Review

Info
Studio : Red Chillies Entertainment
Genre : Drama
Director : Gauri Shinde
Producer : Gauri Khan, Karan Johar, Gauri Shinde
Starring : Alia Bhatt, Shah Rukh Khan, Kunal Kapoor, Ali Zafar, Ira Dubey

Senin, 05 Desember 2016 - 21:37:30 WIB
Flick Review : Dear Zindagi
Review oleh : Haris Fadli Pasaribu (@oldeuboi) - Dibaca: 1982 kali


Gauri Shinde sukses mencuri perhatian berkat karya debutnya, English Vinglish (2012) yang dibintangi oleh aktris Bollywood legendaris, Sri Devi. Kini, untuk karya keduanya,Dear Zindagi, kembali ia menggandeng seorang bintang ikonik, Shah Rukh Khan. Hanya saja sang King Khan bertugas sebagai pendukung saja, karena bintang utamanya adalah aktris yang tengah menanjak naanya, Alia Bhatt.

Dengan Karan Johar tercatat sebagai salah satu produser, jelas Dear Zindagi diharapkan akan menjadi sebuah film yang mengkilap dan melodramatik. Namun Dear Zindagi, sebagaimana English Vinglish, adalah bagian trend terbaru di perfilman Mumbai yang mengedepankan realisme dalam pendekatan bertutur ataupun kisahnya.

Bhatt berperan sebagai Kaira, seorang sinematografer muda dengan karir yang gemilang. Hanya saja ia kerap mengalami rasa gelisah dan kebimbangan dalam pilihan hidupnya. Terutama mungkin masalah asmara. Saat hubungannya dengan Raghuvendra (Kunal Kapoor), seorang produser film, tidak berjalan mulus.

Kaira memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Goa untuk memikirkan langkah selanjutnya. Hanya saja hubungan tidak harmonis antara dirinya bersama orang tuanya membuat rasa gusar Kaira bertambah. Kemudian ia bertemu dengan seorang psikolog, atau dokter otak dalam istilah film, bernama Dr. Jehangir “Jug” Khan. Dalam sesi konsultasi bersama Jug, Kaira berharap bisa menemukan rasa damai, baik dengan dirinya ataupun orang-orang di sekitarnya.

Konsep Dear Zindagi sebenarnya tidak baru. Bagaimana film berakhir pun sebenarnya sudah bisa diduga. Film bisa jadi menarik jika ia mampu menarik ulur emosi dan perhatian penonton dengan dinamika antar karakternya. Sayangnya, syarat utama ini tidak begitu mampu dieksekusi oleh film.

Dalam durasi 150 menit, film terasa melelahkan, karena terlalu banyak diisi oleh dialog sementara plot terasa sangat tipis. Tidak ada salahnya jika sebuah film terlalu talkatif, asal dialog verbal memiliki nuansa atau kedalaman untuk karakterisasi atau pergerakan plot. Sedang dialog-dialog dalam Dear Zindagi terasa trivial dan kosong, sementara di beberapa bagian adalah jenerik dan klise. Menonton film seperti menyaksikan keremeh-temehan yang dibesar-besarkan seorang gadis kelas menengah yang manja. Menjelang akhir barulah plot mulai menunjukkan sedikit geliat dinamika, meski agak terlambat.

Pada akhirnya Dear Zindagi hanya bisa dinikmati berkat akting Bhatt dan Khan. Tidak usah diragukan lagi bagaimana Khan memberi aksentuasi untuk karakter arketipe-nya. Mimik, gestur dan bahasa tubuh Khan sudah begitu kharismatis untuk mengisi dimensi dalam adegannya.

Bagaimana dengan Bhatt? Ia memang telah mencuri perhatian semenjak memulai karirnya melalui Student of the Year di tahun 2012. Namun, setelah Highway (2014) dan Udta Punjab (2016), Bhatt semakin menegaskan eksistensinya sebagai aktris terkemuka, bukan hanya sekedar “bintang film” gelamor. Bhatt, yang merupakan putri dari sutradara kenamaan Mahesh Bhatt ini merupakan salah satu contoh nepotisme yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dan Dear Zindagi dimanfaatkan Bhatt dengan baik untuk memamerkan kekuatan aktingnya. Berkat dirinya, serta duet bersama Khan, Dear Zindagi masih renyah untuk disimak. Meski secara umum, film tetap gampang untuk dilupakan, setelah selesai menyimaknya.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.