Review

Info
Studio : Revolver Entertainment/Wild Bunch
Genre : Horror
Director : Christopher Smith
Producer : Douglas Rae, Robert Bernstein, Jens Meurer, Phil Robertson
Starring : Sean Bean, Eddie Redmayne, Carice van Houten, Kimberley Nixon, Tim McInnerny

Sabtu, 12 Februari 2011 - 03:30:09 WIB
Flick Review : Black Death
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 2871 kali


Cukup mengherankan untuk mengetahui bahwa Hollywood hingga saat ini masih belum mau melirik sepenuhnya talenta dari sutradara asal Inggris, Christopher Smith. Padahal, jika dilihat dari setiap film yang ia hasilkan — yang kesemuanya merupakan film yang bergenre horror – sangat terasa bahwa bakat Smith semakin terasah di setiap filmnya. Dimulai dari Creep (2004), Severance (2006) dan yang terakhir Triangle (2009), walaupun kurang mendapatkan sambutan yang positif secara komersial, namun mendapatkan pujian yang sangat tinggi dari banyak kritikus dunia.

Tahun ini, Smith kembali dengan sebuah karya terbarunya, Black Death. Masih merupakan sebuah film yang bergenre horror, Black Death membawa penontonnya kembali ke masa medieval, tepatnya pada tahun 1348 ketika daratan Inggris sedang dihantui oleh sebuah penyakit yang tidak diketahui dan menyebabkan kematian luas pada seluruh masyarakatnya. Keadaan ini kemudian semakin diperumit oleh masyarakat yang banyak mempercayai bahwa penyebaran penyakit tersebut terjadi karena perbuatan sihir yang menyebabkan terjadi banyak gejolak antara masyarakat dengan para pemuka agama.

Adalah Ulric (Sean Bean), seorang ksatria yang ditugaskan untuk mencari sebuah desa yang masyarakatnya dikabarkan masih belum terkena dampak penyakit tersebut sama sekali. Bersama sekelompok ksatria lainnya, mereka dipimpin oleh Osmund (Eddie Redmayne), seorang rahib gereja muda yang sedang mengalami guncangan kepercayaan dan kemudian memilih ikut serta dalam rombongan Ulric karena tahu dimana keberadaan desa tersebut.

Setelah menempuh perjalanan dengan banyak tantangan, Ulric beserta pasukannya berhasil menemukan desa tersebut. Benar saja, tidak seperti daerah-daerah lain di Inggris, desa tersebut aman dari berbagai penyakit. Dipimpin oleh seorang wanita cantik misterius, Langiva (Carice Van Houten), Ulric dan pasukannya harus mencari tahu penyebab mengapa desa tersebut masih aman dari penyakit tersebut, sekaligus mencari seorang necromancer, seorang yang dianggap dapat menghidupkan kembali seseorang dari kematiannya.

Harus diakui jajaran pemeran film ini bekerja dengan sangat baik dalam menghidupkan setiap karakter yang mereka mainkan. Eddie Redmayne bermain sangat meyakinkan sebagai Osmund, seorang rahib gereja muda yang sedang mengalami tantangan dalam kepercayaannya terhadap Tuhan. Permainan Redmayne menyatu dengan sempurna ketika ia dipasangkan dengan Carice Van Houten – yang bermain sangat menggoda sebagai Langiva yang misterius – atau terlihat sangat rapuh ketika harus berhadapan dengan Averill, karakter kekasihnya yang diperankan oleh aktris Kimberley Nixon yang juga mampu mencuri perhatian di setiap adegan yang menghadirkan dirinya.

Permainan Redmayne juga mampu ditandingi oleh aktor senior Sean Bean. Peran sebagai Ulric mungkin akan mengingatkan sebagian penonton akan peran Bean sebagai Boromir di trilogi The Lord of The Rings, dan itu bukan suatu hal yang buruk sebenarnya. Justru malah semakin mendalamkan karakter Ulric pada dirinya. Penampilan lain yang cukup mencuri perhatian adalah penampilan aktor Tim McInnerny, yang tampil menyebalkan sekaligus menakutkan sebagai pendukung Langiva, Hob.

Sebagai sebuah film horror, naskah cerita Death Black – yang ditulis oleh Dario Poloni –memiliki struktur cerita yang cukup kompleks. Tidak hanya melulu menampilkan jalan cerita yang mengandung unsur mistis, pada beberapa bagian film ini juga turut melibatkan perdebatan mengenai keagamaan, yang walaupun tidak dibahas secara mendalam, namun cukup efektif untuk diletakkan di dalam jalan cerita. Jalan cerita ini secara pintar berhasil dieksekusi oleh sutradara Christopher Smith dengan memberikan tone gothic pada penggambarannya di seluruh film.

Permasalahan yang akan ditemui oleh banyak penonton dalam menikmati Black Death mungkin terjadi di awal dan akhir film. Black Death memulai ceritanya dengan tone yang sangat lamban sehingga membutuhkan kesabaran tinggi untuk mengikutinya sebelum akhirnya film ini perlahan-lahan memberikan inti permasalahannya. Sementara itu, setelah mengikuti jalan cerita yang cukup menarik, penonton diberikan sebuah ending yang kurang mampu menandingi keapikan jalan cerita. Beberapa orang tentu akan merasakan ketimpangan pada bagian ini.

Menggabungkan unsur action dengan jalan cerita gothic horror yang cukup menegangkan, Black Death membuktikan kredibilitas Christopher Smith sebagai seorang sutradara film horror yang semakin teruji. Walau terkadang tone film ini terkesan terlalu lamban sehingga membutuhkan sedikit kesabaran untuk menikmatinya, namun secara keseluruhan Black Death adalah sebuah karya horror yang mampu memenuhi ekspektasi sebagai sebuah horror yang berkualitas, tidak dangkal, menegangkan sekaligus juga menghibur pada beberapa bagian. Menarik untuk melihat apakah Hollywood akan segera memboyong Smith untuk menyutradarai sebuah film blockbuster.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.