The Autopsy of Jane Doe berkisah mengenai pasangan ayah dan anak, Tommy (Brian Cox) dan Austin Tilden (Emile Hirsch), yang bekerja sebagai petugas koroner pada sebuah rumah mati yang mereka miliki. Suatu malam, Sheriff Sheldon Burke (Michael McElhatton) menghantarkan sesosok mayat wanita yang tak dikenal (Olwen Kelly) dan meminta Tommy dan Austin untuk menyiapkan informasi mengenai penyebab kematian wanita tersebut keesokan harinya. Proses forensik yang dilaksanakan Tommy dan Austin kepada Jane Doe – sebutan yang mereka berikan bagi wanita tersebut – awalnya berjalan layaknya proses forensik biasa. Namun, secara perlahan, kedua petugas koroner tersebut mulai menemukan keanehan-keanehan pada berbagai bagian tubuh mayat wanita tersebut. Di saat yang bersamaan, Tommy dan Austin mulai merasakan bahwa teror supranatural mulai mengintai dan mengincar nyawa keduanya.
Sekilas, naskah cerita yang ditulis oleh Ian Goldberg dan Richard Naing memang terlihat tidak memberikan deretan konflik maupun pengembangan kisah yang begitu kompleks. Semenjak penceritaan dimulai, The Autopsy of Jane Doe berjalan layaknya sebuah proses forensik yang dijalankan oleh kedua karakter utama film kepada tubuh mayat wanita tak dikenal yang diserahkan kepada mereka. Namun, seiring dengan berjalannya proses forensik tersebut – yang melibatkan deretan adegan penyayatan anggota tubuh yang jelas akan mampu membuat penonton film ini menahan nafas mereka – Goldberg dan Naing mampu menyajikan paduan yang sangat efektif akan pengisahan misteri dengan penggalian lebih dalam akan setiap karakter yang muncul dalam jalan penceritaan film. Mereka yang pernah menyaksikan The VVitch (Robert Eggers, 2015) sepertinya akan turut mengapresiasi teka-teki yang disajikan dalam film ini – dan beberapa bagian pengisahan yang sepertinya memiliki koneksi antara satu dengan yang lain.
Pengarahan sutradara André Øvredal (Trollhunter, 2010) juga berhasil memberikan kekuatan pengisahan yang dinamis bagi The Autopsy of Jane Doe. Meskipun menyajikan penceritaan filmnya dalam ritme yang cukup perlahan, Øvredal secara cerdas mampu menyimpan setiap misteri untuk kemudian menyingkapnya di saat yang tepat. Kualitas tatanan produksi yang berkelas – mulai dari tata rias, sinematografi dan iringan musik di setiap adegan film – juga membantu terbentuknya atmosfer horor yang mencekam di sepanjang 86 menit durasi presentasi film. Kecerdasan pengarahan Øvredal juga membantu penceritaan The Autopsy of Jane Doe ketika paruh akhir pengisahan film terasa terjebak deretan formula horor klise Hollywood dalam menakut-nakutin penontonnya. Kelemahan yang harus diakui membuat kualitas pengisahan sedikit menurun meskipun tidak sampai merusak ritme pengisahan secara keseluruhan.
Øvredal juga berhasil mendapatkan kualitas akting yang prima dari jajaran pengisi departemen akting filmnya. Cox dan Hirsch yang berperan sebagai pasangan ayah dan anak tampil meyakinkan, baik dengan chemistry mereka sebagai sosok ayah dan anak maupun sebagai seorang ahli forensik yang tahu pasti mengenai seluk beluk tubuh manusia. Dan meskipun Kelly yang berperan sebagai sesosok mayat yang tampil mematung di sepanjang film, penampilan aktris tersebut harus diakui mampu memberikan nilai keunggulan tersendiri pada penampilan film ini. Dukungan penampilan Ophelia Lovibond – meskipun dalam kapasitas yang cukup terbatas – juga semakin memperkokoh kualitas penampilan departemen akting The Autopsy of Jane Doe. Sebuah film horor yang sederhana namun mampu tergarap dengan begitu cerdas.
Rating :