Feature


Minggu, 01 Februari 2015 - 20:44:18 WIB
Flick Magazine Road to Oscars 2015 - Part 3
Diposting oleh : Haris Fadli Pasaribu (@oldeuboi) - Dibaca: 4183 kali

Tidak terasa kita sudah memasuki episode ketiga Flick Magazine Road to Oscars. Jika di episode pertama dan episode kedua kita sudah memprediksi pemenang Oscar untuk aspek teknis di Academy Awards ke-87 mendatang, maka di minggu ini kita pun masih di sisi teknikal, akan tetapi mulai bergerak ke kategori utama, yaitu Original Song, Original Score, Creenplay dan Adapted Screenplay.

Kembali berpartisipasi di episode ini adalah awak Flick Magazine, yaitu Titis Sapto Raharjo (Titis), Taufiqur Rizal (Tariz) dan Haris Fadli Pasaribu (Haris). Dan masih kembali diramaikan dokter sekaligus kritikus film dan salah satu blogger film kenamaan, Daniel Irawan, pemilik blog Dan At The Movies.

Dan berikut prediksi minggu ini:



Best Original Score

  • The Grand Budapest Hotel – Alexandre Desplat
  • The Imitation Game – Alexandre Desplat
  • Interstellar – Hans Zimmer
  • Mr. Turner – Gary Yershon
  • The Theory of Everything – Jóhann Jóhannsson

Titis:

  • The Theory of Everything – Jóhann Jóhannsson

Dengan adanya dua film Desplat di nominasi ini, apakah mungkin pihak Academy memberikan Oscar justru pada 3 orang lainnya? Mungkin saja.  Jóhann Jóhannsson bisa saja merebut piala ini dari dua nominasi Desplat.

Tariz:

  • The Theory of Everything – Jóhann Jóhannsson

Selain penampilan bertenaga Eddie Redmayne, kekuatan terbesar dari The Theory of Everything adalah skoring musiknya yang menggugah emosi serta melebur indah dan efektif ke dalam setiap adegan di film. 

Haris:

  • The Imitation Game – Alexandre Desplat

Ada alasan mengapa Alexandre Desplat bisa sampai mendapat dua nominasi, karena dia mampu menghadirkan scoring dengan pendekatan yang berbeda untuk dua film yang berbeda gaya pula. Dan masing-masing dikerjakan dengan baik. Menilik selera juri Oscar, kemungkinan besar ia akan menyabetnya melalui The Imitation of Game.

Daniel Irawan:

  • The Imitation Game – Alexandre Desplat
Tak terbantahkan kalau di luar scoring jazz drum Antonio Sanchez di Birdman yang didiskualifikasi, komposisi scoring terkuat tahun ini ada di The Imitation Game. Scoring yang memang tak inventif seperti Birdman maupun apa yang dilakukan Desplat di The Grand Budapest Hotel, tapi sangat mengangkat materi dan emosi filmnya. Awalnya ada prediksi-prediksi dari kemenangan Jóhann Jóhannsson di Golden Globe yang mengatakan bahwa mungkin para juri akan terdistraksi dengan keluhan mereka ke scoring Desplat di The Unbroken yang dianggap terlalu hiperbolik seperti keseluruhan filmnya, tapi dengan masuknya Desplat di dua nominasi, AMPAS sepertinya menepis hal itu. 

Best Original Song

  • "Everything Is Awesome" from The Lego Movie – Music and Lyric by Shawn Patterson
  • "Glory" from Selma – Music and Lyric by John Legend and Common
  • "Grateful" from Beyond the Lights – Music and Lyric by Diane Warren
  • "I'm Not Gonna Miss You" from Glen Campbell: I'll Be Me – Music and Lyric by Glen Campbell and Julian Raymond
  • "Lost Stars" from Begin Again – Music and Lyric by Gregg Alexander and Danielle Brisebois

Titis:

  • "Lost Stars" from Begin Again

Lost Stars unggul jauh dari nominasi lainnya untuk memenangkan kategori ini.

Tariz:

  • "Glory" from Selma

Tudingan rasisme terhadap penyelenggaraan Oscar kali ini lantaran nyaris tidak memberikan tempat bagi pekerja film berkulit hitam (dalam hal ini, Selma) membuka kesempatan besar untuk kemenangan 'Glory'. Inilah satu-satunya kategori yang memungkinkan AMPAS menebus kesalahan mereka karena telah menganaktirikan Selma.

Haris:

  • "Glory" from Selma

Lost Star sebenarnya yang terbaik di kategori ini. Tapi mengingat kritikan tajam kepada Oscar tahun ini yang dianggap terlalu "putih", maka jelas pilihan akan jatuh kepada Glory dari Selma.

Daniel Irawan:

  • "Glory" from Selma
Oscar sedikit suka bermain-main dengan hasil Best Original Song. Walaupun dalam konteks lagu sebagai salah satu jiwa terkuat film ada pada Lost Stars, tapi hasil beberapa tahun terakhir sepertinya tak meletakkan dasar pilihannya pada hal itu. Everything Is Awesome dan Glory adalah kontender terkuat untuk memenangkan kategori ini, sama-sama sangat memenuhi syarat dan punya potensi dalam pola pemilihannya selama ini, tapi Selma yang mendapatkan momentum terkuatnya bersama alunan suara John Legend dan Common memang lebih layak.

