Review

Info
Studio : 20th Century Fox
Genre : Drama
Director : Josh Boone
Producer : Wyck Godfrey, Marty Bowen
Starring : Shailene Woodley, Ansel Elgort, Laura Dern, Sam Trammel, Willem Dafoe

Rabu, 02 Juli 2014 - 11:53:26 WIB
Flick Review : The Fault in Our Stars
Review oleh : Haris Fadli Pasaribu (@oldeuboi) - Dibaca: 3460 kali


Yang patut dipuji dari The Fault in Our Stars adalah film tidak menjadikan penyakit dengan stadium akhir karakternya sebagai alat utama untuk memancing emosi penonton, akan tetapi bagaimana karakter tersebut menyikap hidup, dan juga cinta, dalam waktu yang tersisa. Oh, pastinya film bertujuan sebagai tearjerker, sehingga tidak heran jika formula lama untuk membangkitkan rasa haru diutilisasi dengan maksimal.

The Fault in Our Stars adalah melodrama. Melodrama remaja lebih tepatnya. Film tidak menafikan dirinya. Oleh karenanya kisah antara  Hazel Grace Lancaster (Shailene Wooodley), penderita kanker Thyroid dan Augustus Waters (Ansel Elgort), penderita Osteosarkoma, jelas bertujuan untuk memancing rasa hari biru. Film tidak melewatkan kesempatan untuk memberikan ruang kepada mereka untuk tampil sebagai sosok-sosok yang perlu diberi rasa simpati, jika bukan iba atau kasihan.

Kisah cinta antara Hazel dan Augustus berjalan dengan manis dan romantis. Momentum-momentum menggemaskan begitu memenuhi film, sehingga sulit untuk tidak larut di dalamnya. Apalagi film yang diangkat dari novel karya John Green ini diisi oleh rangkaian dialog yang memikat dan membekas di benak dengan kuat.

You don't get to choose if you get hurt in this world, old man, but you do have some say in who hurts you.” 

Itu adalah contoh kecil dialog bernas yang terdapat dalam film ini. Jika tertarik, buka Google dan temukan laman yang mengumpulkan kumpulan dialog berkesan dari buku (atau filmnya) dan bersiap untuk merasa "awww".

Namun, seperti disebut di atas, The Fault in Our Stars tidak melulu tentang percintaan atau pun rasa haru. Ia juga berkisah tentang menyikapi hidup dalam ruang yang terbatas. Mengapresiasi orang-orang di sekitar kita yang setiap saat akan ditinggalkan. Konsekuensi tentang menjadi seseorang dengan penyakit mematikan. Dan pastinya tentang menikmati hidup secara mutlak, terlepas apa beban yang tersampir di punggung.

Karakter-karakter dalam film terasa begitu manusiawi, sehingga penonton dapat mudah melekatkan diri dengan mereka dan memberi simpati yang diperlukan. Meski tetap saja terasa too good to be true (and hey, if it's too good, usually it's not true). They just felt too......novel.

Meski begitu kehadiran karakter pengarang getir bernama Peter Van Houten (Willem Dafoe), yang bukunya, An Imperial Affliction, menjadi favorit Hazel, merupakan salah satu karakter terbaik yang ada dalam kisahnya. Ia memberi keseimbangan di antara rasa manis yang memenuhi film, meski di akhir film tetap saja terjatuh ke ranah klise.

Problem mungkin memang terletak pada alur dan tutur yang terlalu tertebak, jika tidak mau disebut generik. Tapi memang bagaimanapun jika mengangkat kisah-kisah seperti ini formula klise sulit untuk dihindari.

Penggarapan Josh Boone (Stuck in Love) juga tidak terlalu istimewa. Pada beberapa bagian pendekatannya terasa terlalu mirip salah satu episode serial televisi. Untungnya film mengalir dengan baik dan renyah untuk disimak.

Juga ia beruntung didukung oleh barisan pemain yang bermain dengan prima. Akting Shailene Woodley tidak usah diragukan lagi dalam membawakan karakter Hazel Lancaster dengan segala dimensinya. Chemistry-nya dengan Ansel Elgort (yang uniknya menjadi kakaknya dalam Divergent dan juga film-film kelanjutannya), terasa sangat kuat dan lekat. Mereka berdua menjalakan tugasnya sebagai penggerak alur dengan kredibilitas yang patut dibanggakan.

So, yeah, The Fault in Our Stars mungkin tidak terlalu istimewa, namun, di antara hingar bingar film musim panas, menarik mendapatkan oase seperti ini. Memuaskan dahaga akan akan sosok-sosok organis yang lekat di hati serta kisah yang sederhana tapi memberi kesan yang mendalam.

But it is the nature of stars to cross, and never was Shakespeare more wrong than when he has Cassius note, ‘The fault, dear Brutus, is not in our stars / But in ourselves.” 

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.