Semenjak mencuri perhatian berkat film 5 Centimeters Per Second (2007), perlahan tapi pasti Makoto Shinkai semakin mengukuhkan posisinya sebagai sutradara animasi/anime Jepang terkemuka masa kini. Dipertegas dengan film terbarunya, film panjang kelima tepatnya, Your Name (Kimi no na wa.
君の名は).Your Name menjadi fenomena box office tersendiri di Jepang. Bertahan selama 12 pekan sebagai juara, film telah mengumpulkan jumlah penonton sebanyak 15 juta orang dan mendapatkan uang sebesar $172 juta. Saat ini Your Name adalah film terlaris kelima sepanjang masa di Jepang, serta terlaris kedua untuk film domestik setelah Spirited Away karya maestro Hayao Miyazaki. Tentunya menjadi anime pertama di luar film Miyazaki yang menembus marka $100 juta.
Apalah ini menjadi pertanda jika Shinkai menjadi Miyazaki berikutnya? Bisa jadi. Namun jalan masih panjang untuk itu. Bagaimanapun sebenarnya pendekatan animasi Shinkai dan Miyazaki jauh berbeda.
Jika Miyazaki mengandalkan gambar-gambar subtil dan menguarkan realisme dalam fantasinya, maka Shinkai berada di koridor anime tipikal Jepang yang cenderung komikal. Sedang dari segi pendekatan cerita, Shinkai sejujurnya masih perlu untuk mengembangkan sisi emosi organis di dalamnya.
Your Name diangkat dari novel berjudul sama, juga karya Shinkai (sangat multi talenta sekali, ya?). Ia berkisah tentang Mitsuha (diisi suara oleh Mone Kamishiraishi), seorang gadis SMA asal kota kecil bernama Itomori yang merasa bosan dengan kehidupannya. Ia berharap bisa menjadi seorang anak laki-laki tampan di kota Tokyo di kehidupan mendatang.
Siapa nyana, harapannya terkabul. Tapi tidak sebagaimana yang diidamkannya, karena ia justru bertukar tubuh dengan seorang remaja Tokyo bernama Taki (Ryunosuke Kamiki). Pertukaran ini tidak permanen. Hanya berkala saja. Mitsuha dan Taki kemudian mencoba menikmati “hidup baru” ini dan berkomunikasi dengan saling meninggalkan catatan harian melalui ponsel masing-masing. Timbul pertanyaan, sampai kapan mereka bolak-balik bertukar tubuh? Dan apa yang terjadi setelahnya.
Film bertema body-swap atau pertukaran tubuh bukan hal baru. Oleh karenanya Shinkai kemudian memberi aksentuasi dengan memasukkan twist atau kejutan agar film tidak terbatas hanya konflik di sekitar pertukaran tubuh tadi. Selain romansa, tentu saja, film juga menyentuh tema tentang coming-of-age, alienasi, kehilangan, rasa rindu, tradisi, dan tentunya takdir.
Menyaksikan Your Name seperti menyaksikan serial anime yang dimampatkan dalam durasi lebih pendek. Struktur, dinamika, serta temponya mirip (lengkap dengan hiasan lagu-lagu J-Pop dari Radwimps). Setidaknya sampai paruh pertama. Di paruh kedua cara bertutur menjadi lebih rapi dan serius. Pengarahan Shinkai memang renyah dan mengalir, sehingga meski secara naratif film terbagi atas dua pendekatan, namun transisinya cukup mulus dan tidak terlalu dipaksakan.
Menjadi catatan adalah ketimpangan sisi emosi antara paruh pertama dan kedua. Saat film mulai menjadi lebih serius, secara dramatik Your Name tidak sekuat di awal-awal cerita. Terasa mengulur-ngulur dan melewati momentumnya untuk memberi pengaruh emosional lebih mendalam. Ada jarak antara karakternya dan penonton. Berbeda dengan paruh pertama yang lekat dan intim. Bisa jadi karena film berlama-lama mengeksplorasi sentimentalitas dan melodramatisasinya. Sedang suspensi, yang seharusnya menjadi salah satu elemen pelekat di paruh kedua, kurang tergali. Pada akhirnya, kompleksitas film cenderung disimplifikasi.
Secara gambar, Your Name sungguh sedap dipandang mata. Dengan cermat Shinkai memberi signifikansi tertentu terhadap jukstaposisi setiap seting. Tokyo digambarkan dengan kualitas hampir seperti fotografi realis, sedang pemandangan pedesaan/pegunungan cenderung mengikuti pakem naturalistik. Sementara untuk sisi fantastis, digambarkan melalui efek visual mencengangkan.
Your Name mungkin masih memiliki cela. Meski begitu, secara umum ia cukup memuaskan. Ia masih memiliki resonansi dan memberi impresi kuat pada penontonnya. Tidak hanya sebuah visual memanjakan mata, Your Name adalah pengalaman unik yang rasa-rasanya tidak akan membosankan jika dilewati lagi. Dan lagi.
Pastinya, film-film Makoto Shinkai berikutnya jangan sampai terlewatkan untuk disimak.
Rating :