Review

Info
Studio : Lionsgate/Temple Hill Entertainment
Genre : Action, Adventure, Sci-Fi
Director : Dean Israelite
Producer : Haim Saban, Brian Casentini, Marty Bowen, Wyck Godfrey
Starring : Dacre Montgomery, Naomi Scott, RJ Cyler, Becky G, Ludi Lin

Selasa, 28 Maret 2017 - 20:34:43 WIB
Flick Review : Power Rangers
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 1759 kali


Berawal dari sebuah seri televisi berjudul Mighty Morphin Power Rangers yang tayang perdana di saluran Fox Kids pada tahun 1993, kesuksesan mendunia dari serial tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam sebuah film layar lebar berjudul Mighty Morphin Power Rangers: The Movie (Bryan Spicer, 1995) yang diproduksi 20th Fox Century juga dibintangi para bintang serial televisinya. Meskipun mendapatkan kritikan tajam dari banyak kritikus film dunia, Mighty Morphin Power Rangers: The Movie berhasil mendapatkan raihan pendapatan komersial yang tidak mengecewakan. Dua tahun setelah perilisan film pertama, 20th Fox Century merilis Turbo: A Power Rangers Movie yang diarahkan oleh Shuki Levy dan David Winning dengan jalinan cerita yang menjembatani musim keempat dan musim kelima serial televisi Mighty Morphin Power Rangers sekaligus memperkenalkan deretan pemeran yang baru. Sayang, seiring dengan berkurangnya penggemar serial televisi tersebut, Turbo: A Power Rangers Movie juga gagal untuk menyamai kesuksesan film pendahulunya sekaligus menjadi kali terakhir Mighty Morphin Power Rangers diadaptasi ke layar lebar.

Wellsince everything is getting rebooted these days, Hollywood mencoba peruntungannya dengan membawa kembali Mighty Morphin Power Rangers untuk sebuah generasi yang berbeda. Kini ditangani oleh Lionsgate, film yang kini diberi judul secara sederhana, Power Rangers, dan diarahkan oleh Dean Israelite (Project Almanac, 2015) hadir dengan jalinan kisah yang ingin menceritakan awal mula keberadaan pasukan pembela kebenaran tersebut. Menghadirkan karakter-karakter familiar seperti Red Ranger, Pink Ranger, Blue Ranger, Yellow Ranger, Black Ranger, Alpha 5, Zordon hingga Rita Repulsa, Power Rangers ternyata, secara mengejutkan, memiliki amunisi yang cukup kuat untuk menjadi sebuah film pahlawan super yang menghibur – baik untuk kalangan penonton muda maupun mereka yang telah berusia dewasa. Bukan sebuah film pahlawan super yang berada dalam tingkatan film-film buatan Marvel atau DC namun Power Rangers cukup layak untuk menjadi sebuah pijakan bagi kelahiran sebuah seri film baru.

Dengan naskah cerita yang ditulis oleh John Gatins (Kong: Skull Island, 2017), Power Rangers memulai kisahnya ketika lima orang remaja yang awalnya tidak saling mengenal satu sama lain, Jason Scott (Dacre Montgomery), Kimberly Hart (Naomi Scott), Billy Cranston (RJ Cyler), Trini Kwan (Becky G) dan Zack Taylor (Ludi Lin), secara tidak sengaja menemukan beberapa potongan kristal yang anehnya kemudian memberikan mereka kekuatan super. Penemuan kristal-kristal tersebut kemudian membawa mereka bertemu dengan Zordon (Bryan Cranston) dan asisten robotnya, Alpha 5 (Bill Hader), yang memberitahu kelima remaja tentang asal muasal keberadaan mereka di Bumi dan bahwa mereka harus menyatukan kekuatan mereka untuk menghalangi seorang penjahat bernama Rita Repulsa (Elizabeth Banks) yang berniat jahat terhadap penduduk Bumi. Berbagai perbedaan yang terdapat pada kepribadian kelima remaja tersebut awalnya menjadi halangan bagi mereka untuk bersatu. Namun, ketika Rita Repulsa akhirnya muncul dan mulai melaksanakan serangannya, kelimanya, mau tidak mau dan meskipun belum terlalu siap, akhirnya saling membantu untuk menyelamatkan dunia.

Harus diakui, sebagai sebuah film yang ingin mengisahkan tentang awal mula keberadaan sebuah kelompok pahlawan super, Power Rangers sama sekali tidak menawarkan jalinan pengisahan yang baru. Awal pengenalan konflik dan karakter-karakter utama juga tidak berjalan begitu mulus. Pada beberapa bagian, banyaknya jumlah karakter yang ingin dikenalkan membuat Power Rangers sempat terasa tersendat dalam berkisah sekaligus tidak mampu untuk hadir dengan ikatan cerita yang lebih menarik. Namun, untungnya, secara perlahan, Israelite mampu mengumpulkan kepingan-kepingan cerita filmnya dan kemudian mengalirkannya secara dinamis. Tentu, kualitas produksi yang terasa berada di bawah kualitas film-film pahlawan super yang banyak dirilis di layar lebar beberapa tahun belakangan membuat Power Rangers terasa medioker. Meskipun begitu, dengan bumbu komedi sekaligus drama persahabatan remaja yang dibawakan oleh naskah ceritanya, Power Rangers berhasil tampil lebih kuat dari apa yang mungkin diharapkan penontonnya – khususnya bagi mereka yang telah menyaksikan kualitas dua film mengenai kelompok pahlawan super ini sebelumnya.

Dengan karakter-karakter yang masih memiliki cukup banyak ruang untuk dieksplorasi namun gagal untuk tergali lebih mendalam, deretan pemeran Power Rangers cukup berhasil membawakan peran mereka dengan baik. Seperti halnya presentasi keseluruhan film ini, tidak ada yang benar-benar istimewa namun jelas jauh dari kesan mengecewakan. Power Rangers mungkin akan tampil lebih berwarna jika naskah cerita film ini memberikan pengisahan yang lebih luas bagi karakter Rita Repulsa. Sebagai sosok wanita antagonis dengan penampilan yang eksentrik, karakter yang diperankan Banks tersebut seringkali terasa kurang dimanfaatkan dengan baik bahkan hadir dengan potongan kisah dan dialog yang terlalu menggelikan. Padahal, jika dapat disetarakan dengan jalinan kisah utama Power Rangers yang ingin tampil lebih dewasa, karakter Rita Repulsa jelas akan hadir lebih berkesan. Secara keseluruhan, seri awal Power Rangers yang baru ini tampil dalam kualitas yang seadanya. Tidak buruk dan mungkin masih layak diberikan kesempatan untuk melanjutkan perjalanan dalam film berikutnya namun jelas menyia-nyiakan kesempatan untuk menghadirkan sebuah sajian kisah kelompok pahlawan super alternatif yang mampu tergarap dengan lebih baik.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.