Review

Info
Studio : Fox Searchlight Pictures
Genre : Drama, Thriller
Director : Darren Aronofsky
Producer : Scott Franklin, Mike Medavoy, Arnold Messer, Brian Oliver
Starring : Natalie Portman, Vincent Cassel, Mila Kunis

Jumat, 18 Februari 2011 - 12:15:29 WIB
Flick Review : Black Swan
Review oleh : Galih Wismoyo - Dibaca: 4334 kali


Seorang Putri, Odette namanya, dikutuk dan terperangkap dalam tubuh seekor angsa putih selama matahari terbit dan hanya bisa kembali ke wujud manusia ketika matahari terbenam. Konon ia hanya akan kembali menjadi manusia seutuhnya jika seorang pangeran bisa mencintainya dengan sepenuh hati. Namun sang pangeran, yang juga membalas cintanya, terkecoh oleh Odile - seorang putri yang perawakannya menyerupai Odette - yang mengepakkan sayap hitam. Di dalam ketidaktahuan, sang pangeran mengucapkan cintanya kepada angsa hitam, dan menghanguskan kesempatan Odette untuk terlepas dari kutukan.

 Putus cinta dan asa, Odette memilih untuk mengakhiri hidupnya, karena hanya itu  cara lain yang bisa ia lakukan untuk menghancurkan kutukan penyihir. Sang pangeran yang kemudian menyadari kesalahannya mengejar sang putri. Namun ia terlambat, dan akhirnya memilih untuk menyusul Odette ke alam baka. 

Kisah tragedi klasik abad 19 dari Rusia yang berjudul ‘Swan Lake’ di atas mungkin bukan sebuah cerita asing bagi sebagian khalayak yang mengikuti perkembangan dan sejarah balet. Seorang putri yang dikutuk menjadi seekor angsa putih yang berharap cinta, adalah premise yang sering terdengar walau mungkin jarang yang mengetahui detail cerita ataupun asal-usulnya.

Adapun Black Swan, film terbaru gubahan Darren Aronofsky, tidak mengambil Swan Lake sebagai referensi utama melainkan menempatkan sebuah sudut pandang dari seorang penari yang memerankan dua karakter utama dalam Swan Lake - Odette dan Odile - sekaligus. Nina (Natalie Portman), adalah seorang ballerina muda berbakat di New York City Ballet Company yang berambisi untuk mendapatkan peran Odette dan Odile. Impiannya menjadi kenyataan ketika Beth McIntyre (Winona Ryder), ballerina senior yang telah mementaskan Odette selama bertahun-tahun pensiun. Situasi tersebut menjadikan Nina sebagai calon pengganti.

Nina baru menyadari kemudian, bahwa dirinya menyimpan sebuah pikiran gelap, seorang monster dalam kalbunya yang perlahan-lahan menyeruak keluar. Beserta dengan obsesinya akan kesempurnaan tarian yang ternyata sangat sulit untuk diraih, kedatangan Lily (Mila Kunis), teman sekaligus pesaingnya yang selalu membuatnya tidak percaya diri, dan kebingungannya akan pengarahan sutradara Thomas Leroy (Vincent Cassel) yang membuatnya semakin frustasi, Nina menyaksikan dirinya bermetamorfosa menjadi sesuatu yang ia sendiri tak pernah bayangkan sebelumnya.

Aronofsky mengemas Black Swan dengan sangat puitis, indah, namun terasa perih. Layar dipenuhi dengan imaji-imaji kaki balerina yang dipaksa menekuk terus menerus dan menyangga tubuh yang berputar, serta beberapa close up shot yang mengekspos wajah Natalie Portman yang sedih dan menderita. Sedari pembuka hingga penutup film, pirsawan beberapa kali dihadirkan oleh sebuah layar yang seakan menjelma menjadi panggung pertunjukan balet. Musik gubahan Clint Mansel - yang mungkin merupakan salah satu fitur terdahsyat dalam film ini - terdengar seperti perpanjangan dari karya klasik Tchaikovsky ‘Swan Lake’, di mana Tchaikovsky berperan sebagai komposer yang menyetir hampir seluruh babak dalam pertunjukkan baletnya.

Natalie Portman adalah artis muda yang brilian dan berbakat. Ia bersinar dalam perannya sebagai Nina, Odette dan Odile sekaligus. Tak terbayangkan dedikasinya untuk bisa memerankan seorang balerina dengan begitu sempurna dan tanpa cacat. Perhatikan wajahnya yang mengernyit sakit setiap ia memasang sepatu balet, atau ketakutannya pada ketidak-sempurnaan serta bayangannya sendiri yang seperti tersenyum misterius. Ada satu adegan - yang tidak akan saya beritahukan secara detail - di mana Portman mempersembahkan teknik tarian balet yang luar biasa indah dan powerful. Begitu sempurna sehingga pirsawan merasa seakan-akan Nina betul-betul tampil di hadapan mereka, di atas panggung balet The Swan Lake

Terlepas dari beberapa kekurangan minor yang mungkin terasa, Black Swan layak sanding bersama film-film terbaik yang rilis tahun 2010 di Amerika. Ia menggabungkan keindahan visual seni balet klasik dalam balutan sinematografi ‘modern’. Aronofsky sukses menerjemahkan kebingungan dan kegilaan Nina sebagai balerina yang ingin menjelma menjadi putri angsa dengan sempurna. Pertanyaan yang kemudian muncul, karakter putri mana yang sebenarnya Nina mainkan; Odette atau Odile?

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.