Review

Info
Studio : T SERIES/Big Indie Pictures/Picrow/Amazon Studios
Genre : Drama, Thriller, War
Director : Doug Liman
Producer : Dave Bartis
Starring : Aaron Taylor-Johnson, John Cena, Laith Nakli

Sabtu, 17 Juni 2017 - 21:22:17 WIB
Flick Review : The Wall
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 1894 kali


Dengan film-film yang memiliki tampilan efek bombastis seperti The Bourne Identity (2002), Mr. & Mrs. Smith (2005) dan Edge of Tomorrow (2014) berada di dalam filmografinya, mungkin sedikit mengherankan untuk mengetahui bahwa The Wall adalah sebuah film yang juga diarahkan oleh Doug Liman. Berbeda dengan film yang telah disebutkan sebelumnya, The Wall memiliki presentasi yang begitu sederhana: departemen akting yang hanya diisi oleh dua aktor (dan seorang pengisi suara yang tak pernah terlihat wujud fisiknya), alur kisah yang dipenuhi oleh deretan dialog antar karakter serta tampilan visual yang… well… sesuai dengan bujet produksi film ini yang “hanya” mencapai US$3 juta. Namun apakah Liman memiliki kemampuan untuk menghadirkan kualitas pengarahan yang kuat untuk film yang sederhana dan personal seperti The Wall?

Berlatarbelakang lokasi di Irak pada tahun 2007 ketika perang di negara tersebut telah dinyatakan usai, dua anggota pasukan tentara Amerika Serikat, Staff Sergeant Shane Matthews (John Cena) dan Sergeant Allen Isaac (Aaron Taylor-Johnson), ditugaskan untuk menginvestigasi serangan yang terjadi di sebuah wilayah konstruksi jaringan pipa. Setibanya di lokasi, Staff Sergeant Shane Matthews dan Sergeant Allen Isaac menemukan seluruh pekerja dan pihak keamanan telah tewas oleh serangan yang diduga dilakukan oleh penembak runduk. Setelah menunggu sekitar 22 jam untuk memastikan keamanan lokasi, Staff Sergeant Shane Matthews dan Sergeant Allen Isaac akhirnya terjun langsung ke lokasi untuk mengumpulkan barang-barang bukti. Tanpa diduga, rentetan tembakan kemudian datang secara tiba-tiba menghampiri mereka. Berlindung dengan hanya menggunakan dinding bekas runtuhan sebuah bangunan, keduanya kini harus mencari tahu dimana keberadaan sang penembak runduk dan segera menghabisinya agar dapat menyelamatkan nyawa mereka.

Seperti halnya film-film lain yang menggunakan formula pengisahan yang serupa, The Wall juga begitu mengandalkan kekuatan dialog para karakternya untuk dapat mengalirkan pengisahan ceritanya. Dialog-dialog tersebut kemudian secara perlahan membuka tabir mengenai banyak hal, mulai dari siapa karakter-karakter tersebut hingga bagaimana mereka dapat berada di posisi mereka sekarang. The Wall sendiri menghabiskan hampir separuh durasi filmnya dengan dialog yang terjadi antara karakter Sergeant Allen Isaac dengan sang penembak runduk (Laith Nakli). Sayangnya, pertukaran dialog tersebut seringkali terasa datar tanpa pernah benar-benar mampu hadir untuk mengikat perhatian penonton.

Yang cukup mengherankan, dengan latar belakang kejadian masa invasi pasukan militer Amerika Serikat ke wilayah Irak, naskah cerita garapan Dwain Worrell justru terkesan menjauh dari perbincangan politik dalam dialog-dialog karakternya. Worrell lebih tertarik untuk membuka sisi personal para karakter yang terlibat dalam pertukaran dialog. Tentu, beberapa baris dialog yang berisikan tentang politik peperangan Amerika Serikat memang dihadirkan dalam film. Namun, pada kebanyakan bagian, dialog-dialog buatan Worrell lebih sering terasa sebagai dialog-dialog pengisi waktu yang bergerak tanpa arah yang jelas. Memasuki paruh ketiga film, naskah cerita Worrell baru sepertinya menemukan poin pembicaraan yang lebih kuat. Masih berada di putaran personal sang karakter namun setidaknya mampu disajikan dengan lebih tegas.

Liman sendiri cukup mampu mengendalikan ritme pengisahan The Wall sehingga tidak pernah benar-benar terasa berjalan menjemukan. Di tengah kumpulan dialog yang mewarnai film, Liman menyertakan beberapa adegan aksi yang tergarap dengan baik dan cukup mampu mempertahankan maupun meningkatkan intensitas penceritaan film. Dan tentu saja, The Wall didukung penuh oleh penampilan yang sangat meyakinkan dari Taylor-Johnson. The Wall memang menjadi semacam ajang one man show bagi aktor yang semakin mampu menunjukkan kapabilitas aktingnya ini. Taylor-Johnson sama sekali tidak mengecewakan dan menjadi nyawa utama bagi film ini terlepas dari karakter dan jalan ceritanya yang begitu terbatas.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.