Sebelum akhirnya diputuskan sebagai reboot dengan konfigurasi pemain lini utama dirombak drastis – termasuk beralih gender yang kemudian ditengarai sebagai pemantik kontroversi di kalangan penggemar setia – pada mulanya Ghostbusters direncanakan menjadi film kelanjutan kedua dari film asli rilisan tahun 1984. Terkatung-katung selama bertahun-tahun lamanya lantaran pengembangan naskah yang rumit menyusul keinginan hasil lebih baik dari film kedua, ketidaksetujuan salah satu pemain inti Bill Murray untuk bergabung, sampai meninggalnya Harold Ramis, memaksa Sony putar otak agar proyek ini tetap berjalan sesuai rencana. Solusinya adalah reboot yang membutuhkan penantian sepanjang dua dasawarsa lebih untuk direalisasikan oleh Sony Pictures terhitung sejakGhostbusters II (1989). Dengan sang nahkoda dua jilid pertama, Ivan Reitman, memilih menduduki kursi produser tanggung jawab penyutradaraan diserahkan kepada Paul Feig (Bridesmaids, Spy) yang lalu merekrut aktris langganannya, Melissa McCarthy dan Kristen Wiig, guna mengisi jajaran pemain bersama duo komedian, Kate McKinnon dan Leslie Jones. Hasilnya, sekalipun memperoleh tentangan keras dari para penggemar bahkan jauh sebelum filmnya dirilis ke pasaran, nyatanya Ghostbusters versi Feig adalah salah satu tontonan musim berkadar hiburan paling tinggi tahun ini.
Melissa McCarthy adalah Abby Yates, ilmuwan di sebuah universitas teknik bereputasi rendah yang mengkhususkan penelitiannya pada aktifitas paranormal bersama seorang insinyur nuklir bergaya eksentrik, Jillian Holtzmann (Kate McKinnon). Sejatinya, penelitian mereka tidak menghasilkan apapun sampai suatu ketika mereka mendapatkan panggilan dari mantan teman baik Abby yang telah lama menjauhi dirinya, Erin Gilbert (Kristen Wigg), karena satu dan lain lain hal – utamanya disebabkan kegagalan buku tentang eksistensi fenomena paranormal yang mereka tulis bersama dan Erin memutuskan mengabdi sebagai dosen di universitas bergengsi. Erin meminta bantuan Abby setelah didatangi seorang pria paruh baya yang menjumpai adanya keganjilan di tempat kerjanya. Meyakini bahwa inilah saat paling tepat untuk membuktikan eksistensi aktifitas gaib, mereka bertiga pun meluncur ke lokasi kejadian.
Benar saja, ada hantu perempuan bergentayangan disana. Peristiwa ini menjadi titik balik dalam kehidupan Abby, Jillian maupun Erin yang lantas memilih meninggalkan lingkungan akademisi guna fokus terhadap penelitian soal hantu. Bergabung bersama mereka, yakni pekerja subway yang mengenal baik kota New York, Patty Tolan (Leslie Jones), dan pemuda tampan namun agak bodoh, Kevin Beckman (Chris Hemsworth). Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk segera memulai penelitian, sekaligus bisnis, karena secara cepat berdatangan laporan soal gangguan-gangguan makhluk gaib. Banyaknya penampakan di New York belakangan diketahui akibat ulah seseorang yang ingin kekuatan jahat mengontrol dunia dengan cara membuka portal alam lain. Satu-satunya yang bisa menyelamatkan dunia dari marabahaya ini adalah Ghostbusters – julukan untuk keempat perempuan pembasmi hantu tersebut, minus Kevin yang bertindak selaku resepsionis.
Well, well, well. Agaknya gerakan memboikot versi termutakhir Ghostbusters dari para purist di negeri Paman Sam cenderung berlebihan usai menyaksikan secara penuh film ini karena Ghostbusters bukanlah reboot yang buruk. Malah, sama sekali tidak buruk. Direntangkan sepanjang dua jam, Feig memberimu semua kesenangan yang dibutuhkan oleh hidangan musim panas. Sebutkan saja apa yang kamu inginkan: humor lucu? Bertebaran di setiap sudut. Parade aksi seru? Kamu akan menjumpainya saat Ghostbustersmemulai pembasmian hantu dengan highlight ada di konser metal dan klimaks gegap gempita yang akan membuatmu bersyukur teknologi telah sedemikian maju saat ini.Hmmm... karena mengandung unsur mistis, sesuatu yang menyeramkan atau menegangkan? Tentunya, meski jangan harap akan semeneror Valak mengingat bagaimanapun juga ini adalah suguhan komedi. Chemistry hebat dari ansambel pemainnya? Tersedia. Tunggu, tunggu, chemistry hebat? Apakah itu berarti barisan pelakonnya menyuguhkan akting memuaskan?
Ya, apabila kamu termasuk yang menentang penunjukkan Melissa McCarthy dan konco-konco sebagai pengganti Bill Murray beserta rekan-rekan nerdy-nya sejak awal, bersiaplah untuk mendengus kesal. Kenyataannya, McCarthy, Wiig, McKinnon dan Jones merupakan kombinasi yang jitu. Mereka mengalirkan energi positif kala dipersatukan di layar sehingga memberi sensasi asyik menyaksikan keempatnya berinteraksi, sedangkan ketika dilepas untuk berdiri sendiri-sendiri pun mereka tetap tangguh. Dan, empat perempuan ini bukanlah satu-satunya yang membawa kehidupan pada Ghostbusters lantaran para pemain pendukung plus deretan cameo-nya perlu tak kalah mahirnya menciptakan gol indah. Chris Hemsworth, dalam peran yang tak pernah terbayangkan akan dimainkannya, sanggup menanganinya seolah tanpa kesulitan berarti.
Seperti halnya Leslie Jones, kemunculannya senantiasa dinanti-nanti lantaran selalu ada tawa renyah yang menyertainya. Bagian terbaik yang menonjolkan comedic timing juara dari Chris adalah wawancara kerja Kevin yang berlangsung menggelikan dan khusus Leslie terletak pada penangkapan hantu di konser metal. Lalu, Ghostbusters masih mempunyai seabrek cameo menghibur yang mayoritas diisi oleh cast film aslinya seperti Bill Murray, Dan Aykroyd, Ernie Hudson, Sigourney Weaver, serta Annie Potts. Kehadiran mereka semakin meningkatkan level keasyikkan film yang sejatinya bahkan sudah tinggi.
Rating :