They’re back! Meskipun tidak seorangpun sepertinya begitu antusias terhadap kembalinya kumpulan makhluk berwarna biru ini – khususnya dengan raihan kualitas dan komersial The Smurfs 2 (Raja Gosnell, 2013) yang semakin menurun jika dibandingkan dengan film pendahulunya – namun Sony Pictures Animation sepertinya masih berusaha (baca: memaksa) semua orang untuk menyukai produk adaptasi layar lebar dari komik berjudul sama buatan Peyo tersebut. Smurfs: The Lost Village sendiri tidak memiliki jalinan hubungan cerita dengan dua seri film The Smurfs sebelumnya dan memulai sebuah garis pengisahan yang baru. Yeap. Hanya dalam jangka waktu enam tahun semenjak perilisan film pertama, Sony Pictures Animation memutuskan untuk melakukan reboot terhadap seri film The Smurfs dengan melakukan perombakan total pada barisan pemeran dan kru produksinya serta mengubahnya menjadi sebuah film animasi secara keseluruhan daripada sebuah paduan animasi dan live-action seperti pada dua film The Smurfs terdahulu. Dengan kursi penyutradaraan yang kini ditempati oleh Kelly Asbury (Gnomeo & Juliet, 2011), apakah seluruh perubahan tersebut mampu memberikan sebuah daya tarik yang baru bagi seri film The Smurfs?
Smurfs: The Lost Village memberikan fokus pengisahannya pada karakter Smurfette (Demi Lovato). Merasa dirinya berbeda dan sama sekali tidak memiliki kemampuan istimewa apapun jika dibandingkan dengan penduduk lain di desanya, Smurfette lantas mencoba untuk menjelajahi lingkungan pedesaannya untuk mencari tahu apa kelebihan dirinya. Dalam penjelajahannya bersama teman-temannya, Hefty (Joe Manganiello), Brainy (Danny Pudi) dan Clumsy (Jack McBrayer), Smurfette secara tidak sengaja memasuki wilayah Hutan Terlarang dan menemukan sebuah pedesaan yang selama ini dianggap telah menghilang secara misterius dan berisi makhluk berwarna biru seperti dirinya. Sial, penemuan Smurfette tersebut kemudian diketahui oleh sang penyihir jahat, Gargamel (Rain Wilson), yang lantas berencana untuk datang ke desa misterius tersebut dan menculik para penduduknya demi mendapatkan kekuatan magis mereka. Merasa bertanggungjawab, Smurfette dan teman-temannya kemudian berpacu dengan waktu untuk sampai terlebih dahulu di desa misterius tersebut untuk memperingatkan para penduduknya atas rencana jahat Gargamel.
Harus diakui, pemilihan untuk menyajikan jalan cerita dengan tampilan animasi secara utuh berhasil memberikan atmosfer sekaligus jangkauan penceritaan yang lebih segar bagi Smurfs: The Lost Village. Naskah cerita yang ditulis oleh Stacey Harman dan Pamela Ribon sendiri sebenarnya tidak menawarkan sebuah pengisahan yang baru. Kisah mengenai pencarian jati diri serta hubungan persahabatan dan kekeluargaan yang dieksplorasi dalam film ini masih berada dalam rangkaian kisah familiar yang biasa dihadirkan dalam film-film keluarga sejenis. Ditambah dengan beberapa sentuhan komedi ringan, Smurfs: The Lost Village jelas akan mudah mendapatkan perhatian dari kalangan penonton muda – meskipun penonton dengan usia yang lebih dewasa akan sedikit kesulitan untuk memberikan apresiasi lebih bagi film ini.
Asbury sendiri menghadirkan Smurfs: The Lost Village dalam tampilan animasi yang lebih tradisional. Kontras dengan desain produksi film-film animasi modern yang tampak lebih halus dan terkesan lebih nyata, Asbury memilih untuk menyajikan pengisahan filmnya dalam gambar kartun berwarna-warni yang, sekali lagi, akan sangat mudah menarik perhatian para penonton muda. Film ini juga bercerita dengan lancar berkat ritme pengisahan pilihan Asbury yang cenderung berjalan cepat dari satu konflik ke konflik lainnya. Dukungan dari tata musik yang dihadirkan dengan tambahan lagu-lagu populer di beberapa bagian cerita juga turut mendukung penampilan atmosfer penceritaan film untuk tampil lebih ceria dan hidup.
Smurfs: The Lost Village juga hadir dengan barisan pengisisuara yang mampu memberikan setiap karakter keunikannya masing-masing. Julia Roberts yang mengisisuarakan karakter SmurfWillow, McBrayer yang mengisisuarakan karakter Clumsy Smurf serta Ellie Kemper yang mengisisuarakan karakter SmurfBlossom menjadi tiga karakter suara yang cukup mengesankan kehadirannya di sepanjang pengisahan film. Lovato yang mengisisuarakan karakter utama, Smurfette, juga tampil tidak mengecewakan. Lovato berhasil membuat karakter yang ia isisuarakan tetap memegang kendali penceritaan sekaligus perhatian penonton setiap kehadiran karakter tersebut di dalam cerita. Nama-nama pengisisuara lain seperti Wilson, Manganiello, Pudi, Michelle Rodriguez dan Mandy Patinkin juga menambah kesolidan kualitas departemen pengisisuara film ini. Secara keseluruhan, Smurfs: The Lost Village mungkin tidak akan menjadi sajian yang akan menarik perhatian lebih banyak kepada seri film andalan Sony Pictures Animation ini. Meskipun begitu, setidaknya, film ini cukup mampu membuktikan kemampuan dirinya di tengah-tengah persaingan film animasi yang semakin ketat. And maybe that’s enough for The Smurfs.
Rating :