Review

Info
Studio : Walt Disney Animation Studios
Genre : Animation, Comedy
Director : Nathan Greno, Byron Howard
Producer : Roy Conli
Starring : Mandy Moore, Zachary Levi, Donna Murphy, Brad Garrett, Ron Perlman

Jumat, 26 November 2010 - 22:27:27 WIB
Flick Review : Rapunzel
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 4664 kali


Walt Disney mungkin adalah nama yang cukup disegani di industri perfilman Hollywood – khususnya ketika membicarakan mengenai film-film animasi. Namun tidak dapat disangkal, tanpa adanya bantuan dari Pixar Animation Studios, mungkin nama Walt Disney di industri film animasi Hollywood telah lama tenggelam. Mereka sebenarnya tidak pernah tampil mengecewakan, tapi di luar film-film karya Pixar yang mereka distribusikan dan semenjak merilis The Lion King di tahun 1994, Walt Disney Animation Studios lebih sering merilis film-film animasi berkualitas ‘menengah’ daripada film-film animasi berkualitas klasik seperti yang dahulu pernah mereka hasilkan lewat Snow White and the Seven Dwarfs (1937), The Little Mermaid (1989), Beauty and the Beast (1990) atau Aladdin (1992).

Lewat Princess and the Frog (2009), Walt Disney Animation Studios kemudian mencoba menghidupkan kembali nama besar mereka – khususnya melalui kisah fairy tale yang dihidupkan lewat genre animasi musikal. Terbukti, Princess and the Frog berhasil meraih kesuksesan besar, baik secara kritikal maupun secara komersial. Bertepatan dengan perilisan karya mereka yang ke-50, Disney kembali mengolah sebuah kisah fairy tale klasik untuk kemudian dirilis ke dalam bentuk animasi musikal. Pilihan kali ini jatuh kepada kisah Rapunzel yang merupakan karya klasik dari Brothers Grimm. Tidak hanya memberikan sentuhan baru pada kisah tersebut – dan sebuah judul baru, Tangled -- namun tetap berjudul Rapunzel di Indonesia dan beberapa negara lainnya, dengan kembali mengajak komposer langganan mereka, Alan Menken, Disney jelas bertekad kuat untuk kembali menghembuskan semangat film-film animasi klasiknya kepada film ini.

Kisahnya sendiri masih menyerupai kisah Rapunzel yang telah lama dikenal masyarakat luas. Bedanya, tidak ada seorang pangeran di dalam kisah ini yang datang untuk menyelamatkan sang putri. Yang ada hanyalah seorang penjahat tampan bernama Flynn Ryder (Zachary Levi) yang secara tidak sengaja masuk ke sebuah menara dimana Rapunzel (Mandy Moore) telah tinggal seumur hidupnya. Rapunzel sendiri tinggal di menara tersebut semenjak bayi setelah ia diculik oleh Mother Gothel (Donna Murphy) dari kedua orangtuanya yang merupakan raja dan ratu sebuah kerajaan. Mother Grothel sendiri menculik Rapunzel untuk memanfaatkan kekuatan magis rambut Rapunzel dan menjaganya agar tetap awet muda.

Walau pada awalnya sama sekali tidak mempercayai Flynn, Rapunzel akhirnya berhasil memaksa Flynn untuk mengajaknya keluar dari menara tersebut dan pergi melihat festival kerajaan yang digelar sang raja dan ratu untuk mengenang hilangnya putri tunggal mereka. Tentu saja, Rapunzel sangat senang ketika pertama kali ia berhasil menginjakkan kakinya di luar menara. Namun, kesenangan itu berubah menjadi sebuah petualangan ketika Flynn dan Rapunzel menjumpai banyak orang yang berniat menangkap Flynn. Ini masih ditambah lagi dengan berbagai usaha Mother Gothel untuk kembali mendapatkan Rapunzel setelah mengetahui bahwa dirinya lari dari menara tempat ia selama ini tinggal.

