Review

Info
Studio : Columbia Pictures
Genre : Adventure, Drama, Romance
Director : Morten Tyldum
Producer : Stephen Hamel, Michael Maher, Ori Marmur, Neal H. Moritz
Starring : Chris Pratt, Jennifer Lawrence, Michael Sheen, Laurence Fishburne, Andy GarcĂ­a

Rabu, 28 Desember 2016 - 07:00:00 WIB
Flick Review : Passengers
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 2045 kali


Diarahkan oleh Morten Tyldum (The Imitation Game, 2014) berdasarkan naskah cerita garapan Jon Spaihts (Prometheus, 2012), Passengers berkisah mengenai sebuah pesawat luar angkasa bernama Avalon yang sedang berada dalam perjalanan dari Bumi dengan membawa 5000 penumpang menuju planet Homestead II. Perjalanan tersebut akan  ditempuh dalam waktu 120 tahun dengan seluruh penumpang berada dalam kondisi tidur di sepanjang perjalanan dan baru akan dibangunkan ketika Avalon telah tiba di planet yang menjadi tujuannya. Sial, akibat sebuah malfungsi pada mesin tidur mereka, dua penumpang, seorang teknisi bernama Jim Preston (Chris Pratt) dan seorang penulis bernama Aurora Lane (Jennifer Lawrence), kemudian terbangun 90 tahun lebih cepat. Jelas hal tersebut membuat keduanya merasa kebingungan. Keduanya lantas berusaha untuk memperbaiki kerusakan mesin sehingga mereka dapat kembali berhibernasi. Seiring dengan berjalannya waktu, Jim dan Aurora mulai merasakan bahwa mereka saling jatuh hati antara satu dengan yang lain.

Tidak seperti film-film petualangan angkasa lain yang dirilis dalam beberapa tahun terakhir seperti Gravity (Alfonso Cuarón, 2013), Interstellar (Christopher Nolan, 2014) atau The Martian (Ridley Scott, 2015), Passengers tidak menawarkan barisan konflik yang terlalu rumit dalam 116 menit penuturan durasi filmnya. Passengers lebih sering terasa berkisah seperti (versi yang bahkan lebih sederhana dari) pengisahan Titanic (James Cameron, 1997) dengan latarbelakang cerita yang terjadi di luar angkasa – keduanya, pada dasarnya, sama-sama berkisah mengenai hubungan romansa antara dua karakter utama dengan maut yang mengintai dari alat transportasi yang mereka gunakan. Beberapa konflik minor diletakkan di beberapa bagian penceritaan namun sama sekali tidak pernah dikembangkan untuk mampu tampil mendampingi maupun mengisi kisah romansa yang menjadi fokus utama dari Passengers. Terlepas dari keminimalisan tersebut, Tyldum mampu memberikan kelas tersendiri terhadap pengarahannya terhadap Passengers. Ia dapat menyajikan kisah film ini dengan ritme yang tepat sehingga Passengers mampu bertutur secara lancar.

Fokus penceritaan yang lebih mendalami mengenai perkembangan hubungan antara dua karakter utama yang diperankan Pratt dan Lawrence jelas membuat keduanya turut menjadi bagian paling esensial bagi perjalanan Passengers. Beruntung, baik Pratt dan Lawrence adalah dua aktor muda yang memiliki kualitas akting sekaligus daya tarik yang begitu mengikat. Pratt dan Lawrence mampu menghidupkan dua karakter yang mereka perankan dengan sangat baik. Begitu juga ketika berperan sebagai pasangan yang terlibat dalam jalinan kisah romansa. Pratt dan Lawrence mampu hadir dengan chemistry yang begitu erat serta sangat meyakinkan yang akan membuat banyak penonton dapat melupakan minimnya penggalian latar belakang karakter yang mereka tampilkan. Tentu, tidak selamanya chemistry serta daya tarik Pratt dan Lawrence dapat sepenuhnya menyelamatkan film ini. Durasi film yang berjalan hampir selama dua jam jelas terasa terlalu panjang untuk menyajikan pengisahan yang terlalu sederhana. Hal ini yang kemudian membuat beberapa bagian Passengers terasa berjalan monoton dan datar di beberapa bagiannya.

Tentu saja, sebagai sebuah film fiksi ilmiah buatan Hollywood, Passengers juga dilengkapi dengan tampilan visual yang, seperti halnya penampilan Pratt dan Lawrence, begitu memanjakan mata. Departemen produksi film berhasil memberikan tampilan futuristik yang begitu stylish pada banyak hal yang ditampilkan Passengers, mulai dari desain pesawat luar angkasa Avalon, berbagai perlengkapan teknikal yang berada di dalamnya hingga, ehem, desain pakaian renang yang digunakan Lawrence pada beberapa adegan. Efek khusus film juga mampu dimanfaatkan Tyldum sedemikian rupa sehingga pada beberapa bagian dengan tingkat intensitas cerita yang lebih tinggi sukses dieksekusi sehingga menghantarkan ketegangan pada penontonnya. Dengan tambahan beberapa kualitas lainnya – penampilan Laurence Fishburne dan Michael Sheen di beberapa adegan mereka cukup mampu mengisi ruang kosong dalam pengisahan Passengers – Tyldum setidaknya berhasil membungkus filmnya menjadi sebuah sajian yang masih cukup layak untuk dinikmati meskipun dengan sajian kisah yang hampir terasa terlalu monoton. Bukan sebuah pencapaian yang buruk.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.