Review

Info
Studio : Exmat/Cinevisi
Genre : Drama
Director : Iding Sunadi, Dodi Mawon
Producer : Yusuf Selamat
Starring : Wali Band, Intan Nuraini, Arumi Bachsin, Sulis, Dennis Adhiswara

Sabtu, 15 Januari 2011 - 10:35:33 WIB
Flick Review : Baik Baik Sayang
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 3391 kali


Media film sepertinya kembali menjadi salah satu pilihan utama para musikus Indonesia dalam mempromosikan karya-karyanya. Setelah The Changcuters yang sukses diperkenalkan lewat The Tarix Jabrix (2008), Afgan yang memperkenalkan lagu-lagu di album barunya lewat Cinta 2 Hati Dilema… (2010) serta Cinta Laura dan kelompok musik SKJ lewat film Seleb Kota Jogja (SKJ) (2010), kini giliran band pop asal Blora, Wali, yang mencoba menjajaki kemampuan mereka dalam dunia akting lewat film Baik Baik Sayang. Dengan naskah yang ditulis oleh Jujur Prananto (Do’a Yang Mengancam, 2008) yang dikembangkan berdasarkan video musik Wali yang berjudul sama, Baik Baik Sayang secara mengejutkan muncul sebagai sebuah film yang cukup mampu menghibur dengan baik.

Filmnya sendiri mengisahkan mengenai hubungan cinta Faang (Faang) dengan Westi (Intan Nuraini) yang mendapatkan penolakan dari kedua orangtua Westi (August Melasz dan Alicia Djohar). Setelah mengalami sebuah kecelakaan sepeda motor yang melibatkan Westi, hubungan pasangan tersebut akhirnya benar-benar dinyatakan terlarang oleh kedua orangtua Westi. Westi kemudian diisolasi dari dunia luar, khususnya dari Faang, sementara Faang sendiri dikirim kedua orangtuanya untuk mengikuti pendidikan di sebuah pesantren bernama La Tansa pimpinan Kyai Besar (Didi Petet).

Di pesantren tersebutlah, Faang berkenalan dengan Apoy (Apoy), Tomi (Tomi) dan Ovie (Ovie), tiga orang pemuda yang sama-sama memiliki kegemaran bermusik seperti Faang dan akhirnya membentuk sebuah kelompok band. Walau telah memiliki banyak kegiatan, serta sempat tergoda untuk menjalin hubungan dengan dua santriwati cantik, Azizah (Arumi Bachsin) dan Nurul (Sulis), Faang sebenarnya tidak bisa menjauhkan pemikirannya terhadap Westi, yang tidak pernah ia dengar lagi keberadaannya. Sementara itu, di suatu tempat lain, kedua orangtua Westi telah berencana untuk menjodohkan Westi dengan Bagas (Dennis Adhiswara), anak dari pimpinan perusahaan tempat ayah Westi bekerja.

Memang, jalan cerita Baik Baik Sayang sepertinya berjalan klise, dengan menggabungkan elemen cerita yang terdapat dalam video musik band tersebut dengan sedikit kisah perjalanan Wali dalam menembus pasar musik nasional. Namun, berbeda dengan apa yang mungkin dibayangkan oleh sebagian orang ketika mendengar premis film ini, Baik Baik Sayang ternyata berjalan baik-baik saja, sama sekali tidak buruk dalam penyampaiannya dan yang terlebih penting lagi, para anggota kelompok Wali mampu menunjukkan kapasitas akting mereka di sepanjang penceritaan film ini.

Tidak hanya melulu bercerita mengenai kisah percintaan dua karakter utamanya, Baik Baik Sayang juga masih sempat melakukan sedikit dakwah di dalam naskah ceritanya. Walau begitu, jangan membayangkan bahwa pesan-pesan dakwah yang ada di dalam film ini disampaikan dengan jalan yang terkesan menggurui. Memang masih ada beberapa momen, khususnya yang berada di lokasi pesantren, yang terkesan terlalu dipaksakan untuk ada di dalam jalan cerita. Namun secara keseluruhan, Baik Baik Sayang memuatkan pesan-pesan dakwah tersebut lewat cara yang ringan dan cenderung dapat menghibur para penontonnya.

Kisah cinta yang terjalin antara karakter Faang dan Westi sendiri tidaklah begitu istimewa. Penampilan para pemerannya-lah yang mampu menaikkan kelas performa dari naskah cerita tersebut. Sebagai seorang yang sama sekali belum pernah memiliki latar belakang akting, Faang mampu dengan baik menghidupkan setiap adegan yang ia perankan dengan cukup baik, termasuk pada bagian drama yang sepertinya akan cukup sulit untuk dihidupkan dan dijiwai oleh seorang pemula. Permainan Faang sendiri kemudian juga didukung oleh kemampuan akting para rekannya yang tidak kalah baik, khususnya Apoy yang sepertinya mampu mencuri perhatian pada setiap kehadirannya di jalan cerita.

Sementara itu, para aktor dan aktris lain yang mendampingi Wali dalam menjalankan kisah cerita Baik Baik Sayang semakin menambah kedinamisan departemen akting film ini, khususnya Intan Nuraini yang dengan sangat baik mampu mendampingi Faang dengan penampilan yang cukup menyentuh serta menjalin chemistry yang berlangsung cukup alami. Nama-nama lain seperti Arumi Bachsin, Sulis, Cecep Reza hingga aktor dan aktris senior seperti Dedi Petet, August Melasz dan Alicia Djohar, walaupun peran mereka tidak tampil dalam porsi yang maksimal, namun tetap mampu menghadirkan kemampuan akting yang sangat mumpuni.

Wajar sebenarnya ada rasa keraguan menghinggapi ketika akan menonton film semacam Baik Baik Sayang. Selain memiliki premis yang telah terlalu familiar, film ini sama sekali tidak didukung oleh para aktor atau aktris ternama yang dapat dijadikan jaminan bahwa film ini memiliki kualitas yang dapat diandalkan. Untungnya, semua rasa ragu tersebut cukup dapat terbayar dengan hasil akhir yang ditunjukkan oleh Baik Baik Sayang. Beberapa bagian cerita memang masih menawarkan kisah yang terkadang kelewat klise, namun dengan dukungan akting para pemerannya yang sama sekali jauh dari kesan mengecewakan, Baik Baik Sayang mampu tampil sederhana namun tetap menghibur dan memikat. Jangan kaget bila lagu Baik Baik Sayang tiba-tiba lekat di pemikiran Anda khususnya lewat cara film ini merepresentasikan lagu tersebut di akhir cerita.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.