Dengan cepatnya arus lalu lintas pemberitaan yang melalui banyak media massa saat ini, jelas tidak mengherankan jika banyak penikmat film dunia telah mengetahui tentang berbagai hal yang terjadi di balik layar pembuatan film terbaru arahan Ridley Scott, All the Money in the World. Mulai dari usaha Scott untuk mempercepat proses produksi dan perilisan filmnya agar tidak didahului perilisan serial televisi Trust garapan Simon Beaufoy, Danny Boyle, dan Christian Colson yang juga membahas alur pengisahan yang sama, proses pengambilan gambar ulang dengan Christopher Plummer menggantikan posisi Kevin Spacey hanya satu bulan sebelum masa perilisan film yang dilakukan setelah Spacey dituduh terlibat dalam beberapa kasus pelecehan sekskual, hingga, yang teranyar, perbedaan pendapatan antara Michelle Williams dan Mark Wahlberg yang memicu banyak protes dengan banyak pihak yang menilai hal tersebut terjadi hanya karena perbedaan gender antara Williams dan Wahlberg. Deretan drama di belakang layar yang bahkan mampu menyaingi keanehan jalan cerita berdasarkan kisah nyata yang ingin disampaikan All the Money in the World. Namun bagaimana dengan kualitas penceritaan film arahan Scott ini sendiri?
Diadaptasi oleh penulis naskah David Scarpa (The Day the Earth Stood Still, 2008) dari buku karangan John Pearson yang berjudul Painfully Rich: The Outrageous Fortunes and Misfortunes of the Heirs of J. Paul Getty, All the Money in the World memulai pengisahannya dengan memperkenalkan karakter J. Paul Getty (Christopher Plummer) dan bagaimana ide briliannya untuk membuka penambangan minyak di wilayah Saudi Arabia pada tahun 1950an menjadikannya sebagai sosok orang terkaya di dunia. Namun, konflik utama film ini sendiri muncul ketika jalan cerita film telah melaju ke tahun 1973 dan berkisah mengenai penculikan cucu J. Paul Getty, John Paul Getty III (Charlie Plummer – tidak memiliki relasi apapun dengan Christopher Plummer). Para penculik, yang mengetahui bahwa remaja yang mereka culik merupakan cucu dari pria terkaya di muka Bumi, meminta uang tebusan sebanyak US$17 juta yang disampaikan melalui saluran telepon kepada ibu John Paul Getty III, Gail Harris (Williams). Masalahnya, Gail Harris semenjak lama telah bercerai dari putera J. Paul Getty, John Paul Getty, Jr. (Andrew Buchan), dan memenangkan hak perwalian anak-anak mereka – suatu kondisi yang membuat J. Paul Getty menjadi kurang menyukai Gail Harris. Kini, ketika Gail Harris datang dan meminta bantuan J. Paul Getty untuk membayarkan uang tebusan bagi John Paul Getty III, J. Paul Getty secara getir menolak permintaan tersebut.
Merupakan salah satu kasus kriminal yang paling populer dan mendapatkan liputan luas dari kalangan media pada tahun kejadiannya, All the Money in the World sebenarnya menawarkan banyak intrik dalam guliran kisahnya. Sayangnya, kebanyakan intrik yang coba dipaparkan Scarpa dalam naskah ceritanya gagal untuk mendapatkan pengembangan yang baik. Banyak bagian pengisahan yang terasa memiliki ide akan konflik yang kuat namun kemudian gagal untuk tampil maksimal akibat pengembangan yang setengah matang. Hal yang sama juga dapat dirasakan pada karakter-karakter yang dihadirkan dalam film yang berdurasi 133 menit ini. Scarpa sebenarnya ingin menjadikan penonton merasa penasaran dengan keterlibatan setiap karakter dalam peristiwa penculikan yang dialami karakter John Paul Getty III. Karenanya, pada beberapa plot pengisahan, Scarpa menambahkan beberapa lapisan karakterisasi pada beberapa karakter yang membuat mereka terlihat mencurigakan. Sial, Scarpa tidak pernah mampu menggali dengan terlalu dalam potensi-potensi tersebut. Penonton dapat merasakan bahwa satu sosok karakter tampil mencurigakan namun kemudian dimentahkan begitu saja dengan pengembangan plot yang minimalis.
Sebagai seorang sutradara, Scott sendiri juga memberikan kontribusinya dalam mengemas All the Money in the World untuk menjadi sebuah sajian misteri yang mengikat. Namun, keputusan Scott untuk menyajikan filmnya dalam tempo pengisahan yang cenderung lamban justru membuat film ini terasa kehilangan banyak momentum emosionalnya. Jalan cerita All the Money in the World yang bergulir secara perlahan – termasuk dengan menghadirkan beberapa adegan kilas balik – sebenarnya hadir untuk memberikan banyak perspektif pada penonton mengenai karakter-karakter yang dihadirkan. Sayangnya, keputusan yang sama juga membuat genggaman yang diberikan jalan cerita film menjadi terasa terlalu lemah. Banyak momen yang harusnya mendatangkan sensasi ketegangan maupun sentuhan emosional kemudian hadir datar. Beruntung tata musik garapan Daniel Pemberton cukup mampu memberikan nyawa bagi banyak momen penting dalam film ini. Lambannya pengembangan cerita juga membuat All the Money in the World terasa bertele-tele dalam berkisah. Banyak bagian film yang sebenarnya dapat dipadatkan untuk menghasilkan ritme pengisahan yang lebih baik lagi.
Keunggulan utama film ini datang dari penampilan para pengisi departemen aktingnya yang solid. Berperan sebagai sosok ibu yang diambang kehilangan sang putera untuk selamanya namun tidak memiliki kemampuan apapun untuk memberikan pertolongan, Williams tampil begitu meyakinkan. Pemilihan untuk menggambarkan karakter Gail Harris sebagai sosok wanita yang tangguh – dan dingin, yang kemudian membuat banyak spekulasi media atas keterlibatannya pada kasus penculikan puteranya – juga mampu disajikan Williams dengan baik. Wahlberg dan Charlie Plummer juga memberikan penampilan akting yang tidak mengecewakan. Namun, kualitas departemen akting All the Money in the World jelas tidak akan tampil begitu prima jika tanpa kehadiran penampilan Christopher Plummer. Kehadiran Christopher Plummer sebagai sosok J. Paul Getty yang egois dan dingin – dan kikir – berhasil diterjemahkan dengan sempurna. Kharisma (dan pesona)-nya yang kuat menjadikan film ini tampil lebih hidup setiap kali karakter yang diperankannya tampil dalam jalan cerita film.
All the Money in the World sendiri bukanlah sebuah garapan Scott yang tergolong lemah. Namun, dengan berbagai potensi yang dimiliki oleh jalan cerita berbasiskan kisah nyata yang cukup mencengangkan, Scott sayangnya tidak mampu untuk menjadikan filmnya tampil lebih kuat dan mengesankan.
Rating :