Neerja Bhanot bukan seorang perempuan super. Ia hanya seorang pramugari kepala berusia 22 tahun yang mencoba menjalankan tugasnya sebaik mungkin. Tapi sebuah situasi memaksa ia untuk meneguhkan diri untuk menghadapi sekawanan pembajak yang mengambil alih pesawat di mana ia bertugas, guna keselamatan para penumpang yang berada di bawah tanggung jawabnya.

Demikianlah inti sari kisah dari ‘Neerja’, sebuah drama thriller arahan Ram Madhvani, yang diangkat dari peristiwa nyata yang terjadi pada awal September 1986, saat beberapa anggota organisasi Abu Nidal membajak pesawat Pan Am Flight 73 di Karachi, Pakistan.

Dalam film Neerja diperankan oleh salah satu aktris muda berbakat pefilman India, Sonam Kapoor. Di tangan Kapoor, Neerja tetaplah seorang perempuan muda yang memiliki rasa takut, alih-alih menjelma menjadi John McClane. Setiap pilihan yang diambil oleh Neerja berdasarkan atas dedikasinya atas profesi, meski ia sebenarnya baru saja melewati trauma akibat kandasnya pernikahannya. Berkat akting cemerlang Kapoor, kita bisa merasakan kekalutan sekaligus tekad seorang Neerja dalam menghadapi situasi yang tentunya mengancam keselamatan jiwanya.

Tapi 'Neerja’ tidak hanya didukung oleh akting Kapoor, namun juga pengarahan Madhvani yang dengan cukup baik memadukan antara ketegangan sebuah thriller pembajakan pesawat dengan drama yang memiliki kandungan emosional yang cukup kuat.

Plot berjalan secara simultan, antara situasi pembajakan yang dihadapi Neerja dengan kilas balik masa lalunya, baik bersama dengan sang mantan suaminya, atau hubungan dengan sang keluarga, terutama sang bunda, Rama Bhanot (diperankan dengan sangat berkesan oleh aktris watak Shabana Azmi).

Madhavi dengan mulus menyajikan dua plot ini secara beriringan, dan kemudian menyatu sebagai satu momentum yang mencetuskan klimaks film. Sebuah tugas yang sulit sebenarnya, mengingat dengan penanganan yang salah akan cenderung menghasilkan alur yang timpang.

Kekuatan 'Neerja’ tidak hanya di bangunan suspensi dan ketegangan, justru juga di bagian dramanya. Naskah yang ditulis oleh Saiwyn Quadras tampaknya tidak ingin menyajikan sebuah melodrama pemancing air mata saja. Oleh karena itu berbagai catatan kritis tentang kondisi sosial di masyarakat India yang secara umum memarginalisasi perempuan juga disertakan, sehingga memperkaya dimensi cerita yang dialurkan oleh 'Neerja’.

Dengan 'Neerja’, jelas langkah karir Ram Madhvani berikutnya harus menjadi perhatian. Di tengah derasnya arus sinema eskapis yang memenuhi perfilman India, ia cukup berani memakai pendekatan yang lebih membumi dan realis, meski tetap memanfaatkan pendekatan ala pop sehingga filmnya mudah dicerna oleh kalangan yang lebih luas.

Dan 'Neerja’ pun kemudian menjadi film yang penting untuk disimak, bukan hanya karena mengadirkan sebuah film hiburan, namun juga menyajikan wacana yang kemudian layak untuk direnungkan bersama.

Rating :