Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Steve McQueen (Shame, 2011) bersama dengan Gillian Flynn (Gone Girl, 2012) berdasarkan buku karya Lynda La Plante yang berjudul sama, Widows memulai kisahnya dengan kematian yang dialami oleh Harry Rawlings (Liam Neeson) ketika ia sedang melakukan sebuah perampokan bersama dengan rekan-rekannya, Carlos Perelli (Manuel Garcia-Rulfo), Florek Gunner (Jon Bernthal), dan Jimmy Nunn (Coburn Goss). Sial, kematian Harry Rawlings ternyata tidak hanya meninggalkan duka yang mendalam kepada sang istri, Veronica Rawlings (Viola Davis). Beberapa hari setelah pemakaman jenazah sang suami, Veronica Rawlings didatangi oleh seorang politisi yang juga merupakan pemimpin sebuah kelompok kejahatan bernama Jamal Manning (Brian Tyree Henry) yang meminta agar uangnya yang telah dirampok oleh Harry Rawlings bersama dengan rekan-rekannya untuk dikembalikan. Veronica Rawlings yang sama sekali tidak terlibat kejahatan yang dilakukan oleh sang suami jelas tidak memiliki sejumlah uang seperti yang diminta oleh Jamal Manning. Dengan tenggat waktu satu bulan yang diberikan oleh Jamal Manning untuk mengembalikan uangnya, Veronica Rawlings akhirnya mengajak para janda dari rekan-rekan suaminya, Linda Perelli (Michelle Rodriguez), Alice Gunner (Elizabeth Debicki), dan Amanda Nunn (Carrie Coon), untuk mengikuti jejak para almarhum suami mereka dan melakukan sebuah perampokan guna mendapatkan uang yang diinginkan oleh Jamal Manning.
Dengan pengalamannya dalam menulis novel dengan aura misteri dan thriller seperti Sharp Objects (2006), Dark Places (2009), dan Gone Girl – yang juga melibatkannya dalam penulisan naskah cerita dari adaptasi filmnya, pemilihan Flynn untuk mengerjakan naskah cerita Widows jelas terasa sebagai sebuah pilihan yang tepat. Dan Flynn harus diakui menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Widows bukanlah sebuah heist movie dengan alur pengisahan standar seperti film-film sejenis buatan Hollywood lainnya. Menemani linimasa cerita tentang usaha dari karakter Veronica Rawlings dan komplotan jandanya dalam menyusun dan mengeksekusi rencana perampokan mereka, Widows juga diisi dengan barisan konflik yang kental akan isu sosial maupun politik Amerika Serikat terkini yang diselipkan di banyak persimpangan adegan kisahnya. Naskah cerita Widows yang dihasilkan dari kerjasama Flynn dengan McQueen – yang juga duduk di kursi penyutradaraan film ini – mampu mengelaborasikan komponen-komponen konflik tersebut dengan baik sehingga kisah tentang politik uang – yang dihadirkan melalui plot pendukung yang melibatkan karakter yang diperankan Henry dan Colin Farrell – atau kemudahan mengakses senjata api di Amerika Serikat atau pernikahan antar ras atau kebrutalan pihak kepolisian terhadap warga berkulit warna berhasil tampil menghentak walau disajikan dengan porsi yang sama sekali tidak pernah membayangi atau bahkan terasa lebih krusial dari konflik utama yang dihadapi oleh deretan karakter dalam jalan cerita film ini.
Keapikan pengisahan Flynn dan McQueen juga terasa kuat pada pengolahan alur kisah utama film ini. Konflik yang pada awalnya digambarkan hanya berfokus pada karakter Veronica Rawlings secara perlahan mulai meluas dengan mengenalkan serta mengikutsertakan karakter-karakter lain dalam penceritaan. Perjalanan dari karakter tersebut dalam mempelajari dunia baru nan kelam tentang perampokan juga dihadirkan dengan lugas. Tidak semegah Ocean’s 8 (Gary Ross, 2018) atau kebanyakan heist movie lainnya namun masih sangat mampu menghantarkan banyak momen misteri dan ketegangan yang kuat untuk mengikat perhatian setiap penonton. Aksi perampokan yang dijalankan karakter Veronica Rawlings juga secara cerdas dikaitkan dengan penggalian karakter dari setiap tokoh yang hadir dalam pengisahan film ini serta kisah-kisah yang melatari kehidupan mereka juga pengembangan kisah-kisah minor lain yang nantinya akan membentuk satu benang merah dan menyingkap sebuah pelintiran kisah yang menarik.
Merupakan film pertama arahan McQueen setelah kesuksesan besar 12 Years a Slave (2013), Widows kembali memamerkan kehandalan McQueen dalam mengendalikan jalan penceritaan yang fokusnya dipegang penuh oleh karakter-karakter pengisi cerita. Walau paruh awal film ini padat akan dialog yang mungkin berpotensi akan memberikan rasa jenuh bagi sebagian penonton, McQueen tetap berhasil menjadikan filmnya hadir dengan daya tarik yang begitu kuat akibat perhatian penuh yang tidak pernah hilang dari para karakter serta determinasi mereka untuk menentukan arah garis nasib mereka. Jalan cerita Widows dihadirkan dalam ritme yang secara teratur membangun unsur misteri dan ketegangannya, tidak pernah terasa lamban maupun terburu-buru sehingga kemudian berhasil menghasilkan ketegangan puncak yang maksimal ketika karakter Veronica Rawlings dan rekan-rekannya akhirnya mengeksekusi rencana perampokan mereka. Dukungan tata musik garapan Hans Zimmer dan tata gambar dari Joe Walker juga solid dalam menghadirkan tatanan pengisahan yang benar-benar berhasil tampil mempesona.
Dengan karakter-karakter yang yang tergarap sedemikian kuat, tidak mengherankan jika McQueen lantas merekrut barisan bintang Hollywood kelas atas untuk membintangi filmnya. Sebagai karakter Veronica Rawlings, Davis tampil dengan akting yang begitu memikat. Karakternya yang tidak pernah hadir dalam tampilan emosional yang terlalu meluap tetap berhasil membentuk ikatan emosional dengan penonton berkat penampilan Davis yang terasa tenang namun seringkali menghanyutkan. Departemen akting Widows juga diperkuat oleh penampilan tanpa cela dari Farrell, Neeson, Rodriguez, Coon, Robert Duvall, Cynthia Erivo, Garrett Dillahunt, Jackie Weaver, hingga Lukas Haas. Kredit lebih layak diberikan pada penampilan Debicki dan Daniel Kaluuya yang seringkali tampil mencuri perhatian. Jika Debicki mampu membuat karakter Alice Gunner yang ia perankan menjadi sosok wanita rapuh yang secara perlahan berhasil membangun dan memperkuat dirinya maka Kaluuya hadir dengan dalam karakter yang akan mengingatkan banyak orang pada sosok Anton Chigurh yang diperankan Javier Bardem dalam film arahan Coen Brothers, No Country for Old Men (2007), yang terlihat dengan pembawaan tenang namun mampu berbuat sadis dalam melenyapkan setiap orang yang menghambat maupun menghalangi perjalanannya.
Widows jelas membuktikan kemampuan McQueen dalam menggarap sebuah film dengan esensi hiburan yang kental namun tidak melepaskan unsur-unsur krusial akan pesan sosial dalam penghantaran ceritanya. Karakter-karakternya yang hadir humanis semakin membuat film ini terasa lebih istimewa dalam meninggalkan kesan. Sebuah heist movie yang berkelas.
Rating :