Best Original Screenplay

  • Birdman or (The Unexpected Virtue of Ignorance) – Alejandro González Iñárritu, Nicolás Giacobone, Alexander Dinelaris, Jr. and Armando Bo
  • Boyhood – Richard Linklater
  • Foxcatcher – E. Max Frye and Dan Futterman
  • The Grand Budapest Hotel – Wes Anderson and Hugo Guinness
  • Nightcrawler – Dan Gilroy

Titis:

  • Birdman – Alejandro González Iñárritu, Nicolás Giacobone, Alexander Dinelaris, Jr. and Armando Bo

Pertarungan ketat antara Birdman, Boyhood dan The Grand Budapest Hotel. Akan ada perbedaan tipis yang akan menentukan pemenangnya. Prediksi saya jatuh kepada Birdman.

Tariz:

  • Birdman – Alejandro González Iñárritu, Nicolás Giacobone, Alexander Dinelaris, Jr. and Armando Bo

 
Salah satu kategori dengan persaingan terketat di Oscar ini. Selain Foxcatcher, semua peraih nominasi di kategori ini mempunyai peluang sama besar untuk merebut piala dengan Birdman paling memungkinkan menang melihat keberpihakan para juri di beragam penghargaan menjelang Oscar. 

Haris:

  • Birdman – Alejandro González Iñárritu, Nicolás Giacobone, Alexander Dinelaris, Jr. and Armando Bo

Naskah Birdman adalah salah satu naskah paling orisinil dan segar yang pernah ada di tahun lalu. Tidak hanya itu, ia sangat memikat dan mengikat serta penuh dengan ide cemerlang dan dibekali dialog juara.

Daniel Irawan:

  • Birdman – Alejandro González Iñárritu, Nicolás Giacobone, Alexander Dinelaris, Jr. and Armando Bo

Skrip Dan Gilroy dalam Nightcrawler sebenarnya paling inventif, namun keberadaan filmnya mungkin sedikit terlalu jauh dari pola contender yang selama ini ada. In many reasons, kategori ini jelas menjadi ajang pertarungan antara Birdman dan The Grand Budapest Hotel, dan sepertinya Birdman akan menang tipis dari saingannya.


Best Adapted Screenplay

  • American Sniper – Jason Hall from American Sniper by Chris Kyle, Scott McEwen and Jim DeFelice
  • The Imitation Game – Graham Moore from Alan Turing: The Enigma by Andrew Hodges
  • Inherent Vice – Paul Thomas Anderson from Inherent Vice by Thomas Pynchon
  • The Theory of Everything – Anthony McCarten from Travelling to Infinity: My Life with Stephen by Jane Wilde Hawking
  • Whiplash – Damien Chazelle from his short film of the same name

Titis:

  • Whiplash – Damien Chazelle from his short film of the same name

Tidak mendapat jatah pada kategori best director, membuat Damien sangat berhak memenangkan Oscar pertamanya pada kategori ini.

Tariz:

  • The Imitation Game – Graham Moore from Alan Turing: The Enigma by Andrew Hodges

Naskah racikan Moore mampu menelusuri sekelumit kehidupan Alan Turing lewat tiga periode terpenting di hidupnya dengan tuturan yang mengikat, mendebarkan, sekaligus mengoyak emosi. Selain itu, kategori Adapted Screenplay merupakan kesempatan terbesar bagi The Imitation Game untuk tidak pulang dalam keadaan tangan hampa sehingga jika AMPAS ingin mengganjar film ini dengan piala emas pria telanjang, maka di sinilah seharusnya. 

Haris:

  • Whiplash – Damien Chazelle from his short film of the same name

Mengembangkan sebuah film pendek menjadi film panjang, tanpa harus terkesan mempanjang-panjangkan, dan malah terasa lebih bernas dan intens, maka naskah Damien Chazelle harus diganjar Oscar.

Daniel Irawan:

  • Whiplash – Damien Chazelle from his short film of the same name

Gone Girl semestinya ada disini sebagai kandidat terkuat, sayangnya tidak. In that case, kategori ini menyisakan The Imitation Game dan Whiplash untuk bertarung mendapatkan Oscar. Meskipun skrip The Imitation Game agak kehilangan fokus dalam kaitan dua konflik utamanya, ia sebenarnya ada di koridor paling memungkinkan seperti yang ada selama ini,. Namun masuknya Whiplash di kategori Best Picture, which we know won’t win, sedikit banyak menunjukkan statement AMPAS terhadap proses panjang skripnya dari film pendek menjadi film panjang sebagai karya adaptasi. Dan memang hasilnya luarbiasa. Sangat layak untuk menang.


Demikian episode Flick Magazine Road to Oscars kali ini. Akan semakin semarak minggu depan, karena kita akan mulai membahas kategori-kategori utama. Apa saja? Ditunggu minggu depan.


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.