Pertama kali dirilis pada tahun 2000, Meet the Parents berhasil menarik perhatian banyak peminat komedi karena jalan ceritanya yang banyak berisi guyonan-guyonan segar sekaligus penampilan komikal aktor Robert De Niro — yang ternyata mampu memainkan peran di luar peran-peran keras standarnya dengan sangat baik. Kesuksesan tersebut kemudian disusul dengan Meet the Fockers (2004), yang walaupun memiliki jalan cerita dengan kualitas yang sangat mengendur jika dibandingkan dengan seri pertamanya, namun berkat penampilan prima tambahan dari Dustin Hoffman dan Barbra Streisand, harus diakui masih dapat menghibur para penontonnya dengan cukup baik.
Ketika Meet the Fockers secara komersial mampu menghasilkan pendapatan yang jauh lebih baik dari seri pendahulunya, sepertinya adalah masalah waktu bagi para produser film tersebut untuk merilis bagian ketiga dari seri komedi ini. Dan benar saja, dengan didukung jajaran pemeran utamanya yang kembali untuk memerankan karakter mereka, Little Fockers pun akhirnya dirilis, walaupun dengan Paul Weitz (Cirque du Freak: The Vampire’s Assistant, 2009) yang kali ini duduk di kursi sutradara untuk menggantikan Jay Roach yang di seri ini hanya berperan sebagai produser.
Dalam seri ini, Greg Focker (Ben Stiller) dan istrinya, Pam (Teri Polo), dikisahkan telah memiliki sepasang anak kembar, Henry (Colin Baiocchi) dan Samantha (Daisy Tahan), yang akan menginjak usia lima tahun. Untuk merayakan ulang tahun si kembar, Greg dan Pam telah mempersiapkan sebuah pesta ulang tahun yang cukup mewah. Tentu saja, perayaan ini tidak akan dibiarkan oleh ayah mertua Greg, Jack Byrnes (De Niro), untuk luput dari campur tangannya. Namun, keterlibatan Jack ternyata tidak hanya berhenti sampai di masalah pelaksanaan ulang tahun si kembar. Seperti yang sudah-sudah, Jack mulai mencampuri rumah tangga Greg dan Pam, kali ini karena kecurigaannya atas kesetian Greg pada pernikahannya dengan Pam.
Kecurigaan Jack sendiri tidak datang dengan tiba-tiba. Kedekatan Greg dengan Andi Garcia (Jessica Alba), seorang perwakilan perusahaan obat-obatan yang bekerja sama dengan Greg, telah menimbulkan benih-benih kecurigaan tersebut pada Jack. Secara terang-terangan, Jack terus berusaha untuk memisahkan Greg dengan Pam, dan bahkan mencoba menjodohkan Pam kembali dengan mantan kekasihnya, Kevin Rowley (Owen Wilson). Jelas berbagai deraan kecurigaan ini menimbulkan ketegangan tersendiri di dalam pernikahan Greg dan Pam.
Pada Meet the Fockers, sebenarnya kemunduran penulisan naskah cerita seri ini sebenarnya telah mulai dapat dirasakan. Guyonan-guyonan yang dihadirkan pada seri kedua tersebut, tak lagi dapat dirasakan sesegar deretan guyonan yang dihadirkan di Meet the Parents. Untungnya, seluruh penampilan jajaran pemerannya, mampu dengan snagat baik menyita perhatian setiap penonton, khususnya kedatangan Dustin Hoffman dan Barbra Streisand yang hadir sebagai pasangan yang eksentrik. Meet the Fockers jelas-jelas kemudian terselamatkan oleh penampilan komikal para pemerannya yang sangat jenaka tersebut.
Porsi kehadiran Hoffman dan Streisand di seri ini mengalami kemunduran luar biasa, mereka hanya ditampilkan di awal dan akhir cerita dengan porsi cerita yang hampir tidak memberikan kesempatan bagi keduanya untuk unjuk gigi seperti yang telah mereka tunjukkan sebelumnya di Meet the Fockers. Dengan pengurangan porsi peran Hoffman dan Streisand, otomatis fokus cerita kembali berpaling pada ‘permusuhan’ karakter menantu dan ayah mertua yang diperankan Stiller dan De Niro, kembali seperti yang pernah dipaparkan di Meet the Parents. Sialnya, kali ini kisah permusuhan tersebut benar-benar telah terlalu kadaluarsa untuk kembali diterapkan.
Hasilnya, Little Fockers terasa tak lebih dari sebuah jalan cerita yang jalan di tempat dan hanya memberikan pengulangan-pengulangan guyonan yang sama seperti yang telah pernah dipaparkan di dua seri sebelumnya. Tambahan-tambahan cerita maupun karakter baru yang dihadirkan – kehadiran Jessica Alba dan Harvey Keitel di seri ini adalah sama sekali tidak berguna! — terasa tak lebih dari hanya sekedar tempelan untuk mengelabui para penonton bahwa ada sesuatu yang baru yang dihadirkan di dalam jalan cerita Little Fockers. Walau beberapa momen masih sanggup menghadirkan kejenakaan sesaat, namun secara keseluruhan Little Fockers hadir datar dan sangat kering akan unsur hiburan.
Little Fockers, sejujurnya, adalah sebuah sekuel yang hadir demi mengeruk keuntungan komersial dari para penonton yang sebelumnya telah jatuh hati dengan seri film ini. Sayangnya, jalan yang dilakukan oleh para produser film ini untuk mengeruk keuntungan tersebut dilakukan benar-benar dengan jalan yang luar biasa mengesalkan: memberikan Little Fockers sebuah jalan cerita yang benar-benar hanya merupakan sebuah pengulangan dari jalan cerita dan guyonan yang telah dihadirkan di dua seri sebelumnya. Baiklah, sedikit bagian cerita memang berhasil memancing tawa dan penampilan para jajaran pemeran film ini tidak dapat benar-benar dikatakan begitu buruk, namun tetap saja Little Fockers gagal untuk memberikan sebuah tayangan yang benar-benar dapat menghibur dan terasa segar. Bahkan mereka yang menggemari dua seri film ini sebelumnya akan merasakan jenuh dengan Little Fockers.
Rating :