Review

Info
Studio : Red Chillies Entertainment/Excel Entertainment
Genre : Action, Crime, Drama
Director : Rahul Dholakia
Producer : Ritesh Sidhwani, Farhan Akhtar, Gauri Khan
Starring : Shah Rukh Khan, Mahira Khan, Nawazuddin Siddiqui, Mohammed Zeeshan Ayyub, Sheeba Chaddha

Sabtu, 04 Februari 2017 - 19:07:26 WIB
Flick Review : Raees
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 2191 kali


Bersinggungan dengan tema agama dan politik dalam jalan cerita filmnya bukanlah hal yang baru bagi sutradara Rahul Dholakia. Dua film yang ia arahkan sebelumnya membuktikan akan hal tersebut: Parzania (2007) yang mengangkat tentang kerusuhan antar umat beragama yang terjadi di Gujarat, India pada tahun 2002 dan Lamhaa (2010) yang berkisah tentang konflik perebutan wilayah Kashmir antara India dengan Pakistan. Dholakia bahkan berhasil memenangkan penghargaan Best Director untuk arahannya bagi Parzania dari ajang penghargaan film tertinggi di India, National Film Awards, pada tahun 2007. Untuk film terbarunya, Raees, Dholakia berkisah mengenai kehidupan seorang kriminal yang memiliki pengaruh yang begitu kuat sehingga banyak polisi dan politisi yang takluk pada perintahnya – sebuah alur kisah yang dikabarkan terinspirasi dari sosok kriminal asal Gujarat, India bernama Abdul Latif meskipun pernyataan tersebut kemudian dibantah oleh Dholakia.

Berlatar belakang lokasi di Gujarat, India – dimana minuman keras merupakan suatu hal yang dilarang peredarannya secara resmi oleh pemerintah setempat, film ini memulai pengisahannya ketika sang karakter utama, Raees (Master Shubham Chintamani), ingin membantu kesulitan ekonomi yang dialami ibunya. Karena lingkungannya yang familiar dengan para penyelundup minuman keras, Raees dan sahabatnya, Sadiq (Master Shubham Tukaram), lantas memberanikan diri untuk menemui mafia minuman keras setempat, Jairaj (Atul Kurkani), untuk meminta pekerjaan. Berkat kegigihannya, Raees tidak hanya menjadi seorang pekerja yang sukses namun juga menjadi orang kepercayaan bagi Jairaj. Merasa dirinya telah mampu berdiri sendiri, Raees dewasa (Shah Rukh Khan) akhirnya memulai usaha distribusi minuman keras ilegalnya sendiri. Walau awalnya menemui banyak hambatan, Raees secara terbukti secara perlahan mampu bertahan dan menjadi sosok yang disegani di wilayahnya. Ia bahkan disayangi dan dihormati oleh warga sekitar karena sikap kedermawanannya yang selalu ia tunjukkan pada mereka. Masalah mulai datang ketika seorang polisi idealis, Majmudar (Nawazuddin Siddiqui), datang ke wilayah Raees dan berusaha untuk meruntuhkan usaha yang dimiliki Raees. Sebuah masalah yang ternyata tidak akan dapat dilepaskan Raees dari dirinya dengan mudah.

Dholakia harus diakui mampu memulai pengisahan Raees dengan cukup baik. Ditambah dengan kehadiran deretan lagu yang akan mampu menggoda para penonton untuk menggoyangkan kaki mereka, paruh awal Raees yang berkisah mengenai masa awal perjuangan sang karakter utama dalam membangun kerajaan bisnisnya terjalin dengan fokus dan presentasi cerita yang kuat. Sayangnya, secara perlahan, Raees terasa mulai kehilangan arah pengisahannya. Dengan bertambahnya karakter dan konflik yang muncul dalam alur pengisahan, Dholakia seakan kebingungan untuk menempatkan Raees pada alur yang tepat. Dholakia juga terasa begitu menggebu-gebu untuk memasukkan pandangan sosial dan politik pribadinya dalam cerita Raees. Ketika pandangan sosial dan politik tersebut diramu dalam konteks yang cenderung lemah, Raees akhirnya benar-benar tampil lemah dan gagal untuk memaparkan seluruh isi cerita dengan sepenuhnya.

Hal lain yang terasa mengganggu dalam presentasi Raees adalah karakterisasi dari banyak karakter yang hadir dalam jalan cerita film ini. Dholakia mungkin menginginkan agar setiap karakter dalam Raees tergambar sebagai sosok yang “abu-abu” – tidak sepenuhnya seorang protagonis serta memiliki karakteristik sosok antagonis. Sure. That’s his right. Namun, di saat yang bersamaan, ke-“abu-abu”-an karakter-karakter tersebut membuat banyak motivasi karakter yang disusun oleh Dholakia menjadi gagal untuk bercerita secara mendalam. Karakter Raees jelas ingin dimaksudkan sebagai sosok Robin Hood – karakter yang melakukan tindakan kriminal namun kemudian membagi pendapatannya untuk membantu kaum lemah. Penggambaran Dholakia pada sosok Raees yang terlalu minimalis justru kemudian membuat karakter tersebut sulit untuk dimengerti. Hal yang sama juga tergambar dari karakter Majmudar. Digambarkan sebagai seorang polisi idealis yang ingin menegakkan hukum, Dholakia justru menghadirkannya sebagai sosok yang melanggar hukum di akhir kisah demi memenuhi hasrat pribadi sang karakter. Raees akhirnya berjalan kesana-kemari tanpa arah penceritaan dan karakter yang benar-benar tegas alur pengisahannya.

Dholakia setidaknya berhasil meraih kesuksesan melalui penampilan akting para pengisi departemen aktingnya. Dengan kharisma dan penampilannya yang kuat, Khan mampu membawakan karakter Raees dengan mudah – meskipun chemistry yang ia jalin bersama Mahira Khan yang berperan sebagai istrinya terasa begitu minimalis. Sosok polisi idealis yang diperankan oleh Siddiqui juga mampu dieksekusi dengan lugas. Siddiqui berhasil membuat karakternya terasa begitu tegas kehadirannya meskipun dengan porsi pengisahan yang kadang gagal untuk tersaji secara lebih mendalam. Para pemeran pendukung lain juga tampil tidak mengecewakan. Seandainya penampilan-penampilan ini berada dalam film yang memiliki cerita dan arahan yang lebih kuat, Raees jelas akan tampil dalam kualitas yang jauh lebih berkelas.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.