Well… memang cukup menyedihkan ketika memasuki bulan keempat pada tahun 2011 dan seluruh layar bioskop Indonesia masih diisi dengan film-film yang telah berusia lima tahun atau lebih. Krisis yang dialami industri perfilman nasional memang masih belum menunjukkan tanda akan berakhir, namun jika para importir film asing nasional kemudian mengalihkan pilihan mereka untuk memasukkan film-film independen cerdas asal Amerika Serikat ke layar bioskop Indonesia dalam mengisi masa jeda kekosongan film rilisan terbaru buatan Hollywood, seharusnya para penikmat film sejati tidak akan merasa terlalu berkecil hati karenanya.
Breach adalah salah satu film thriller politik Hollywood produksi tahun 2007 yang baru menemukan jalannya untuk ditayangkan di layar bioskop Indonesia pada tahun ini. Dengan tema yang cukup berat dan ritme penceritaan yang berjalan menengah – jika tidak ingin disebut sebagai lamban – harus diakui Breach bukanlah sebuah film yang akan dapat dinikmati siapa saja. Ketika pertama kali dirilis di negara asalnya, Breach berhasil memperoleh banyak pujian dari para kritikus film dunia, khususnya untuk akting para jajaran pemerannya yang brilian, jalan cerita yang begitu mengikat serta pengarahan dari Billy Ray yang cukup cerdas. Namun “cerdas” bukan satu-satunya alasan yang membuat Breach sangat layak untuk dinikmati.
Billy Ray, bersama Adam Mazer dan William Rotko, menuliskan jalan cerita Breach berdasarkan kisah nyata mengenai pengkhianatan keamanan negara yang dilakukan oleh agen Federal Bureau of Investigation, Robert Hanssen, yang berlangsung selama hampir satu dekade dan sering disebut sebagai bencana dunia intelijen terburuk sepanjang sejarah di Amerika Serikat. Breach membuka filmnya dengan menampilkan adegan proses peradilan yang dialami oleh Hanssen (Chris Cooper) untuk selanjutnya mengisahkan bagaimana Hanssen dapat berada dalam posisi terdakwa dalam pengadilan tersebut.
Pihak FBI sendiri sebenarnya telah lama mencurigai Hanssen sebagai pihak dalam intelijen yang menjual informasi negara pada pihak militer Rusia, namun mereka belum menemukan cukup bukti untuk menangkap Hanssen. Karenanya, FBI kemudian merekrut salah satu pegawainya, Eric O’Neill (Ryan Phillippe), untuk memata-matai setiap aktivitas harian Hanssen dengan menyamar menjadi asistennya. Awalnya, O’Neill sama sekali tidak menduga bahwa Hanssen – yang taat beribadah, selalu bersikap patriotic dan seorang yang sangat mencintai keluarganya – adalah seorang pria yang mampu mengkhianati negaranya – serta memiliki kecenderungan seksual yang cukup aneh. Namun, secara perlahan, dengan arahan agen FBI lainnya, Kate Burroughs (Laura Linney), O’Neill mulai menemukan kepingan-kepingan jawaban mengapa FBI begitu berhasrat untuk menjatuhkan Hanssen.
Billy Ray mungkin tidak memiliki material naskah yang dapat memberinya kesempatan untuk menampilkan adegan perburuan seorang agen yang berkhianat kepada negara melalui deretan adegan action yang penuh dengan ledakan. Sebaliknya, Breach berisi banyak dialog panjang yang kemudian dimanfaatkan Ray untuk memaparkan kepribadian setiap karakter yang ada di dalam jalan cerita film tersebut. Poin inilah yang membuat Breach tampil begitu berbeda namun berhasil mengikat perhatian para penontonnya. Secara perlahan, Ray mengenalkan penontonnya kepada dua karakter utamanya, membuat dua karakter tersebut sama menariknya terlepas dari karakter mereka yang sama sekali berbeda sekaligus memberikan penjelasan mengapa Robert Hanssen yang patriotik dapat mengkhianati negaranya serta mengapa O’Neill mau membahayakan nyawanya dan terlibat dalam proyek rahasia FBI tersebut. Ray membangun permainan cat and mouse yang terjadi antara keduanya tidak dengan dentuman ledakan dan senjata api, namun dengan adu kecerdasan antara keduanya melalui peran yang dimainkan kedua karakter tersebut ketika mereka sedang berhadapan satu sama lain.
Jelas, sebuah naskah yang memanfaatkan proses pembelajaran karakter dalam penceritaan kisahny tidak akan berhasil tampil dengan sempurna jika tanpa kehadiran jajaran pemeran yang mampu menghidupkan karakter-karakter tersebut dengan baik. Dan Billy Ray sangatlah beruntung mendapatkan Chris Cooper dan Ryan Phillippe untuk berperan sebagai dua karakter utama di film ini. Walaupun tampil dengan peran yang relatif pendiam, Cooper mampu menampilkan karakter Robert Hanssen menjadi sebuah karakter yang begitu berpengaruh walaupun sedang berada dalam diamnya. Pembawaan dan tatapan mata Cooper yang dingin membuat Hanssen menjadi seorang karakter yang begitu misterius namun tetap dapat menjaga hubungan emosional yang hangat dengan penontonnya.
Ryan Phillippe sendiri mungkin mendapatkan peran yang tipikal sebagai seorang pria yang berada dalam penyamarannya. Namun tetap saja, Phillippe mampu menangani peran sebagai Eric O’Neill dengan begitu baik dan tampil mengimbangi permainan watak yang diberikan oleh Cooper. Selain Cooper dan Phillippe, Breach juga mendapatkan dukungan yang cukup memuaskan dari para pemeran pendukungnya. Laura Linney, yang berperan sebagai seorang agen yang berada di balik perekrutan Eric O’Neill, serta Caroline Dhavernas, yang berperan sebagai istri O’Neill, adalah dua pemeran yang tampil cukup menonjol bersama dua aktor pemeran utama film ini.
Breach mungkin tidak memiliki banyak elemen yang akan mampu membuat film ini menarik perhatian begitu banyak penonton: film ini menawarkan thriller yang terbentuk lewat deretan dialog para karakternya yang berlangsung selama 110 menit. Namun, tidak akan ada yang dapat menyangkal bahwa Billy Ray telah mengemas Breach menjadi sebuah santapan yang begitu lezat. Ray menyusun setiap intrik yang terbentuk di film ini dengan begitu hati-hati untuk kemudian menjadikannya sebuah permainan adu kecerdasan yang sangat memikat antara dua karakter utamanya. Di akhir film, penonton akan mendapati diri mereka merasakan simpati yang mendalam pada karakter Hanssen – yang di sepanjang film menempatkan dirinya sebagai seorang karakter penyendiri yang tidak pernah dihargai oleh negaranya, walau kemungkinan besar tetap tidak akan melepaskan gelar sebagai seorang penjahat dari dirinya. Tersusun rapi dengan naskah yang cerdas, permainan akting yang meyakinkan serta pengarahan Billy Ray yang kemudian merangkum semua elemen tersebut menjadi sebuah film yang sangat memikat.
Rating :