Review

Info
Studio : Sony Pictures Classics
Genre : Drama, Comedy
Director : Woody Allen
Producer : Letty Aronson, Stephen Tenenbaum, Jaume Roures
Starring : Anthony Hopkins, Gemma Jones, Naomi Watts, Josh Brolin, Lucy Punch

Rabu, 16 Maret 2011 - 12:02:08 WIB
Flick Review : You Will Meet a Tall Dark Stranger
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 2594 kali


Berita bagus! Dalam usia yang telah menginjak 75 tahun, belum ada satu pun tanda yang menunjukkan bahwa Woody Allen akan berhenti untuk menghasilkan film-film drama komedi dengan tema sederhana namun seringkali berisi banyak sindiran kepada kehidupan sosial masyarakat modern. Hingga saat ini, Allen masih begitu aktif untuk duduk di kursi penyutradaraan sehingga pada dekade lalu, Allen selalu merilis satu film pada setiap tahunnya. Walau begitu, berita buruknya, untuk setiap Match Point (2008) dan Vicky Cristina Barcelona (2008) yang ia hasilkan, ada lebih banyak Anything Else (2003), Scoop (2006) maupun Whatever Works (2009) yang menyertai dalam deretan filmografinya. Dan karya terakhirnya, You Will Meet a Tall Dark Stranger, yang walaupun dibintangi sederetan aktor dan aktris papan atas Hollywood, tak lebih merupakan sebuah tambahan lain dalam daftar film-film berkualitas menjemukan yang disutradarai oleh Allen.

Merupakan film keempat Allen yang menggunakan London sebagai lokasi cerita setelah Match Point (2005), Scoop (2006) dan Cassandra’s Dream (2007), You Will Meet a Tall Dark Stranger akan mengisahkan deretan kisah cinta yang cukup kompleks dari karakter-karakternya. Bermula dari perceraiannya dengan Alfie (Anthony Hopkins), pria yang telah dinikahinya sekian lama, Helena (Gemma Jones) kemudian mulai menjumpai seorang ahli ramal, Cristal (Pauline Collins), yang mulai dijadikannya sebagai pemberi panduan di dalam kehidupan sehari-harinya. Sutu hal yang, tentu saja, dianggap sangat tidak masuk akal oleh banyak orang yang berada di kehidupan Helena, termasuk putrinya, Sally (Naomi Watts).

Alfie sendiri saat ini telah menikah lagi dengan Charmaine (Lucy Punch), seorang wanita dengan usia yang jauh lebih muda dari Alfie dan dalam kesehariannya lebih sering bersenang-senang dengan menggunakan uang Alfie. Tentu saja, tak berapa lama kemudian, kondisi keuangan Alfie menemui titik hitam. Tak lebih cerah dari kehidupan percintaan kedua orangtuanya, Sally kini sedang menghadapi badai pernikahan yang ia bina dengan Roy (Josh Brolin), seorang penulis yang pernah merilis sebuah buku sukses dan kini sedang menunggu kepastian perilisan buku berikutnya. Dalam kebimbangan kehidupan cinta mereka, Roy jatuh cinta dengan tetangganya, Dia (Freida Pinto), sementara Sally berhasrat untuk berselingkuh dengan bosnya, Greg (Antonio Banderas).

Seperti halnya yang terjadi di setiap film Allen, setiap karakter yang ada di You Will Meet a Tall Dark Stranger akan berupaya untuk menggapai kebahagiaan dalam kehidupan pribadi dan cinta mereka. Dan seperti halnya yang juga terjadi dalam setiap film Allen, kebanyakan dari karakter ini akan menemui kegagalan dan berakhir dengan kekecewaan dan ketidakpuasan dalam hidup. Untuk You Will Meet a Tall Dark Stranger, hanya ada satu karakter yang diceritakan memiliki kisah bahagia di akhir film, yakni Helena. Semenjak awal, karakter Helena memang digambarkan sering menjadi bulan-bulanan karakter lain atas kepercayaan yang ia pegang teguh atas setiap ramalan yang diberikan Cristal. Namun, berkat kepercayaan itu pula Helena mampu mengatasi setiap rasa sakit hati yang selama ini ia rasakan.

Allen memang membuat You Will Meet a Tall Dark Stranger sebagai sebuah film yang mengangkat mengenai sekelompok orang yang memegang teguh kepercayaan (termasuk agama) dan menggunakan kepercayaan tersebut secara penuh dalam keseharian mereka. Menurut Allen, orang-orang ini seringkali terlihat lebih mampu dalam mengatasi setiap permasalahan yang datang dengan menitikberatkan bahwa suatu saat kepercayaan yang mereka pegang akhirnya akan memberikan sebuah pilihan yang lebih baik lagi. Sebuah metafora yang memang sangat cerdas untuk disimak.

Walau begitu, sayangnya, metafora yang ingin disampaikan Allen di dalam film ini diselimuti dengan berbagai sub plot yang jauh sangat tidak menarik untuk disimak. Deretan kisah cinta yang terjadi di sepanjang film ini dihadirkan dengan begitu bertubi-tubi namun dengan tingkat emosional yang cenderung datar dan membuat setiap penontonnya bertanya-tanya apa sebenarnya kegunaan sub plot cerita tersebut terkait dengan tema utama yang ingin dihadirkan Allen. You Will Meet a Tall Dark Stranger juga terasa sangat kekurangan elemen yang menonjolkan unsur komedinya yang semakin membuat setiap menit dari durasi film ini berjalan demikian monoton dan membosankan.

Selain Josh Brolin yang terasa sedikit kaku dan tidak begitu mampu dalam menghidupkan karakternya, setiap bagian departemen akting You Will Meet a Tall Dark Stranger dipenuhi dengan tampilan akting yang cukup memuaskan, khususnya dari Gemma Jones yang tampil begitu menyatu dengan karakter Helena yang digambarkan terlihat rapuh namun mampu memegang teguh kepercayaan hati yang telah ia tetapkan. Lucy Punch dan Freida Pinto juga mampu menonjol dengan porsi peran yang cukup terbatas dan menjadikan tampilan mereka sama berartinya dengan tampilan yang diberikan Naomi Watts di sepanjang film ini.

Woody Allen adalah salah satu nama sutradara yang demikian terhormat posisinya di Hollywood sehingga apapun kualitas naskah cerita yang ia hasilkan, rasanya tidak akan begitu banyak aktor dan aktris yang akan mampu menolak peran yang ia tawarkan. Walau begitu, dengan produktivitas yang selama ini ia tunjukkan, rasanya semakin miris melihat Allen lebih banyak menghasilkan karya-karya kelas dua daripada sebuah hasil dengan pencapaian yang memuaskan. You Will Meet a Tall Dark Stranger mungkin akan cukup mampu memuaskan para penggemar film-filmnya selama ini. Namun dengan reputasi cukup bagus yang telah ia bangun selama ini, rasanya Allen harus benar-benar dapat menghasilkan sebuah film yang jauh lebih berkualitas dari You Will Meet a Tall Dark Stranger yang terkesan sebagai sebuah film yang terlalu banyak melanturkan berbagai hal tidak penting demi mencapai satu tujuan yang sebenarnya telah dapat terbaca semenjak awal film.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.