Review

Info
Studio : Indy Pictures/Fourcoulours Films
Genre : Comedy, Drama, Horror
Director : Ifa Isfansyah
Producer : HB Naveen, Ifa Isfansyah
Starring : Tora Sudiro, Vino G. Bastian, Tara Basro, Landung Simatupang, Jajang C. Noer, Aulia Sarah

Senin, 05 Februari 2018 - 21:57:22 WIB
Flick Review : Hoax
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 1937 kali


Telah menyelesaikan proses produksinya beberapa tahun yang tahun lalu, film arahan Ifa Isfansyah (Pesantren Impian, 2016) tersebut kemudian dihadapkan pertama kali ke muka publik melalui penayangannya pada Jogja-NETPAC Asian Film Festival di bulan Desember 2012 dengan menggunakan judul Rumah dan Musim Hujan. Oleh para produsernya, film yang memiliki judul internasional One Day When the Rain Falls tersebut kemudian dibawa berkelana ke berbagai festival film dunia sebelum akhirnya menghilang dan tak terdengar lagi kabar keberadaannya – walau, sebenarnya, adalah hal yang wajar bagi para pembuat film untuk menghasilkan film yang kemudian hanya dirilis untuk ditayangkan di berbagai ajang festival film. Kini, setelah melalui proses penataan gambar ulang yang dikabarkan mengubah beberapa susunan ceritanya, Rumah dan Musim Hujan atau One Day When the Rain Falls dirilis secara luas di bioskop Indonesia dengan menggunakan judul yang baru… Hoaxa not so convincing title, eh?

Dengan naskah cerita yang juga ditulis oleh Isfansyah, Hoax  memulai pengisahannya ketika seorang ayah (Landung Simatupang) berbuka puasa bersama dengan anak-anaknya: Raga (Tora Sudiro) yang datang bersama dengan kekasih barunya, Sukma (Aulia Sarah), Ragil (Vino G. Bastian), dan Adhek (Tara Basro). Seusai adegan buka puasa bersama, Hoax kemudian membagi alur kisahnya menjadi tiga linimasa pengisahan untuk masing-masing karakternya. Kisah pertama bercerita mengenai Raga yang sedang merasa ketakutan bahwa Sukma sedang mengandung anaknya. Berikutnya, Adhek yang kini tinggal bersama sang ibu (Jajang C. Noer) mengalami deretan teror supranatural yang begitu mengganggu. Sedangkan cerita ketiga berasal dari Ragil yang sedang menghadapi perubahan sikap yang aneh dari sang ayah.

Kisah-kisah yang ditampilkan dalam Hoax mungkin terdengar sederhana. Namun, lewat tatanan pengisahannya, Isfansyah kemudian mengembangkan deretan kisah tersebut untuk menggambarkan bagaimana sekumpulan individu yang secara bersama menamakan diri mereka sebagai keluarga dengan jalinan hubungan yang kuat ternyata masing-masing memiliki lapisan karakter yang mereka sembunyikan dari anggota keluarga mereka lainnya. Dengan sentuhan pengisahan komedi, drama satir, dan horor – yang mampu dieksekusi dengan baik dan begitu mencuri perhatian, Isfansyah secara lancar berbicara tentang isu perkosaan, hubungan asmara beda agama, hubungan asmara sesama jenis, hingga beberapa isu sosial dan budaya yang mampu menggelitik sekaligus menjadikan film ini terasa begitu menarik untuk diikuti pengisahannya.

Di saat yang sama, sulit untuk tidak merasakan bahwa beberapa bagian cerita dalam film ini telah melalui proses penataan ulang dan mengalami banyak reduksi dari senyawa pengisahannya. Lihat saja bagaimana karakter ayah dan Ragil yang kemudian tenggelam diantara luasnya penceritaan yang diberikan bagi karakter Raga dan Adhek. Pengisahan yang diberikan bagi karakter Ragil terasa begitu timpang khususnya setelah Hoax menghadirkan sebuah twist bagi karakter tersebut di akhir pengisahannya. Hoax juga seringkali hadir dengan ritme pengisahan yang terlalu acak (baca: berantakan) sehingga setiap cerita yang hadir terasa mendistraksi kehadiran cerita lainnya sekaligus memperlemah kekuatan tema cerita yang menjadi benang merah penghubung deretan kisah yang hadir dalam film ini. Komposisi warna yang ditampilkan Hoax juga sering hadir dalam balutan warna yang cenderung gelap – mengingatkan akan kualitas gambar film arahan Isfansyah sebelumnya, Pesantren Impian.

Departemen akting film Hoax sendiri tampil tanpa cela. Selain Bastian dan Simatupang yang tampil meyakinkan namun terusik oleh gunting penataan ulang cerita sehingga menyebabkan keterbatasan cerita dari karakter yang mereka perankan, jajaran pemeran lain hadir dengan kualitas yang memuaskan. Noer bahkan hadir mencuri perhatian dengan karakternya yang disajikan begitu misterius dan akan mampu memberikan kejutan yang cukup menakutkan bagi para penonton. Solid. Terlepas dari berbagai kelemahannya – dan berbagai drama di balik layar yang menggelayutinya, Hoax tetap akan mampu tampil memikat dengan berbagai keunikan yang ditawarkan cerita maupun dialog-dialognya yang berhasil dikreasikan Isfansyah dengan baik. Problematic but definitely worth to ride.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.