Review

Info
Studio : MNC Pictures
Genre : Drama, Family
Director : Ifa Isfansyah
Producer : Rissa Putri
Starring : Morgan Oey, Ringgo Agus Rahman, Farras Fatik, Chloe X, Adi Kurdi

Kamis, 12 Juli 2018 - 16:11:29 WIB
Flick Review : Koki-koki Cilik
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 1909 kali


Layaknya seri kompetisi bakat Masterchef JuniorKoki-koki Cilikberkisah mengenai perjalanan Bima (Farras Fatik) dalam mengikuti ajang perlombaan memasak bagi anak-anak paling bergengsi di Indonesia yang bernama Cooking Camp. Untuk menjadi pemenang, Bima harus mengalahkan puluhan anak-anak berbakat lain, termasuk Audrey (Chloe X) yang telah memegang gelar juara selama tiga tahun terakhir. Persaingan ketat tersebut awalnya memberikan tekanan pada rasa percaya diri Bima – khususnya setelah mengetahui bahwa anak-anak lain berasal dari strata ekonomi yang lebih tinggi dan memiliki pengetahuan mengenai beragam menu makanan internasional yang lebih variatif dari dirinya. Namun, pertemuan Bima dengan Rama (Morgan Oey) mulai memberikannya semangat baru. Walau awalnya merasa terganggu dengan kehadiran Bima yang sering mengusik kegemarannya untuk menyendiri, mantan juru masak sebuah restoran terkenal tersebut secara perlahan mulai membagikan pengetahuannya dalam memasak sekaligus memotivasi Bima untuk dapat memenangkan kompetisi Cooking Camp. 

 

Jika diibaratkan sebuah makanan, Koki-koki Cilik, sayangnya, adalah sebuah makanan yang memiliki citarasa hambar dan tersaji secara kurang matang. Padahal, film ini “dimasak” oleh Ifa Isfansyah yang sebelumnya telah berpengalaman dan sukses dalam mengarahkan film-film keluarga seperti Garuda di Dadaku (2009) dan Ambilkan Bulan (2013). Pengarahan Isfansyah sendiri sebenarnya memiliki kekuatan yang cukup untuk menjaga ritme penceritaan film agar tetap mengalir dengan dinamis. Namun, sebagai sebuah film yang bercita-cita untuk berkisah mengenai sebuah kompetisi masak – yang jelas harusnya memuat begitu banyak hal tentang makanan, Koki-koki Cilik malah terasa sama sekali tidak pernah memusatkan fokusnya pada kompetisi masak yang sedang berlangsung, karakter-karakter yang terlibat dalam kompetisi tersebut, atau menggoda penonton dengan tampilan deretan makanan yang menggugah selera. Hampa.

Kesalahan sebenarnya tidak dapat disematkan di pundak Isfansyah sepenuhnya. Naskah cerita Koki-koki Cilik yang digarap oleh Vera Varidia (Surat Cinta untuk Kartini, 2016) harus diakui memang tidak memiliki ruang pengisahan yang cukup luas maupun kuat untuk dapat diolah Isfansyah dengan baik. Kecuali karakter Bima dan Rama, karakter-karakter lain dalam film ini hadir dengan penggalian kisah yang cukup dangkal dan terasa hanya disajikan guna menjaga alur cerita untuk dapat terus berjalan. Hal yang sama juga dapat dirasakan pada kebanyakan konflik yang tampil dalam adegan-adegan film. Koki-koki Cilik sepertinya memang diniatkan untuk menjadi sajian ringan untuk disaksikan para penonton muda. Namun, jika ingin melihat kualitas film ini secara keseluruhan, Koki-koki Cilik harus diakui hadir dengan pengisahan yang lemah dan seringkali gagal untuk tampil lebih menarik.

Yang juga cukup mengecewakan adalah kegagalan Isfansyah untuk merangkum penampilan akting yang meyakinkan dari para pemeran muda dalam departemen akting filmnya. Sebagai pemeran sosok karakter utama, Fatik masih sering terlihat canggung dan hadir dengan chemistry yang terlampau datar dengan para pemeran lainnya. Chloe X bahkan tidak pernah berhasil membuat karakter Audrey yang ia perankan menjadi sosok yang meyakinkan untuk tampil sebagai karakter yang memiliki kemampuan untuk memenangkan sebuah kompetisi memasak sebanyak tiga kali berturut-turut – atau menyajikan sentuhan emosional pada karakternya. Diantara para pemeran muda film ini, mungkin hanya Alifa Lubis yang berperan sebagai Melly yang mampu tampil menghibur dan mencuri perhatian dengan kemampuan komedinya setiap kali ia hadir dalam adegan film.

Departemen akting Koki-koki Cilik juga didukung dengan penampilan para aktor dan aktris senior seperti Ringgo Agus Rahman, Adi Kurdi, Aura Kasih, dan Fanny Fabriana yang tampil cukup meyakinkan meskipun harus menghidupkan deretan karakter yang benar-benar dangkal penggalian kisahnya. Penampilan Oey mungkin menjadi satu-satunya penampilan akting yang memuaskan di sepanjang presentasi film ini. Dengan karakter yang tergambar dengan cukup baik, Oey berhasil memberikan nyawa yang dibutuhkan bagi karakter Rama yang ia perankan untuk mengikat perhatian penonton secara utuh.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.