Review

Info
Studio : Bhansali Productions/Viacom 18 Motion Pictures
Genre : Drama, History, Romance
Director : Sanjay Leela Bhansali
Producer : Sanjay Leela Bhansali, Sudhanshu Vats, Ajit Andhare
Starring : Deepika Padukone, Ranveer Singh, Shahid Kapoor, Aditi Rao Hydari, Jim Sarbh

Rabu, 31 Januari 2018 - 20:56:43 WIB
Flick Review : Padmaavat
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 1928 kali


Setelah tampil dalam Goliyon Ki Rasleela Ram-Leela (2013) dan Bajirao Mastani (2015), Deepika Padukone dan Ranveer Singh kembali berada di bawah arahan sutradara Sanjay Leela Bhansali untuk film terbarunya, Padmaavat. Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Bhansali bersama dengan penulis naskah Bajirao Mastani, Prakash Kapadia, berdasarkan puisi epik klasik karya Malik Muhammad Jayasi yang berjudul Padmavat, Padmaavat berkisah mengenai usaha dari Sultan Delhi, Alauddin Khilji (Singh), untuk menembus dan menguasai Chittor Fort milik Kerajaan Mewar yang dipimpin oleh King Ratan Singh (Shahid Kapoor). Hasrat menggebu-gebu Alauddin Khilji untuk menguasai Kerajaan Mewar bukannya tanpa alasan. Selain untuk memperluas wilayah kekuasaannya, Alauddin Khilji termotivasi untuk memiliki Padmavati (Padukone) yang merupakan istri dari King Ratan Singh yang terkenal akan kecantikan dan kecerdasannya. Tentu saja, King Ratan Singh dan pasukannya melakukan usaha terkuat mereka untuk bertahan dari serangan pasukan milik Alauddin Khilji. Namun, ketika kondisi King Ratan Singh semakin terdesak, Padmavati telah bersiap untuk melakukan pengorbanan diri untuk menghindari dirinya dari tangkapan Alauddin Khilji.

Sebagai sebuah drama epik bernuansa sejarah – Padmaavat merupakan sebuah pengisahan fiksi yang mendasarkan kisahnya pada beberapa karakter nyata, Bhansali mampu menggarap filmnya menjadi sebuah sajian yang begitu menghipnotis. Seluruh elemen produksi film ini tergarap dengan nyaris tanpa cela. Mulai dari tata sinematografi yang mampu menangkap dan mempersembahkan deretan gambar berskala megah yang membuai mata, tata rias dan kostum yang secara detil sukses membawa kembali penontonnya ke era abad 13 dimana jalan cerita Padmaavat berlangsung, hingga tatanan musik dan deretan lagu – dengan adegan koreogafi yang memikat – yang berhasil memberikan sentuhan emosional di banyak adegan penceritaan film. Dengan dana produksi yang mencapai US$34 juta – dan menjadikan Padmaavat sebagai salah satu film produksi Bollywood termahal sepanjang masa – Bhansali mampu membuktikan bahwa dirinya memanfaatkan bujet produksi filmnya dengan sebaik-baiknya.

Padmaavat memang menjadi sebuah sajian yang memanjakan mata dan telinga penontonnya. Namun, sebagai sebuah presentasi cerita, pengisahan yang dihadirkan Bhansali dan Kapadia sayangnya lebih sering terasa hampa daripada mampu memberikan penceritaan yang apik. Dengan durasi pengisahan yang mencapai 163 menit, Padmaavat seringkali menghabiskan durasi penceritaannya untuk kisah romansa yang terbentuk antara karakter King Ratan Singh dan Padmavati, gambaran betapa tidak beradabnya sosok karaker Alauddin Khilji, atau konflik minor yang sebenarnya dapat saja disingkirkan dari pengisahan utama film. Beberapa karakter pendukung yang tampil dalam jalan ceritanya juga tidak mampu dikembangkan dengan baik. Banyak diantara karakter-karakter pendukung tersebut tampil hanya sebagai latar penceritaan belaka dan tanpa porsi penceritaan yang kuat.

Berbicara mengenai karakterisasi, ketiga karakter utama dalam jalan penceritaan Padmaavat juga tampil dengan karakterisasi yang cenderung dangkal. Karakter Padmavati – yang, tentu saja, merupakan karakter sentral – seringkali hadir dengan pengisahan yang tidak seimbang dengan penggambarannya sebagai sosok wanita dengan paras rupawan dan karakter yang cerdas sekaligus kuat. Selain pada paruh ketiga film – dimana karakter Padmavati akhirnya benar-benar memegang penuh kontrol penceritaan, karakter Padmavati lebih sering hadir dalam dialog-dialog yang terlontar dari karakter-karakter lain daripada hadir secara lugas dalam jalan cerita. Dua karakter lain, Alauddin Khilji dan King Ratan Singh, juga tidak bernasib baik. Keduanya tampil dengan gambaran karakter yang begitu monoton. Bhansali dan Kapadia bahkan memberikan gambaran antagonis yang cenderung mendekati karikatur ketika menyajikan karakter Alauddin Khilji. Tidak benar-benar buruk namun terasa membuang kesempatan untuk menyajikan sebuah penceritaan secara lebih mendalam.

Terlepas dari lemahnya penggambaran karakter yang mereka perankan, Padukone, Singh, dan Kapoor cukup berhasil menghidupkan karakter-karakter mereka dengan baik. Sebagai sosok Padmavati, Padukone hadir dengan pesona yang – seperti karakternya – selalu mencuri perhatian dalam setiap penampilannya. Gambaran yang terlalu datar akan King Ratan Singh memang tidak memberikan kesempatan bagi Kapoor untuk menampilkan akting yang lebih mengesankan. Namun, setidaknya Kapoor tampil tidak mengecewakan. Sebagai sosok antagonis, Singh berhasil menjadikan karakternya sebagai pusat perhatian dalam penceritaan Padmaavat – sekaligus seringkali menjadi nyawa bagi film ini. Departemen akting yang diisi oleh penampilan dari Aditi Rao Hydari, Jim Sarbh, Raza Murad, dan Anupriya Goenka juga hadir dengan kualitas solid.

Presentasi Padmaavat memang tidak selalu mampu hadir mulus. Pengarahan Bhansali seringkali terasa goyah di banyak bagian film – Bhansali bahkan terasa gagal menemukan ritme pengisahan yang tepat di paruh awal film dimana ia memperkenalkan karakter-karakter yang hadir dalam filmnya. Meskipun begitu, kualitas produksi yang mumpuni dan penampilan akting para pemeran film berhasil mencegah Padmaavat untuk hadir dengan kualitas yang mengecewakan. Cukup mengesankan walau gagal tampil dengan penceritaan yang lebih kuat dan mendalam.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.