Mungkin hanya Johnny Depp – dan… errr… Tuhan? – yang tahu film apa yang akan ia pilih untuk diperankan. Sempat dikenal sebagai sosok aktor watak dan serius yang selalu bereksperimen dalam setiap peran yang ia pilih, Depp kini lebih sering dikenal sebagai aktor yang sering hadir dalam film-film blockbuster dengan kualitas penceritaan yang cenderung mengecewakan. Film teranyarnya, Mortdecai – dimana Depp kembali bereuni dengan sutradara David Koepp yang dahulu sempat mengarahkannya dalam film Secret Window (2004), juga sepertinya tidak akan mengubah perspektif banyak orang tentang Depp saat ini. Depp kembali hadir dalam sebuah film komedi yang sama sekali jauh dari kesan menghibur plus dengan penampilan yang cenderung terlihat monoton layaknya yang ia sajikan dalam beberapa film yang ia bintangi sebelumnya.
Naskah cerita Mortdecai diadaptasi oleh Eric Aronson (On the Line, 2001) dari seri awal antologi novel Mortdecai karya Kyril Bonfiglioli yang berjudul Don’t Point that Thing at Me. Kandungan komedi dalam jalan cerita Mortdecai sendiri mungkin akan banyak mengingatkan penonton pada film-film detektif beralur komedi klasik seperti The Pink Panther (Blake Edwards, 1963) atau Inspector Closeau (Bud Yorkin, 1968). Sayangnya, kemampuan Aronson dalam menggarap sisi komedi Mortdecai sama sekali tidak mampu menyamai ataupun mendekati kualitas film-film klasik tersebut. Banyak susunan komedi dalam film ini terasa hambar atau malah berhasil tampil menghibur namun kemudian diulang beberapa kali kehadirannya di sepanjang film. Jelas membuat Mortdecai kehilangan daya tariknya sama sekali ketika film ini memang diniatkan menjadi sebuah komedi semenjak awal.
Pengarahan kuat Koepp yang dahulu sempat ia tunjukkan dalam Premium Rush (2012) juga sama sekali tidak terlihat dalam film ini. Entah mengapa, Koepp sepertinya terlihat gugup untuk mengarahkan nama-nama besar seperti Depp, Gwyneth Paltrow, Ewan McGregor, Paul Bettany, Jeff Goldblum hingga Olivia Munn yang mengisi deretan departemen akting film ini. Koepp sepertinya membebaskan setiap aktornya untuk berimprovisasi dengan karakter dan cerita yang ia berikan dalam Mortdecai. Well… tentu saja para aktor dan aktris tersebut tampak bersenang-senang dalam peran mereka namun untuk kualitas film… Mortdecai menjadi terasa datar dengan tanpa kehadiran adanya chemistry dari para pemerannya maupun keseriusan para pemeran untuk menghidupkan jalan cerita film ini.
Kembali pada Depp, sekali lagi, lewat perannya sebagai Charlie Mortdecai di film ini, Depp menampilkan sosok Jack Sparrow yang sepertinya telah dan selalu melekat dalam penampilan akting yang ia sajikan semenjak membintangi Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl (Gore Verbinski, 2003). Sejujurnya, adalah sangat menyedihkan untuk melihat Depp terus menerus terjebak dalam penampilan yang sama dan dalam film yang berkualitas seadanya. Bahkan Nicolas Cage – yang juga terus menerus menyiksa dirinya dengan tampil dalam film berkualitas medioker – mampu tampil dalam penampilan yang berbeda dalam setiap filmnya. Depp is a great actor and definitely deserves better than this.
Meskipun hadir dalam kualitas yang seadanya, beberapa penampilan pengisi departemen akting dalam film ini cukup mampu mencuri perhatian beberapa kali. Paul Bettany berhasil tampil gemilang dalam perannya sebagai pengawal karakter Charlie Mortdecai, Jock Strapp. Begitu pula dengan Jeff Goldblum dalam peran singkatnya sebagai miliuner, Milton Krampf. Gwyneth Paltrow mungkin adalah satu-satunya pemeran yang hadir tanpa cela dalam film ini – kebanyakan karena fungsi perannya yang minimalis. Sementara Ewan McGregor seringkali terlihat kebingungan dalam perannya. Bukan salah McGregor sepenuhnya. Seperti banyak karakter pendukung dalam film ini, perannya ditulis begitu dangkal dan sulit untuk dikembangkan dengan baik.
Rating :