Sebagai seorang penulis naskah, nama Aaron Sorkin jelas bukanlah nama yang asing bagi para penikmat film maupun serial televisi buatan Hollywood. Dikenal dengan ciri khas barisan karakter kuat yang hadir dengan dialog-dialog tajam yang disampaikan dengan cepat, Sorkin telah menuliskan beberapa naskah cerita yang begitu mengesankan dalam beberapa tahun terakhir: mulai dari naskah cerita untuk serial televisi seperti The West Wing (1999 – 2006) dan The Newsroom (2012 – 2014) hingga naskah cerita untuk film-film seperti A Few Good Man (Rob Reiner, 1992), The Social Network(David Fincher, 2010), Moneyball (Bennett Miller, 2011), dan Steve Jobs (Danny Boyle, 2015). Sorkin bahkan telah mengoleksi beberapa penghargaan Primetime Emmy Awards (untuk The West Wing) dan sebuah Academy Awards (untuk The Social Network) untuk naskah-naskah cerita garapannya. Untuk Molly’s Game sendiri, Sorkin melangkah ke sebuah wilayah yang belum pernah ia jalani sebelumnya: selain bertugas sebagai penulis naskah, Sorkin juga bertugas sebagai sutradara bagi film ini. Lalu bagaimana kinerja Sorkin dalam debut pengarahannya?
Diadaptasi dari buku berjudul Molly’s Game: From Hollywood’s Elite to Wall Street’s Billionaire Boys Club, My High-Stakes Adventure in the World of Underground Poker yang ditulis oleh Molly Bloom, Molly’s Game bercerita tentang kisah nyata kehidupan seorang wanita cerdas bernama Molly Bloom (Jessica Chastain) yang kemudian menjadi target investigasi para agen rahasia dari The Federal Bureau of Investigation atas keterlibatannya dalam sebuah jaringan perjudian bawah tanah yang melibatkan sekelompok mafia asal Rusia. Mengaku bahwa dirinya sama sekali tidak mengetahui tentang latar belakang para mafia asal Rusia dan catatan kriminal mereka, Molly Bloom lantas bekerjasama dengan Charlie Jaffey (Idris Elba) yang kemudian menjadi pengacaranya selama proses investigasi berlangsung. Meski berada dalam posisi yang telah cukup tersudut namun Molly Bloom dan Charlie Jaffey tidak menyerah begitu saja pada desakan para agen rahasia The Federal Bureau of Investigation dan terus berusaha memenangkan kasus mereka.
Seperti halnya The Social Network, Moneyball, maupun Steve Jobsyang naskah ceritanya diadaptasi dari sebuah buku yang ditulis berdasarkan rangkaian kejadian nyata, Molly’s Game menghadirkan cukup banyak karakter pendukung dalam jalinan pengisahannya. Meskipun begitu, Molly’s Game sama sekali tidak pernah kehilangan fokusnya dari dua karakter utama film ini, Charlie Jaffey dan, khususnya, Molly Bloom. Deretan karakter pendukung yang hadir memang memberikan berbagai warna pada jalan penceritaan yang sekaligus menghasilkan beberapa sudut pandang atas kasus yang dihadapi sang karakter utama. Namun, hubungan kerjasama antara karakter Molly Bloom dan Charlie Jaffey-lah yang menjadi senjata utama mengapa Molly’s Game mampu bergerak begitu dinamis. Lewat serangkaian wawancara yang dilakukan oleh karakter Charlie Jaffey kepada Molly Bloom, hubungan antara kedua karakter tersebut mampu terasa berkembang dengan baik – awalnya hanya terasa sebagai hubungan profesional antara seorang pengacara dengan klien-nya namun secara perlahan berkembang menjadi sebuah hubungan personal yang didasari atas rasa kepercayaan antara satu dengan yang lain.
Penulisan naskah Sorkin untuk film ini sendiri masih dipenuhi dengan berbagai karakteristik yang biasa ditemukan dalam cerita garapannya. Tidak selalu berjalan mulus. Beberapa konflik yang disajikan terasa terjebak dalam formula drama standar pengisahan Hollywood sementara beberapa bagian lainnya tidak begitu mampu untuk dikembangkan dengan lebih seksama. Meskipun begitu, sebagai sebuah debut pengarahan, Sorkin berhasil menunjukkan kemampuannya dengan gemilang. Ritme pengisahan Molly’s Gameberhasil tergarap dengan seksama. Pengembangan akan karakter Molly Bloom melalui narasi yang disampaikan maupun karakter-karakter yang berada di sekitarnya mampu membentuk keterikatan yang kuat antara karakter tersebut dengan penonton. Tata produksi film juga hadir memuaskan. Beberapa penonton mungkin mendapati durasi film yang mencapai 140 menit terasa berjalan terlalu lama. Namun, pengarahan Sorkin yang apik mampu membuat setiap menit perjalanan film ini terasa jauh dari kesan monoton maupun membosankan.
Tidak dapat dipungkiri, penampilan prima Chastain sebagai Molly Bloom juga memberikan kelas tersendiri bagi kualitas presentasi keseluruhan dari Molly’s Game. Berada dalam tingkatan penampilan yang (hampir) setara dengan penampilan gemilangnya pada Zero Dark Thirty (Kathryn Bigelow, 2012), Interstellar (Christopher Nolan, 2014), dan Miss Sloane (John Madden, 2016), penampilan Chastain sebagai sosok wanita tangguh yang memegang penuh kontrol dari prinsip dan arah kehidupannya hadir begitu memikat. Chemistry yang ia bangun dengan Elba juga tampil solid. Departemen akting Molly’s Game juga diperkuat oleh penampilan dari Kevin Costner, Jeremy Strong, Chris O’Dowd, dan Brian d’Arcy James yang meskipun hadir sebagai karakter pendukung dengan konstruksi pengisahan yang minimalis namun tetap mampu tampil dengan akting yang maksimal.
Rating :