Terlepas dari kualitas film yang berhasil ia tunjukkan dalam kurun waktu satu dekade terakhir, seperti Tigerland (2000), Phone Booth (2003) dan Veronica Guerin (2003), karir Joel Schumacher lebih sering dipandang secara sebelah mata setelah beberapa film terakhir yang ia rilis lebih banyak mendapatkan kritikan tajam dari para kritikus film dunia sekaligus gagal menarik perhatian penonton film layar lebar. Creek, atau yang juga dirilis dengan judul Blood Creek atau Town Creek di beberapa negara, adalah salah satu karya Schumacher yang hanya mendapatkan jadwal rilis layar lebar terbatas sebelum akhirnya dirilis dalam bentuk DVD. Pun begitu, para pecinta horor sepertinya tidak akan kecewa dengan apa yang ditawarkan Creek. Memberikan sebuah narasi cerita yang baru mengenai tema Nazi, Creek memiliki beberapa momen horor yang mencekam terlepas dari kurangnya konsistensi cerita yang ditunjukkan ketika durasi film ini terus bergerak.
Keunggulan utama film ini berada pada jajaran departemen aktingnya yang diisi dengan jajaran aktor dan aktris yang mampu membawakan perannya dengan baik. Dominic Purcell dan Henry Cavill berperan sebagai dua saudara, Victor dan Evan Marshall, yang telah terpisah satu sama lain selama dua tahun. Victor (Purcell) telah menghilang secara misterius setelah kembalinya dirinya dari tugasnya sebagai tentara dalam Perang Irak. Menghilangnya Victor menyebabkan renggangnya hubungan Evan (Cavill) dan ayahnya (Gerard McSorley), yang terus menerus menyalahkan Evan atas menghilangnya Victor.
Dan ketika Victor akhirnya kembali, Victor – dengan amarah yang menggebu — langsung menemui Evan dan mengajaknya ke sebuah peternakan. Tidak disangka, Victor ternyata menyeret Evan ke dalam aksi balas dendamnya terhadap sebuah keluarga yang telah menahan dirinya selama dua tahun sekaligus memberikan darahnya kepada Richard Wirth (Michael Fassbender), seorang prajurit Nazi yang sedang bertugas untuk mencari sebuah batu keramat, sebagai santapan Wirth. Walau awalnya terus menyalahkan keluarga Wollner atas penahanan dirinya, Victor kemudian menyadari bahwa keluarga itu sendiri sedang berada dalam ancaman Wirth yang memaksa mereka untuk terus menerus mengorbankan beberapa orang kepada dirinya. Yang lebih parah, kedatangan Victor dan Evan telah membangkitkan amarah Wirth yang kini siap untuk menghabisi siapapun yang berniat untuk mengganggunya.
Beberapa pemberitaan yang beredar menyebutkan bahwa Joel Schumacher memecat penulis naskah film ini, Dave Kajganich, ketika proses pengambilan gambar film ini berlangsung. Kabar lain juga menyebutkan bahwa Lionsgate secara sepihak telah melakukan proses pengeditan terhadap jalan cerita film yang awalnya berdurasi 111 menit menjadi hanya sejumlah 89 menit. Entah benar atau salah, yang jelas hasil akhir Creek menunjukkan adanya inkonsistensi yang terdapat di dalam jalan cerita. Ketika Creek mampu berjalan dengan baik pada 40 menit awal film ini, jalan cerita tersebut perlahan berubah menjadi membosankan dan tanpa arah yang menentu di sepanjang sisa durasi film ini berjalan.
Creek dapat dikatakan gagal dalam memberikan penjelasan yang tepat mengenai alasan keluarga Wollner yang secara terus menerus memberikan santapan pada Wirth, dimana kenyataannya mereka dapat saja melarikan diri ketika Wirth sedang berada dalam tahanannya. Keluarga Wollner juga seringkali ditampilkan dengan latar belakang yang kurang jelas, yang menyebabkan usaha Schumacher yang ingin membuat penonton merasa simpatik pada mereka, justru berakhir dengan rasa ketidakjelasan yang muncul pada penonton film ini. Terlepas dari beberapa inkonsistensi yang juga muncul di beberapa sisi cerita lainnya, Creek mampu menampilkan tampilan horor yang cukup mencekam, dengan sinematografi gelap arahan Darko Suvak semakin memberikan efek kemuraman jalan cerita.
Dan benar… Purcell, Cavill dan Fassbender menjadi pusat perhatian utama film ini ketika mereka berhasil menghidupkan peran mereka dengan baik. Purcell dan Cavill tampil cukup baik sebagai dua saudara yang saling melindungi satu sama lain, ketika Fassbender – yang tampil kebanyakan dengan tata rias yang menutupi wajahnya – mampu menunjukkan kemampuan aktingnya sebagai tokoh monster yang menyeramkan. Emma Booth, yang berperan sebagai anak gadis keluarga Wollner, Annaliese, juga beberapa kali mampu tampil mencuri perhatian, walaupun tidak berhasil tampil lebih dari itu karena kurangnya pengembangan yang diberikan pada karakter yang ia mainkan.
Walau di Amerika Serikat film ini mendapatkan perhatian dan promosi yang sangat minimalis, Creek sebenarnya bukanlah sebuah produk yang dapat dikatakan gagal. Harus diakui memang jalan cerita dengan tempo lamban yang semakin tidak konsisten di ujung filmakan membuat beberapa penontonnya merasa bosan. Namun selain hal tersebut, Creek masih mampu menunjukkan secercah bakat yang dimiliki Schumacher yang saat ini lebih sering dipandang sebelah mata oleh banyak kritikus dan penonton film dunia. Sama sekali tidak istimewa namun cukup layak dijadikan alternatif tontonan hiburan.
Rating :