Review

Info
Studio : Entertainment One
Genre : Thriller
Director : Luis Prieto
Producer : Lorenzo Di Bonaventura, Erik Howsam, Joey Tufaro, Gregory Chou
Starring : Halle Berry, Sage Correa, Chris McGinn, Lew Temple

Rabu, 23 Agustus 2017 - 23:25:12 WIB
Flick Review : Kidnap
Review oleh : Haris Fadli Pasaribu (@oldeuboi) - Dibaca: 4120 kali


Serial kreasi Ryan Murphy, Feud: Bette and Joan, mengisahkan perseteruan antara dua aktris kaliber, Bette David dan Joan Crawford. Hanya saja serial ini tidak hanya melulu cerita tentang persaingan sensasional, namun juga fakta bagaimana aktris Hollywood di atas usia 40 harus berjuang dalam menjaga karir mereka. Terlepas seberapa besar nama mereka.

Meski berseting di era 60-an, ternyata sampai detik ini iklim yang sama tetap mendera para aktris terkemuka masa kini. Halle Berry salah satunya. Ia terkenal. Ikonik. Pemenang Oscar pula. Seharusnya ia bisa mendapatkan tawaran lebih baik, lebih berkelas atau bermutu. Tapi tetap saja mau untuk membintangi film semenjana seperti Kidnap ini, karena mungkin tawaran seperti inilah yang kini datang padanya.

Meski begitu berbeda dengan Bette dan Joan, di usia 51 tahun, Berry tidak mau terjebak dalam streotipe karakter sepuh. Ia tetap terlihat enerjik dan penuh vitalitas dalam melakoni perannya yang tidak hanya menuntut eksplorasi sisi emosional namun juga kemampuan fisik prima. Oleh karena itu, berkat performa Berry, Kidnap terselamatkan dari sekedar buruk menjadi lumayan renyah untuk dinikmati.

Berry berperan sebagai Karla, seorang ibu tunggal untuk putra semata wayangnya yang masih berusia 6 tahun. Suatu hari, Frankie (Sage Correa), demikian nama anaknya, diculik oleh sosok asing saat Karla mengajaknya ke taman hiburan. Perpaduan antara dedikasi sebagai ibu penuh rasa tanggung jawab dan rasa putus asa, menyebabkan Karla nekad mengejar sang penculik dan menemukan putranya. Tekadnya semakin teguh saat menyadari telah terjadi banyak kasus penculikan serupa dan polisi tidak mampu mengusutnya.

Menonton Kidnap kadang terasa seperti menyaksikan perpaduan antara seri Fast and Furious berpadu dengan Taken. Dari segi premis ia mengingatkan Taken (dan ratusan film sejenis). Sedangkan nyaris di paruh awal dihabiskan di jalanan dan diisi dengan adegan kebut-kebutan. Tidak sefantastis Fast and Furous tentu saja, namun Luis Prieto (Pusher), sang sutradara, masih mampu mengeksekusi adegan menegangkan pemicu adrenalin.

Sayangnya memasuki klimaks, setelah adegan kebut-kebutan menghilang dari layar, suspensi dan intensitas Kidnap mengendur. Naskah tulisan Knate Lee yang awalnya memiliki turn-and-twist lumayan menarik malih rupa menjadi begitu klise, tertebak dan monoton. Naskah tidak lagi peduli dengan sebab-akibat, atau mengapa-bagaimana. Ia cenderung menjadi kumpulan "adegan aksi".

Tempo mengebut kencang yang kemudian secara perlahan menjadi merambat tentunya tidak membantu  film menjadi lebih baik. Fatal karena problema ini justru terjadi di bagian yang menentukan sebagai momentum film. Ditambah para antagonis tidak memiliki karakterisasi kuat untuk bisa memberi efek takut atau cekam. Walau ada beberapa adegan aksi, paruh akhir film tidak memiliki ketegangan yang sama dengan paruh awalnya.

Syukurlah Kidnap memiliki Halle Berry. Sebagaimana para antagonis, karakterisasi Karla pun tipis. Namun Berry memberi kedalaman dan nuasa untuk karakternya, sehingga kita sebagai penonton bisa turut hanyut dalam segenap emosi Karla. Berry bisa menghadirkan akting meyakinkan di tengah situasi yang sebenarnya kurang meyakinkan jika ditilik secara logika.

Mungkin film memang ingin memberi aksentuasi jika kekuatan seorang ibu akan menguar kuat jika buah hatinya diusik, sehingga bisa melakukan hal-hal yang normalnya mungkin tidak bisa dibayangkan akan dilakukannya. Seperti menjadi pembalap profesional dadakan atau secara kalkulatif menghabisi nyawa seorang penculik misalnya. Kidnap memang sangat mengandalkan suspense-in-disbelief yang rasanya tidak akan berhasil jika Berry tidak menunaikan tugasnya dengan baik dan meyakinkan.

Kidnap jelas harus berterima kasih kepada dedikasi Halle Berry, yang menunjukkan kelas dan bobotnya sebagai seorang aktris senior dan sukses menjadi penyetir gerak film. Kalau tidak Kidnap akan menjadi begitu membosankan dan mudah terlupakan. Tetap saja, menyaksikan bintang sekelas dirinya dalam film sekelas ini menyisakan setitik rasa kesal di dalam hati.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.