan yang cukup sederhana sebelum akhirnya memasuki masa produksi. Diadaptasi dari sebuah cerita pendek berjudul sama karya Dee Lestari, Filosofi Kopi the Movie arahan Angga Dwimas Sasongko “hanya” mampu meraih sekitar dua ratus ribu penonton ketika dirilis pada tahun 2015 lalu. Namun, meskipun dengan raihan penonton yang tergolong minimalis tersebut, Sasongko berhasil meracik sebuah film yang mampu memberikan kesan yang begitu mendalam bagi banyak penontonnya – sekaligus memenangkan dua penghargaan di ajang Festival Film Indonesia. Sasongko dan para kreator Filosofi Kopi the Movie juga giat dan cerdas menjaga sekaligus meningkatkan minat publik pada film mereka dengan berbagai cara, mulai dari membuka sebuah coffee shop bernama Filosofi Kopi di Jakarta, pelaksanaan sayembara pembuatan cerita sekuel bagi Filosofi Kopi the Movie hingga membuat sebuah webseries berjudul Filosofi Kopi the Series: Ben & Jody yang diunggah di saluran YouTube milik Visinema Pictures dan hingga kini telah ditonton lebih dari satu juta kali.
Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Sasongko bersama dengan Jenny Jusuf dan M. Irfan Ramly, Filosofi Kopi the Movie 2: Ben & Jodyberlatarbelakang kisah dua tahun semenjak dua sahabat, Ben (Chicco Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto), memutuskan untuk menjual kedai Filosofi Kopi milik mereka dan berkeliling Indonesia demi “membagikan kopi terbaik.” Petualangan tersebut, sayangnya, kemudian menemui akhir ketika Ben dan Jody memutuskan bahwa sudah saatnya untuk memulai dan membangun sebuah mimpi baru. Keduanya kemudian kembali ke Jakarta dan berniat untuk kembali mendirikan kedai kopi terbaik. Sebuah niat yang tidak mudah: persaingan kedai kopi di Jakarta kini telah semakin kuat dan keduanya juga tidak memiliki modal yang cukup untuk membuka sebuah kedai kopi yang baru. Ben dan Jody kemudian berkenalan dengan dua orang wanita, Tarra (Luna Maya) dan Brie (Nadine Alexandra). Kedua wanita tersebut tidak hanya membantu Ben dan Jody untuk mewujudkan mimpi mereka namun juga membawa keduanya pada sebuah ujian besar bagi persahabatan erat mereka.
Seperti yang tergambar jelas dalam judul film, Filosofi Kopi the Movie 2: Ben & Jody memang ingin menitikberatkan pengisahannya pada gambaran personal mengenai dua karakter utama film ini. Didukung oleh chemistry dan penampilan yang semakin hangat sekaligus meyakinkan baik dari Jerikho maupun Dewanto, pengisahan tersebut mampu dieksekusi dengan baik oleh Sasongko. Melalui konflik yang dilalui oleh kedua karakter, Sasongko berhasil mengupas kepribadian Ben dan Jody dengan lebih mendalam serta memberikan tambatan emosional yang cukup kuat antara kedua karakter tersebut dengan penonton. Jika Filosofi Kopi the Moviesukses membuat penonton mengagumi ketangguhan dan kegigihan karakter Ben dan Jody dalam membangun usaha mereka maka Filosofi Kopi the Movie 2: Ben & Jody akan membuat penonton lebih memahami bagaimana bangunan karakteristik mereka yang sebenarnya – meski harus diakui karakter Ben tetap mendapatkan penggalian dan fokus yang lebih dalam jika dibandingkan penceritaan yang diberikan pada karakter Jody.
Dari penuturan cerita sendiri, Filosofi Kopi the Movie 2: Ben & Jodymemulai pengisahannya dengan cukup baik. Selepas memberikan kilasan cerita tentang perjalanan kedua karakter utamanya, jalan cerita film kemudian dilanjutkan dengan memperkenalkan deretan konflik dan karakter-karakter baru. Berjalan lancar meski, sayangnya, kemudian Filosofi Kopi the Movie 2: Ben & Jody terasa mendapatkan dramatisasi yang terlalu berlebihan semenjak pertengahan paruh kedua penceritaannya. Dramatisasi tersebut secara perlahan mulai menjebak alur pengisahan film yang semenjak awal bergerak secara organis kemudian menjadi terasa hadir dengan konflik yang terlalu dipaksakan pendalamannya. Bulir-bulir romansa antara karakter Ben, Jody, Tarra dan Brie juga tidak pernah mampu terasa hadir meyakinkan – khususnya setelah kehadiran sebuah pelintiran dalam penceritaan film. Filosofi Kopi the Movie 2: Ben & Jody kemudian tidak pernah berhasil bangkit kembali dari keterpurukan pengisahan hingga presentasi film ini terasa berakhir kurang mengesankan terlepas dari kehadiran beberapa momen emosional pada paruh ketiganya.
Meskipun kualitas naskah cerita Filosofi Kopi the Movie 2: Ben & Jodyterasa berada sedikit di bawah film pendahulunya namun Sasongko tetap berhasil menyajikan filmnya dalam kualitas presentasi teknikal yang berkelas. Tata sinematografi yang digarap Robie Taswin hadir dengan detil gambar yang begitu memukau. Begitu pula dengan tata musik dan iringan lagu yang dipilihkan untuk mengisi tiap adegan dan mampu memberikan sentuhan emosional yang kuat. Departemen akting film juga tampil tidak mengecewakan. Maya dan Alexandra mampu hadir mengimbangi penampilan dua aktor utama film ini. Maya, khususnya, bahkan mampu memberikan kedalaman yang cukup mengesankan bagi karakter yang ia tampilkan. Penampilan-penampilan pendukung lain seperti dari Melissa Karim, Tyo Pakusadewo hingga Otig Pakis dan Landung Simatupang juga semakin mempersolid kualitas departemen akting film meskipun kerap hadir dalam tempo yang cukup singkat.
Rating :