Feature


Rabu, 19 Oktober 2022 - 19:32:34 WIB
Before, Now & Then (NANA) Yang Angkat Tradisi Sunda Pulang Untuk Diputar Secara Khusus Di Bandung
Diposting oleh : Haris Fadli Pasaribu (@oldeuboi) - Dibaca: 975 kali

Film terbaru Kamila Andini, Before, Now & Then (NANA) yang mengangkat tradisi Sunda dan berkisah tentang perempuan Sunda melakukan penayangan khusus di Bandung pada 18 Oktober.

Film yang baru baru ini memenangkan Global Feature Award dari Jakarta Film Week 2022 diadaptasi dari salah satu bab di novel JAIS DARGA NAMAKU karya Ahda Imran.

Film ini dibintangi oleh Happy Salma yang memainkan karakter utama, Nana. Selain itu turut bermain di film ini adalah Laura Basuki, Ibnu Jamil, Arswendy Bening Swara, Rieke Diah Pitaloka, Arawinda Kirana dan aktris cilik pendatang baru, Chempa Putri.

Before, Now & Then (NANA) bercerita tentang seorang perempuan Indonesia yang hidup di daerah Jawa Barat di era 1960-an yang diangkat dari sebuah kisah nyata kehidupan Raden Nana Sunani.

Kisah seorang perempuan yang melarikan diri dari gerombolan yang ingin menjadikannya istri dan membuatnya kehilangan ayah dan anak. Ia lalu menjalani hidupnya yang baru bersama seorang menak Sunda hingga bersahabat dengan salah satu perempuan simpanan suaminya. Sesuai latar tempatnya, film ini akan menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa utama yang dipakai di film.

Ridwan Kamil membagi kesannya, "Banyak memori-memori tentang Sunda yang dikembalikan kembali dalam film ini. Hal-hal yang sudah banyak hilang saat ini. Saya tentunya akan selalu mendukung film-film yang mengeksplorasi tempat-tempat indah di Jawa Barat, bahasa, dan kekayaan budaya."

Film Before, Now & Then (NANA) meraih penghargaan Silver Bear for Supporting Actress di Berlin International Film Festival 2022 untuk Laura Basuki.

Selain itu telah berkeliling dunia untuk diputar di berbagai festival internasional bergengsi yaitu Berlin International Film Festival, Edinburgh International Film Festival, Vancouver International Film Festival, Chicago International Film Festival, Sydney Film Festival, Melbourne International Film Festival, Busan International Film Festival, Taipei Film Festival, Hong Kong International Film Festival, Bucharest International Film Festival dan beberapa lainnya.

Film berlatar waktu di akhir 1960-an ini membawa Kamila Andini ke eksplorasi baru dalam perjalanan kariernya sebagai sutradara, ia menggarap film periodik yang juga diinspirasikan dari kisah nyata.

Kamila Andini berbagi ceritanya, “Film periodik Indonesia selalu terkait dengan sesuatu yang besar atau tentang seorang tokoh penting, sedangkan ketika saya mengerjakan ini saya ingin menceritakan seorang tokoh perempuan pada umumnya, seperti nenek kita, kakak kita atau ibu kita, yang bisa disayangi dengan semua kekurangan dan kelebihannya. Kebetulan saja ia hidup di masa itu. Tapi kita juga bisa berefleksi dengan masa itu dan masih bisa terhubung dengan masa kini. Saya ingin membuat jembatan dari masa lalu ke masa sekarang.”

Bagi Kamila Andini lebih lanjut ia mengatakan, "Perempuan adalah korban jaman yang paling nyata. Tapi di setiap zaman, selalu ada sosok perempuan yang tidak pernah sekalipun menjadikan dirinya korban, meskipun tetap tidak lepas dari pengorbanan. Nana adalah kisah perempuan yang menjadi korban sebuah era; perang, politik, pemberontakan dan kehidupan sosial patriarki yang ingin mencari arti kebebasannya sendiri."

Untuk memperkuat suasana ada banyak unsur seni. Salah satunya penggunaan lagu berbahasa Sunda yang diproduksi sekitar tahun 1960an yang berjudul Djaleleudja, lagu ini diproduksi oleh Jamin Widjaja dan Indrawati Widjaja dari Bali Records (Musica Studio’s). Video musik sudah dirilis resmi di YouTube mulai 18 Agustus.

Film Before, Now & Then (NANA) juga dapat dinikmati di Prime Video.


Share |


Berita Terkait :
Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.