Bayangkan anda hidup di sebuah zaman, di mana ilmu pengetahuan hanya dimiliki oleh segelintir lapisan masyarakat, dan dunia yang damai merupakan sebuah kemewahan. Baiklah, mungkin beberapa dari anda akan berandai bahwasanya memang kita masih hidup di zaman itu. Tetapi coba bayangkan bahwa kondisi tersebut merupakan sebuah ‘formalitas’, sesuatu yang disetujui dan dipahami oleh masyarakat sebagai kondisi yang lazim.
The Secret of Kells merupakan film animasi yang memiliki setting tersebut. Pada abad ke 9 di dataran yang sekarang kita kenal dengan Skotlandia dan Irlandia, terdapat sebuah biara yang bernama Kells. Biara Kells merupakan sebuah biara sekaligus kota kecil yang dikepalai oleh seorang Abbot bernama Kelach (Brendan Gleeson) yang selalu berusaha keras mempertahankan biara dari serangan bangsa barbar dari utara.
Terlalu keras bekerja dan terlalu khawatir menjadikan Abbot Kelach tidak memperhatikan hal-hal lain yang berlangsung dalam biara. Fokus dan pikirannya terkuras akan serbuan fatal bangsa Viking yang suatu saat akan terjadi. Ia lupa bahwa selain pertahanan maksimal, biara Kells juga membutuhkan ilmu pengetahuan dan sentuhan seni (tentu saja, seni merupakan sesuatu yang tak tersentuh ketika kebutuhan primer masih menjadi sesuatu yang sulit didapat). Namun di balik kepanikan dan aura mencekam, seorang anak tumbuh untuk kemudian membawa perubahan berharga di dalam biara Kells.
Brendan (Evan McGuire), adalah seorang calon biarawan berusia 12 tahun yang merupakan keponakan dari Abbot Kellach yang - seperti anak pada umumnya - memiliki ketertarikan kuat akan segala sesuatu yang bersifat baru dan menyenangkan. Pada suatu ketika datanglah seorang tamu istimewa dari pulau Iona, membawa sesuatu luar biasa berupa buku yang berisi ilustrasi-ilustrasi indah. Buku yang dalam tahap penyelesaian tersebut, menyerap minat dan fokus Brendan. Tamu istimewa tersebut bernama Aidan (Mick Lally), yang kemudian mengajarkan Brendan ilmu rahasia, yang konon bermanfaat untuk menyelamatkan peradaban di dalam biara Kells. Sembari menuntut ilmu dalam bimbingan Aidan, Brendan bersua dengan berbagai makhluk gaib yang ia sendiri tidak pernah bayangkan (atau, sebagai calon biarawan, dilarang untuk dibayangkan). Sementara dari arah utara dinding Kells, suku barbar siap merangsek dan membunuh.
Secret of Kells memadukan sejarah dan mistisisme abad-pertengahan yang sungguh memikat. Setelah kejatuhan besar bangsa Romawi, Eropa pada dasawarsa pertama setelah masehi memasuki masa-masa kegelapan, di mana ilmu pengetahuan bukan merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Ditambah dengan perang dan serangan yang selalu dilakukan oleh bangsa utara, – salah satunya adalah Viking – mustahil untuk mempertahankan sebuah peradaban dan membiarkannya berkembang. Biara Kells adalah satu diantara ratusan biara kecil yang tersebar di Eropa, yang bersusah payah untuk bertahan hidup.
Walaupun tema yang diusung terkesan cukup berat, namun itu semua tidak terasa dalam Secret of Kells. Film ini sukses membawa pirsawan hanyut kedalam gambar-gambar yang luar biasa indah dan musik bernuansa celtic yang semakin membumbungkan imajinasi. Menonton film ini seperti membaca sebuah buku kuno berisi ilustrasi menakjubkan. Hampir setiap adegan dihiasi oleh sebuah ilustrasi yang menyatu dengan layar dan gambar, namun jika diperhatikan lebih baik ia seperti berdiri sendiri membentuk rangkaian dekorasi yang terpisah. Secret of Kells juga merupakan bukti bahwa Eropa memiliki animator yang tidak kalah piawai dengan animator Amerika. Bahkan dalam penampilannya yang bersahaja, film ini berhasil menorehkan pesan yang kuat akan arti dari sebuah ilmu, dan bagaimana sebuah masyarakat kadang mengesampingkan kenyataan yang tidak mereka mengerti hanya untuk mencari kemapanan yang semu.
Seperti ketika Brendan mengagumi sampul emas buku Iona, dan Aidan berkata; ‘harta karun yang sesungguhnya tidak terletak pada sampulnya.’
Rating :