Tidak terasa kita sudah memasuki episode ketiga Flick Magazine Road to Oscars. Jika di episode pertama dan episode kedua kita sudah memprediksi pemenang Oscar untuk aspek teknis di Academy Awards ke-87 mendatang, maka di minggu ini kita pun masih di sisi teknikal, akan tetapi mulai bergerak ke kategori utama, yaitu Original Song, Original Score, Creenplay dan Adapted Screenplay.
Kembali berpartisipasi di episode ini adalah awak Flick Magazine, yaitu Titis Sapto Raharjo (Titis), Taufiqur Rizal (Tariz) dan Haris Fadli Pasaribu (Haris). Dan masih kembali diramaikan dokter sekaligus kritikus film dan salah satu blogger film kenamaan, Daniel Irawan, pemilik blog Dan At The Movies.
Dan berikut prediksi minggu ini:
Dengan adanya dua film Desplat di nominasi ini, apakah mungkin pihak Academy memberikan Oscar justru pada 3 orang lainnya? Mungkin saja. Jóhann Jóhannsson bisa saja merebut piala ini dari dua nominasi Desplat.
Selain penampilan bertenaga Eddie Redmayne, kekuatan terbesar dari The Theory of Everything adalah skoring musiknya yang menggugah emosi serta melebur indah dan efektif ke dalam setiap adegan di film.
Ada alasan mengapa Alexandre Desplat bisa sampai mendapat dua nominasi, karena dia mampu menghadirkan scoring dengan pendekatan yang berbeda untuk dua film yang berbeda gaya pula. Dan masing-masing dikerjakan dengan baik. Menilik selera juri Oscar, kemungkinan besar ia akan menyabetnya melalui The Imitation of Game.
Lost Stars unggul jauh dari nominasi lainnya untuk memenangkan kategori ini.
Tudingan rasisme terhadap penyelenggaraan Oscar kali ini lantaran nyaris tidak memberikan tempat bagi pekerja film berkulit hitam (dalam hal ini, Selma) membuka kesempatan besar untuk kemenangan 'Glory'. Inilah satu-satunya kategori yang memungkinkan AMPAS menebus kesalahan mereka karena telah menganaktirikan Selma.
Lost Star sebenarnya yang terbaik di kategori ini. Tapi mengingat kritikan tajam kepada Oscar tahun ini yang dianggap terlalu "putih", maka jelas pilihan akan jatuh kepada Glory dari Selma.
Pertarungan ketat antara Birdman, Boyhood dan The Grand Budapest Hotel. Akan ada perbedaan tipis yang akan menentukan pemenangnya. Prediksi saya jatuh kepada Birdman.
Salah satu kategori dengan persaingan terketat di Oscar ini. Selain Foxcatcher, semua peraih nominasi di kategori ini mempunyai peluang sama besar untuk merebut piala dengan Birdman paling memungkinkan menang melihat keberpihakan para juri di beragam penghargaan menjelang Oscar.
Naskah Birdman adalah salah satu naskah paling orisinil dan segar yang pernah ada di tahun lalu. Tidak hanya itu, ia sangat memikat dan mengikat serta penuh dengan ide cemerlang dan dibekali dialog juara.
Skrip Dan Gilroy dalam Nightcrawler sebenarnya paling inventif, namun keberadaan filmnya mungkin sedikit terlalu jauh dari pola contender yang selama ini ada. In many reasons, kategori ini jelas menjadi ajang pertarungan antara Birdman dan The Grand Budapest Hotel, dan sepertinya Birdman akan menang tipis dari saingannya.
Tidak mendapat jatah pada kategori best director, membuat Damien sangat berhak memenangkan Oscar pertamanya pada kategori ini.
Naskah racikan Moore mampu menelusuri sekelumit kehidupan Alan Turing lewat tiga periode terpenting di hidupnya dengan tuturan yang mengikat, mendebarkan, sekaligus mengoyak emosi. Selain itu, kategori Adapted Screenplay merupakan kesempatan terbesar bagi The Imitation Game untuk tidak pulang dalam keadaan tangan hampa sehingga jika AMPAS ingin mengganjar film ini dengan piala emas pria telanjang, maka di sinilah seharusnya.
Mengembangkan sebuah film pendek menjadi film panjang, tanpa harus terkesan mempanjang-panjangkan, dan malah terasa lebih bernas dan intens, maka naskah Damien Chazelle harus diganjar Oscar.
Gone Girl semestinya ada disini sebagai kandidat terkuat, sayangnya tidak. In that case, kategori ini menyisakan The Imitation Game dan Whiplash untuk bertarung mendapatkan Oscar. Meskipun skrip The Imitation Game agak kehilangan fokus dalam kaitan dua konflik utamanya, ia sebenarnya ada di koridor paling memungkinkan seperti yang ada selama ini,. Namun masuknya Whiplash di kategori Best Picture, which we know won’t win, sedikit banyak menunjukkan statement AMPAS terhadap proses panjang skripnya dari film pendek menjadi film panjang sebagai karya adaptasi. Dan memang hasilnya luarbiasa. Sangat layak untuk menang.
Demikian episode Flick Magazine Road to Oscars kali ini. Akan semakin semarak minggu depan, karena kita akan mulai membahas kategori-kategori utama. Apa saja? Ditunggu minggu depan.