Review

Info
Studio : Beijing Polybona Film Distribution Co. Ltd.
Genre : Drama, Comedy, Romance
Director : Chen Daming
Producer : Chris Liu
Starring : Andy Lau, Gong Li, Yuan Li, Julien Chen, Russell Wong

Sabtu, 11 Juni 2011 - 16:54:57 WIB
Flick Review : What Women Want
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 3408 kali


Untuk mereka yang merasa cukup penasaran mengenai apa yang akan terjadi bila What Women Want – sebuah film drama komedi yang dibintangi oleh Mel Gibson dan Helen Hunt serta sempat meraih sukses luar biasa ketika dirilis oleh Hollywood pada tahun 2000 – diadaptasi oleh para sineas China/Hong Kong, wellreview ini hadir untuk menyatakan bahwa sama sekali tidak terdapat begitu banyak perbedaan di antara keduanya. Pengalaman yang akan Anda dapat ketika menyaksikan What Women Want versi Asia adalah sama dengan pengalaman Anda ketika menyaksikan versi orisinal What Women Want yang disutradarai oleh Nancy Meyers tersebut. Tentu saja dengan bahasa Mandarin. Dan dengan masih mempertahankan durasi cerita yang berjalan panjang. Oh, dan juga tanpa kehadiran komedi yang akan mampu menggelitik kepekaan humor Anda.

Jangan salah. What Women Want yang menempatkan Andy Lau dan Gong Li bermain bersama dalam sebuah film untuk pertama kalinya ini sama sekali bukanlah sebuah karya yang buruk. Hanya saja, seperti yang telah diungkapkan di awal, What Women Want versi Asia terlalu mengikuti formula yang telah ditetapkan oleh film orisinalnya. Benar bahwa sutradara sekaligus penulis naskah, Chen Daming, melakukan beberapa perubahan dalam struktur cerita. Namun hal tersebut ternyata sama sekali tidak mampu bekerja dengan cukup baik. Sebaliknya, pada beberapa bagian, perombakan yang dilakukan Chen justru mengurangi daya tarik yang dimiliki oleh jalan cerita What Women Want versi orisinal.

Andy Lau berperan sebagai Sun Zigang, seorang direktur kreatif di sebuah agensi periklanan yang memiliki sifat begitu mencintai dirinya sendiri. Ia mengira dirinya akan dipromosikan oleh perusahaannya ke posisi direktur eksekutif kreatif ketika CEO Dong (Li Chengru) justru mengenalkannya pada Li Yilong (Gong Li), seorang wanita yang akhirnya ditunjuk untuk menduduki posisi yang diidam-idamkan oleh Zigang. Penunjukan Yilong sendiri dilakukan karena perusahaan menilai bahwa agensi periklanan mereka perlu lebih banyak sentuhan wanita untuk dapat menarik lebih banyak konsumen dari kalangan tersebut. Zigang, dengan egonya yang tinggi, tentu saja merasa tersisihkan karena hal tersebut dan berjanji akan merebut posisi yang telah diduduki oleh Yilong tersebut.

Pada satu malam, ketika sedang mencoba untuk ‘bersentuhan’ dengan sisi feminimnya, atas tugas yang diberikan oleh Yilong, Zigang secara tidak sengaja mengalaami kecelakaan yang menyebabkannya jatuh pingsan. Tidak disangka, ketika ia siuman, Zigang malah diberikan sebuah ‘kutukan’ yang menyebabkannya dapat mendengarkan setiap pemikiran yang diungkapkan oleh para wanita yang sedang berada di sekitarnya. Awalnya merasa bahwa kemampuan tersebut adalah sebuah beban hidup, Zigang kemudian menyadari bahwa dengan kemampuan itu ia akan dapat menguasai setiap wanita yang ia inginkan. Zigang akhirnya menggunakan kekuatan tersebut dan secara perlahan mulai meraih karir yang cemerlang serta hubungan yang lebih dekat dengan Yilong.

Versi orisinal dari What Women Want begitu berhasil menarik minat penonton dunia akibat naskah cerita yang ditulis oleh Josh Goldsmith dan Cathy Yuspa mampu menawarkan deretan dialog cepat, kocak dan cerdas yang terjadi antara dua karakter utamanya. Faktor inilah yang membuat What Women Want versi Asia terasa begitu datar ketika Chen Daming gagal untuk menyusun rentetan dialog yang berkualitas sama untuk karakter-karakter yang ada di filmnya. Penambahan plot cerita tambahan mengenai keberadaan karakter ayah Sun Zigang juga terlihat lemah ketika karakter sang ayah sendiri ditampilkan sangat terbatas dan tidak mampu ditampilkan cukup menarik. Beberapa karakter yang di film aslinya mendapat porsi cerita yang cukup besar juga diminimalisir pada versi Asia yang (lagi-lagi) mengurangi banyak daya tarik dari jalan cerita secara keseluruhan.

Hal yang paling dapat dirasakan berubah dari naskah cerita What Women Want versi Asia ini adalah pengurangan porsi kisah hubungan antara karakter Sun Zigang dan Li Yilong. Jika pada film orisinalnya hubungan ini terbentuk secara perlahan untuk kemudian tampil dengan padat dan meyakinkan, maka pada What Women Want versi Asia kisah tersebut terasa dihadirkan secara acak sehingga mengurangi proporsi ikatan emosional yang dapat terbentuk antara penonton dengan jalan cerita yang dihadirkan. Beberapa bagian cerita yang tidak memiliki esensi yang cukup penting juga ditampilkan dengan durasi yang terlalu panjang yang membuat What Women Want kadang terasa menjemukan.

Mel Gibson – tidak peduli dengan buruknya pemberitaan yang akhir-akhir ini berredar mengenai kehidupan pribadinya – adalah seorang aktor yang fantastis. Perannya yang komikal dan penuh pesona mampu membuat karakter Nick Marshall di versi orisinal dari What Women Want menjadi begitu menarik. Andy Lau tampil tidak mengecewakan dalam menggantikan posisi Gibson. Namun kharisma Gibson yang terlalu besar sepertinya terlalu sulit untuk diisi oleh Lau. Penggambaran karakternya yang terlihat terlalu dangkal oleh Chen Daming juga membuat Lau menjadi kurang mampu menampilkan daya tariknya di sepanjang cerita film ini. Sama halnya dengan Gong Li yang tampil cukup memuaskan dalam film komedi romantis perdananya ini. Li, dengan kecantikannya yang sangat mempesona, bahkan seringkali menjadi penyelamat film ini. Penampilannya yang enerjik mampu membuat chemistry yang tercipta antara dirinya dan Lau menjadi lebih erat walaupun belum dapat dikatakan sebagai sempurna.

Chen Daming sangat beruntung memiliki Andy Lau dan Gong Li sebagai dua pemeran karakter utama di film ini. Lau dan Li adalah dua nama yang mampu membuat versi remake dari What Women Want ini tampil cukup menghibur. Dari sisi naskah cerita, Chen Daming gagal untuk tetap mempertahankan daya tarik yang dimiliki oleh naskah cerita asli film ini. Naskah cerita Chen terasa terlalu berlebihan di beberapa bagian dan kekurangan fokus pada beberapa bagian lain. Lebih terlihat sebagai sebuah film komedi daripada sebuah film romantis, What Women Want sepertinya akan tetap mampu untuk tampil menghibur, walau tidak akan memiliki efek dan daya tarik yang sama seperti yang dihsilkan film aslinya.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.