Dirilis pada tahun 2014, The Equalizer berhasil memberikan kejutan ketika film yang kembali mempertemukan sutradara Antoine Fuqua dengan aktor Denzel Washington setelah kerjasama mereka lewat Training Day (2001) tersebut berhasil meraih kesuksesan komersial yang cukup besar – meskipun harus menghadapi reaksi medioker dari para kritikus film dunia. Dengan biaya produksi yang “hanya” mencapai US$73 juta, The Equalizer mampu membukukan pendapatan sebesar lebih dari US$192 juta dari masa perilisannya di seluruh dunia. Tidak mengherankan jika kemudian Columbia Pictures kembali menugaskan Fuqua untuk memimpin proses produksi sekuel The Equalizer dan, tentu saja, dengan tetap menghadirkan Washington sebagai bintang utamanya. Juga menghadirkan naskah cerita yang kembali digarap oleh Richard Wenk (Jack Reacher: Never Go Back, 2016), mampukah film yang diadaptasi dari serial televisi berjudul sama ini kembali mengulang kesuksesannya?
Setelah berbagai konflik yang dikisahkan pada film pertama, karakter utama film ini, mantan tentara Angkatan Laut dan agen rahasia Defense Intelligence Agency, Robert McCall (Washington), kini dikisahkan hidup menyepi di daerah pinggiran kota dan bekerja sebagai pengemudi taksi online. Namun, tetap saja, di sela kehidupannya yang terlihat biasa saja tersebut, Robert McCall seringkali memberikan bantuan secara sembunyi-sembunyi pada orang-orang yang berada di sekitarnya dengan pertolongan dari rekan kerja lamanya, Susan Plummer (Melissa Leo). Kehidupan damai tersebut tiba-tiba berakhir ketika Robert McCall menerima telepon dari suami Susan Plummer, Brian Plummer (Bill Pullman), yang mengabarkan bahwa istrinya telah meninggal dunia dalam sebuah aksi perampokan yang menimpanya. Kehilangan seorang sahabat jelas bukanlah hal yang mudah. Meskipun begitu, dengan kemampuan intelijennya, Robert McCall dapat menyadari bahwa ada sesuatu hal yang janggal di balik kematian Susan Plummer.
Seperti yang dahulu ditampilkan dalam film pertamanya, The Equalizer 2 kembali menampilkan sosok Robert McCall yang diperankan oleh Washington sebagai sosok pria (baca: pahlawan) tangguh yang sanggup untuk menghadapi atau melawan deretan musuhnya – cukup mengingatkan pada karakter Bryan Mills yang diperankan oleh Liam Neeson dalam seri film Taken (2008 – 2014). Tidak banyak hal yang berbeda dari naskah cerita garapan Wenk maupun tata pengarahan Fuqua yang dapat dirasakan dari seri ini jika dibandingkan dengan The Equalizer. Meskipun memberikan lebih banyak penggalian kisah dari sang karakter utama, entah mengapa Wenk dan Fuqua masih mempertahankan usaha untuk menghadirkan lebih banyak konflik, khususnya pada paruh awal film. Tentu, elemen tersebut semakin menonjolkan unsur kepahlawanan yang dimiliki oleh karakter Robert McCall. Namun, tetap saja, dalam film yang jalan pengisahannya kemungkinan besar telah dapat ditebak oleh setiap penontonnya, bagian tersebut lebih terasa sebagai perpanjangan kisah yang kurang esensial.
The Equalizer 2 baru benar-benar bergerak secara dinamis ketika karakter Robert McCall dikisahkan berusaha untuk mencari tahu tentang misteri kematian sahabatnya – yang sebenarnya merupakan pengisahan utama dari film ini namun mulai dikupas pada paruh kedua cerita. Berbagai intrik yang dihadirkan – termasuk beberapa karakter yang menghadirkan sebuah pelintiran kisah yang sebenarnya berkualitas cukup standar namun tetap mampu disajikan secara menarik. Arahan Fuqua untuk adegan-adegan aksi yang melibatkan Washington tampil kuat dalam mengikat perhatian penonton. Washington sendiri jelas masih menjadi daya tarik utama bagi The Equalizer 2. Dalam setiap adegan yang menampilkan karakter yang ia perankan, Washington mampu membuat karakternya terasa begitu mudah untuk disukai dan humanis meskipun dengan kemampuan aksi dalam tingkat super yang selalu ia tunjukkan.
Selain Washington, departemen akting The Equalizer 2 secara keseluruhan juga tampil dalam kualitas yang solid. Mulai dari Leo dan Pullman – meskipun dalam kapasitas cerita yang cukup singkat, hingga Pedro Pascal yang mampu hadir mengimbangi penampilan akting Washington menjadikan film ini mampu bercerita dengan sangat baik. Hasilnya, terlepas dari paruh pertama yang terkesan berjalan tanpa arah yang pasti dan durasi pengisahan yang seharusnya dapat disajikan dalam tempo yang lebih singkat, The Equalizer 2 masih mampu tampil sebagai sebuah drama aksi yang menyenangkan.
Rating :