Ditulis oleh Dan Fogelman, seperti halnya film-film animasi klasik Disney lainnya, naskah cerita Tangled juga dipenuhi dengan alur kisah yang berisi berbagai adegan yang terasa segar, menghibur namun juga tak lupa tetap mampu menyentuh hati setiap penontonnya. Alur kisah klasik Rapunzel memang terkesan terlalu segmented untuk dapat dinikmati kalangan dewasa, namun Fogelman mampu memoles hal ini dengan sangat baik dan menjadikan Tangled cukup mampu untuk dinikmati oleh penonton muda maupun penonton dewasa. Kesan klasik film ini juga berhasil datang dari tampilan Tangled yang memang dirancang sedemikian rupa untuk memberikan kesan animasi hand-drawn walaupun sebenarnya tetap menggunakan teknologi CGI dalam memproduksi setiap gambarnya. Ini membuat Tangled tampil sangat indah, khususnya ketika film ini membutuhkan warna-warna alami nan terang untuk menghidupkan naskah ceritanya.

Pemilihan talenta suara untuk menghidupkan tiap karakter yang ada di dalam jalan cerita Tangled juga sepertinya tidak melalui hambatan yang berarti. Karakter suara Mandy Moore memang terdengar cukup pas dalam menghidupkan Rapunzel, namun Zachary Levi dan Donna Murphy-lah yang seringkali mencuri perhatian lebih lewat karakter suara yang mereka berikan lewat tokoh Flynn Ryder dan Mother Grothel. Hal ini mungkin dikarenakan dialog-dialog yang diberikan untuk keduanya memang lebih menarik jika dibandingkan dengan karakter-karakter lainnya.

Seperti biasa, Disney tak lupa memberikan beberapa karakter pendamping yang biasanya selalu menambah unsur komedi  di dalam jalan cerita. Kali ini, karakter-karakter pendamping tersebut muncul dalam bentuk hewan – seekor bunglon bernama Pascal dan seekor kuda bernama Maximus – yang walaupun tidak memiliki kemampuan untuk berbicara, namun tetap berhasil mencuri perhatian lewat tingkah polah mereka yang jelas akan mencuri hati sekaligus tawa setiap penonton film ini.

Walau telah terbiasa bekerja dengan Walt Disney Animation Studios, dan seringkali menghasilkan karya yang justru menjadi jiwa dan menambah nilai lebih dari setiap film animasi yang dihasilkan Disney, sayangnya kali ini karya yang dihasilkan komposer Alan Menken sepertinya kurang terlalu mampu untuk memberikan nilai lebih tersebut kepada Tangled. Tidak ada lagu-lagu berkualitas klasik a la Beauty and the Beast (Beauty and the Beast), A Whole New World (Aladdin) maupun So Close (Enchanted) di dalam Tangled. I See The Light yang dinyanyikan duet antara Mandy Moore dan Zachary Levi memang berhasil memberikan kesan klasik yang cukup mendalam, namun secara keseluruhan, lagu-lagu yang disajikan lewat beberapa adegan musikal Tangled terkesan terlalu ‘serius’ dan diiringi dengan lirik-lirik yang kurang begitu catchy untuk mudah diingat.

Adalah sangat mudah untuk jatuh cinta kepada setiap karya animasi yang dihasilkan oleh Walt Disney Animation Studios. Tangled adalah salah satunya. Dengan memanfaatkan kisah yang telah begitu familiar bagi banyak orang, Disney sekali lagi berhasil membuktikan bahwa, di luar bantuan Pixar, mereka masih patut diperhitungkan sebagai rumah produksi yang selalu berhasil memberikan karya-karya yang mampu menghibur sekaligus berkualitas tinggi. Walau hasil akhirnya masih jauh dari kualitas film-film animasi klasik Disney – terlebih dengan kurang mengenanya lagu-lagu yang dihasilkan Alan Menken untuk berbagai adegan musikal film ini – namun Tangled tetap berhasil muncul sebagai salah satu karya animasi terbaik sepanjang tahun ini.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.