Review

Info
Studio : Rapi Films
Genre : Drama
Director : Sabrina Rochelle Kalangie
Producer : Gope T. Samtani
Starring : Oka Antara, Marsha Timothy, Sheila Dara Aisha, Ayu Azhari

Minggu, 25 September 2022 - 18:16:14 WIB
Flick Review : Noktah Merah Perkawinan
Review oleh : Haris Fadli Pasaribu (@oldeuboi) - Dibaca: 2968 kali


Trend mengadaptasi serial televisi populer menjadi film layar lebar pastinya juga menghinggapi kancah perfilman Indonesia. Ada yang sukses (dari segi raupan jumlah penonton dan ulasan kritikus), seperti Keluarga Cemara, dan tentunya ada yang sebaliknya, seperti Tersanjung. Kini muncul adaptasi terbaru, yaitu Noktah Merah Perkawinan, yang tentu saja adalah versi film untuk sinetron legendaris era 90’an berjudul sama.

Secara tema dan garis besar cerita masih sama; keretakan rumah tangga pasutri Gilang Priambodo (Oka Antara) dan Ambarwati (Marsha Timothy) setelah 10 tahun menikah dan dikaruniai dua orang anak, Bagas (Jaden Ocean) dan Ayu (Alleyra Fakhira).

Masalah datang bukan hanya secara internal mereka berdua, utamanya cekcok akibat prinsip yang kian berseberangan, melainkan juga eksternal, seperti dari ibu masing-masing (Ratna Riantiarno dan Nungki Kusumastuti).

Semakin kisruh dengan hadirnya seorang perempuan muda, Yulinar (Sheila Dara), di kehidupan Gilang dan membuat Ambar merasa sang suami semakin jauh.

Selepas menyimak secara utuh, boleh dikatakan Noktah Merah Perkawinan adalah salah satu adaptasi serial sinetron yang cukup baik sejauh ini.

Puluhan episodenya dirangkum dalam durasi dua jam-an dengan cukup baik serta tak kehilangan esensi nya. Tentu saja ada perombakan dan juga penyesuaian agar film tetap segar dan kontekstual dengan sikon masa kini.

Patut dipuji juga bagaimana naskah tulisan Titien Wattimena bersama sang sutradara, Sabrina Rochelle Kalangie, mengemas konfliknya dengan sederhana, atau bisa dikatakan membumi, sehingga terlihat realistis dan lekat dengan keseharian. Pasti ada yang merasa “tertampar” setelah menonton film ini.

Meski begitu, bukan berarti Noktah Merah Perkawinan hadir tanpa cacat cela juga. Kadang ia terjatuh ke wilayah klise melodrama, yang syukurnya tidak terlalu mendominasi. Kelemahan lain, film butuh waktu lumayan lama untuk masuk ke inti cerita, sehingga babak awal bisa menjemukan bagi yang tak terbiasa dengan drama beralur lambat.

Setelah inti permasalahan terluka, barulah dinamika plot menjadi lebih semarak dan hidup dan terkadang menegangkan mirip film suspens.

Pastinya ini bisa terjadi berkat kinerja cermat Sabrina. Tidak hanya menawarkan gambar-gambar indah di layar, namun juga intensitas, aspek emosional subtil serta kedalaman yang diperlukan.

Sabrina pun tanggap dalam memilih jajaran pemain tepat. Trio Marsha, Oka dan Sheila bermain menawan dalam menerjemahkan karakter mereka sehingga nuansa abu-abu dalam atmosfer cerita bisa menguar dengan efektif.

Tidak ada yang benar-benar salah meski tidak ada yang benar-benar benar juga karena setiap karakter dihadirkan melalui spektrum luas. Sesuatu yang lumayan jarang terjadi dalam sebuah melodrama.

Kehadiran Ayu Azhari, pemeran Ambar dalam versi orisinalnya, disajikan dengan cermat pula. Bukan hanya sekedar sebagai bentuk tribut, melainkan juga menjadi katalis bagi konflik yang terjadi; seorang konselor pernikahan yang ternyata memiliki sejarah rumah tangga tak sempurna juga.

Hasilnya, Noktah Merah Perkawinan menjelma menjadi sebuah film “dewasa” yang tidak hanya mengajak penonton untuk terharu-biru dalam kisahnya, tapi juga berkontemplasi setelahnya.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.