Dalam film terbaru arahan Ody C. Harahap (Sweet 20, 2017), Orang Kaya Baru the Movie, seorang ibu (Cut Mini) dan ketiga anaknya, Duta (Derby Romero), Tika (Raline Shah), dan Dodi (Fatih Unru), yang terbiasa dengan kehidupan perekonomian yang terbatas secara tiba-tiba mendapatkan kejutan dari almarhum suami dan ayah mereka (Lukman Sardi) yang baru saja meninggal dunia berupa sejumlah uang yang… well… cukup untuk memenuhi kebutuhan sang ibu dan ketiga anaknya selama bertahun-tahun mendatang. Sang ayah selama ini ternyata menyembunyikan usaha suksesnya untuk mengajarkan arti hidup secara sederhana kepada keluarganya. Jadilah kini Ibu mampu membeli setiap perhiasan yang selalu diidam-idamkannya, Duta mampu mewujudkan impiannya untuk menggarap sebuah drama panggung yang akan ia sutradarai, Tika dapat melanjutkan kuliahnya di jurusan Arsitektur dengan tenang, serta Dodi yang kini tidak lagi rendah diri ketika bergaul dengan teman-teman sekolahnya. Namun, apakah memiliki uang yang berlimpah dan berkecukupan sama artinya dengan memiliki kehidupan yang berbahagia?
Di tengah iklim komedi film Indonesia belakangan, cukup mudah untuk membayangkan Orang Kaya Baru the Movie tampil sebagai sebuah komedi yang dipenuhi deretan dialog pengocok perut yang kemungkinan besar dieksekusi oleh para komika yang memang ditugaskan untuk mengisi dan mencuri perhatian dalam berbagai adegan film. Beruntung, Orang Kaya Baru the Movie bukanlah “sedangkal” yang dibayangkan. Kekuatan utama film ini berasal dari kecerdasan naskah cerita yang digarap oleh Joko Anwar. Seperti yang pernah ditunjukkannya dalam Arisan! (2003) atau Quickie Express (2007) yang keduanya diarahkan oleh Nia Dinata, atau Janji Joni (2005) yang menjadi debut pengarahan film layar lebarnya, Anwar memiliki kemampuan untuk mengolah sebuah premis yang terdengar cukup sederhana menjadi jalinan kisah yang apik melalui balutan karakter-karakter yang penuh kuat, konflik yang penuh warna, serta deretan dialog jenaka yang dipenuhi berbagai referensi pop culture maupun sentilan-sentilan sosial. Paduan yang sukses membuat perjalanan kisah Orang Kaya Baru the Movie menjadi begitu menghibur dan bahkan beberapa kali begitu menyentuh secara emosional di beberapa bagiannya.
Eksekusi yang dihadirkan Harahap dalam menggarap naskah cerita buatan Anwar juga cukup memuaskan. Dengan fokus yang tidak hanya berpusat pada satu sosok karakter, Harahap berhasil memberikan ruang pengisahan yang ideal bagi setiap karakter untuk bercerita tentang masing-masing kisah mereka. Harahap juga menghadirkan Orang Kaya Baru the Movie dalam ritme penceritaan yang bergerak cepat – sebuah ritme yang jelas sangat sesuai dengan naskah cerita garapan Anwar yang memang dipenuhi dialog-dialog komikal yang juga bergerak dengan kapasitas yang begitu dinamis. Bukan sepenuhnya tanpa masalah. Premis cerita yang memang tampil sederhana menemui hambatannya ketika eksplorasi konflik yang harus dihadapi oleh masing-masing karakter mulai terasa monoton dan berulang pada paruh pertengahan film. Beberapa konflik – seperti konflik yang terbentuk antara karakter Tika dengan dua sahabatnya atau konflik romansa antara karakter Tika dengan karakter Banyu (Refal Hady) – juga gagal untuk berkembang dan tampil matang. Bukan sebuah hambatan besar namun jelas terasa tidak seimbang dengan paruh awal dan akhir film yang hadir dengan energi penceritaan yang lebih solid.
Terlepas dari berbagai permasalahan yang ada, barisan pengisi departemen akting Orang Kaya Baru the Movie tidak pernah terasa gagal untuk menghadirkan penampilan akting terbaik mereka. Sardi, Mini, Romero, Shah, dan Unru tampil dengan chemistry yang hangat sekaligus meyakinkan sebagai sebuah kesatuan keluarga yang utuh. Lihat saja adegan makan malam mereka yang mampu tampil begitu intim dan akan mampu membuat penonton merasa rindu ketika adegan-adegan tersebut tidak lagi hadir di dalam linimasa penceritaan film. Shah tampil meyakinkan – meskipun pada beberapa kesempatan masih terasa kurang lepas dalam mewujudkan esensi komikal dari karakter yang diperankannya. Begitu pula dengan Romero, Unru, Hady, dan Verdi Solaiman yang berhasil menghidupkan karakter-karakter mereka dengan baik. Namun, walaupun bukanlah sebuah hal yang begitu mengejutkan, jelas penampilan Sardi dan Mini yang mampu selalu hadir mencuri perhatian – walaupun dengan kapasitas pengisahan karakter yang sebenarnya tidak terlalu banyak.
Jelas sangat menyenangkan untuk menyaksikan sebuah komedi yang tergarap cerdas dan hangat seperti Orang Kaya Baru the Movie. Detil akan karakter, konflik, dan dialog benar-benar terakurasi dengan baik untuk memberikan hiburan yang maksimal meskipun dibangun diatas struktur pengisahan yang cenderung sederhana. A huge, huge crowdpleaser.
Rating :