Review

Info
Studio : Walt Disney Pictures/Jerry Bruckheimer Films
Genre : Action, Adventure, Fantasy
Director : Joachim Rønning, Espen Sandberg
Producer : Jerry Bruckheimer
Starring : Johnny Depp, Javier Bardem, Brenton Thwaites, Kaya Scodelario, Geoffrey Rush

Jumat, 02 Juni 2017 - 15:14:56 WIB
Flick Review : Pirates of the Caribbean: Salazars Revenge
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 1975 kali


Enam tahun setelah perilisan Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides arahan Rob Marshall – yang meskipun meraih reaksi negatif dari banyak kritikus film namun tetap mampu mendapatkan kesuksesan komersial dengan menjadi film kedelapan dalam sejarah yang berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar lebih dari US$1 milyar dari perilisannya di seluruh dunia – Walt Disney Pictures kembali menghadirkan petualangan terbaru dari Captain Jack Sparrow lewat Pirates of the Caribbean: Salazar’s Revenge. Dengan kursi penyutradaraan yang kini ditempati oleh duo Joachim Rønning dan Espen Sandberg (Kon-Tiki, 2012), Pirates of the Caribbean: Salazar’s Revenge secara mengejutkan mampu tampil begitu menyenangkan. Memang belum mampu melampaui dua seri pertama Pirates of the Caribbean namun jelas jauh lebih baik jika dibandingkan dengan Pirates of the Caribbean: At World’s End (Gore Verbinski, 2007) atau Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides yang menjemukan sekaligus meluluhlantakkan reputasi seri film ini.

Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Jeff Nathanson (Tower Heist, 2011), pengisahan Pirates of the Caribbean: Salazar’s Revenge dimulai dengan pertemuan antara Captain Jack Sparrow (Johnny Depp) dengan Henry Turner (Brandon Thwaites). Bersama dengan seorang wanita yang baru diselamatkannya, Carina Smyth (Kaya Scodelario), Henry Turner menjumpai Captain Jack Sparrow untuk memperingatkannya bahwa sesosok hantu pembajak laut bernama Captain Salazar (Javier Bardem) sedang mencari dirinya guna membalaskan dendam pribadinya. Menurut putra dari pasangan Will Turner (Orlando Bloom) dan Elizabeth Swann (Keira Knightley) tersebut, satu-satunya cara bagi Captain Jack Sparrow untuk dapat melumpuhkan Captain Salazar adalah dengan mencari dan menemukan trisula milik Poseidon – sebuah senjata yang juga diinginkan oleh Henry Turner agar dapat menghilangkan kutukan yang menimpa ayahnya. Dengan bantuan Carina Smyth, Captain Jack Sparrow dan Henry Turner memulai perjalanan mereka dalam mengarungi lautan luas untuk menemukan senjata keramat tersebut.

Juga dirilis dengan judul Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales pada beberapa wilayah di dunia, kesuksesan film ini untuk tampil lebih menyenangkan berasal dari kemampuan duo Rønning dan Sandberg untuk mengembalikan elemen-elemen hiburan yang dahulu sukses diterapkan pada seri pertama Pirates of the CaribbeanPirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl (Verbinski, 2003): adegan aksi pertarungan antara para bajak laut, humor yang kuat serta jalinan kisah romansa yang cukup manis. Naskah garapan Nathanson juga membentuk plot kisah hubungan antara ayah dan anak serta sekilas tentang perjalanan karakter Jack Sparrow pada masa mudanya yang kemudian berhasil memberikan sentuhan emosional pada beberapa adegan film. Paduan pengarahan Rønning dan Sandberg serta naskah cerita yang apik dari Nathanson harus diakui berhasil memberikan nafas segar bagi film ini.

Meskipun begitu, naskah Nathanson bukannya hadir tanpa masalah. Meskipun memiliki ranting penceritaan yang terasa cukup pelik dan kompleks, jika ingin diperhatikan dengan seksama, Pirates of the Caribbean: Salazar’s Revenge sebenarnya hanya memiliki beberapa konflik yang berkembang. Sementara itu, kebanyakan konflik sekunder lainnya, terkesan hanya hadir untuk mengisi ruang penceritaan tanpa pernah terasa benar-benar sebagai sebuah penceritaan yang esensial. Begitu pula dengan beberapa karakter yang memenuhi area pengisahan yang tidak pernah diberikan pendalaman cerita lebih kuat lagi. Tetap saja, terlepas dari beberapa kelemahan minor tersebut, Rønning dan Sandberg berhasil mengemas Pirates of the Caribbean: Salazar’s Revenge dengan kualitas penceritaan sekaligus produksi yang begitu berkelas sehingga mampu menutupi titik-titik kelemahan pada penceritaan film.

Depp sendiri masih memegang peranan sebagai karakter sentral bagi Pirates of the Caribbean: Salazar’s Revenge. Karakter Jack Sparrow yang ia sajikan masih tampil sama memikat (dan gila)-nya dengan penampilan-penampilan pada seri Pirates of the Caribbean sebelumnya. Satu hal yang layak diberikan poin lebih, Rønning dan Sandberg secara bijak turut memberikan porsi yang berimbang pada banyak karakter pendukung dalam jalan penceritaan film. Karakter-karakter pendukung tersebut tampil kuat dalam mendampingi penampilan Depp sehingga karakter Jack Sparrow tidak terasa begitu dominan maupun terlalu berlebihan dalam penampilannya – suatu karakteristik yang sempat membuat banyak penonton merasa kelelahan dengan kehadiran karakter tersebut.

Selain menghadirkan beberapa wajah lama yang masih mampu tampil dengan kualitas akting yang memikat – seperti Geoffrey Rush sebagai Captain Hector Barbossa, Kevin McNally sebagai Joshamee Gibbs serta penampilan sekilas dari Bloom dan Knightley yang amampu memberikan momen nostalgia yang manis bagi penonton – Pirates of the Caribbean: Salazar’s Revenge juga menghadirkan beberapa wajah baru yang memperkuat kualitas departemen akting film ini. Pasangan Thwaites dan Scodelario jelas akan mengingatkan penonton pada pasangan Bloom dan Knightley. Dalam artian yang baik, tentu saja, karena penampilan keduanya menjadi salah satu elemen terkuat film ini. Penampilan Bardem sebagai karakter antagonis utama juga jelas hadir mengesankan. Penampilannya mampu tampil sejajar dengan penampilan Depp maupun Rush yang menjadikan kehadiran Bardem begitu menyenangkan.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.