Review

Info
Studio : Marvel Studios
Genre : Action, Adventure, Sci-fi
Director : Anthony Russo, Joe Russo
Producer : Kevin Feige
Starring : Chris Evans, Robert Downey, Jr, Scarlett Johansson, Daniel Brühl, Elizabeth Olsen, Jeremy Renner, P

Minggu, 08 Mei 2016 - 21:12:41 WIB
Flick Review : Captain America: Civil War
Review oleh : Haris Fadli Pasaribu (@oldeuboi) - Dibaca: 3162 kali


Tidak terasa kisah sang Avenger pertama, Steve Rogers atau Captain America (diperankan Chris Evans), telah memasuki film ketiganya. Masih dalam besutan duo Anthony dan Joe Russo (Captain America: The Winter Soldier, 2014), sang kapten akan menghadapi musuh yang "berbeda", teman-temannya sendiri yang dipimpin oleh Tony Stark atau Iron Man (Robert Downey, Jr).

Tapi kapten tidak sendiri. Ada Bucky Barners/Winter Soldier (Sebastian Stan), Falcon (Anthony Mackie), Scarlet Witch (Elizabeth Olsen), Ant-Man (Paul Rudd) dan Hawkeye (Jeremy Renner) yang berada di sisinya.

Sementara di seberang sana, Iron Man didukung oleh War Machine (Don Cheadle), Vision (Paul Bettany), Black Widow (Scarlett Johansson) serta dua pendatang baru, Black Panther (Chadwick Boseman) dan Spider-Man (Tom Holland).

Mengapa para superhero yang seharusnya saling sokong dalam memberantas kejahatan malah saling bertentangan satu sama lain? Ini ada hubungannya dengan seorang pria biasa-biasa saja dengan dendam tak biasa-biasa saja bernama Helmut Zemo (Daniel Brühl).

Diisi dengan ensemble cast yang berperan sebagai karakter-karakter superhero Marvel Cinematic Universe, film berdurasi sekitar 2 jam 27 menit ini memang mengingatkan akan The Avengers, meskipun ia bukan benar-benar sebuah film Avengers. Correct me if I was wrong, it's still a Captain American solo film, right?

Dipastikan jika Captain America: Civil War adalah film Avengers terbaik sampai sejauh ini. Dibandingkan dengan The Avengers (2012) atau sekuelnya, Avengers: Age of Ultron (2015), Captain America: Civil War memiliki ritme yang lebih terjaga. Plot panjang tidak merasa melelahkan akibat terlalu mengulur-ngulur, meskipun di tengah-tengah tetap terasa bertele.

Sebagai ensemble castCaptain America: Civil War pun mencoba mengeksplorasi sub-plot untuk setiap karakternya. Ini menyebabkan film seperti kompilasi beberapa film yang dipadatkan menjadi satu. Beberapa berkesan, beberapa terkesan numpang lewat. Sebagian hadir dengan cukup padat, sebagian lagi seperti sketsa.

Ini bukan tanpa efek samping buruk. Mungkin karena terlalu bertumpuk dengan karaker, film agak keteteran dalam memberi masing-masing porsi plot yang substansial. Setidaknya masing-masing tampil dengan cukup menyenangkan.

Kemudian tibalah pada perang yang diindikasikan oleh judul film. It was fun. Hanya saja terlalu nyaman, dalam arti struktur perangnya terlalu  rapi dan tertebak, seperti sebuah latihan ketimbang duel yang sebenarnya.

Sederhananya, every fights feels like a plot device than an organic fight. Karakter yang bertempur disesuaikan dengan kenyamanan plot, dalam arti sebagian karakter tiba-tiba menghilang dan muncul kemudian untuk jika diperlukan. There's no chaos. grittiness, or the sense of any real danger.

Untunglah ada Spider-Man dan Ant-Man. Keduanya muncul tidak hanya sebagai comic-relief, juga menyajikan performa gemilang agar the so-called civil war terasa menyenangkan dan berkesan.

Jadi, apakah Captain America: Civil War adalah film terbaik MCU? Tidak juga. Tapi jelas di antara barisan yang cukup baik. Pastinya juga film agak sulit untuk mengulang sukses Captain America: The Winter Soldier yang memiliki plot lebih solid dengan adegan laga tereksekusi mendebarkan. Dan meski ada karakter-karakter superhero lain, film tetap terasa seperti sebuah film aksi solo Captain America. Sesuatu yang sulit dirasa saat menyaksikan Captain America: Civil War.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.