Thanksgiving Day adalah sebuah hari libur nasional tahunan yang umumnya diperingati oleh warga Amerika Utara tepatnya pada hari Kamis keempat di bulan November. Diperkirakan dimulai pada tahun 1621 sebagai wujud rasa terima kasih warga pendatang yang berasal dari Eropa kepada penduduk pribumi Amerika dengan membagikan hasil panen mereka, Thanksgiving Day biasanya dirayakan setiap keluarga di Amerika dengan menikmati penganan khas perayaan tersebut yaitu kalkun. Well… kebiasaan warga Amerika dalam menikmati penganan kalkun untuk merayakan Thanksgiving Day itulah yang kemudian menjadi inspirasi bagi jalan penceritaan Free Birds. Diarahkan oleh Jimmy Hayward (Jonah Hex, 2010) yang juga bertugas sebagai penulis naskah film ini bersama dengan Scott Mosier, Free Birds sayangnya gagal untuk mengembangkan premis ceritanya untuk menjadi sebuah presentasi yang menarik. Medioker – baik dari tampilan visual maupun penggarapan ceritanya.
Free Birds sendiri memulai penceritaannya ketika seorang kalkun bernama Reggie (Owen Wilson) diculik oleh seekor kalkun lain yang memiliki perawakan lebih besar, Jake (Woody Harrelson). Jake sendiri menjelaskan bahwa ia menculik Reggie karena ia mendapatkan amanah dari The Great Turkey untuk membawa Reggie bersamanya dalam sebuah perjalanan melintasi waktu dan kembali ke masa perayaan Thanksgiving Day pertama serta mengubah sejarah sehingga kalkun tidak lagi menjadi menu makanan bagi manusia di kala tersebut. Reggie jelas menolak ajakan Jake dan menilai bahwa kalkun tersebut sedang berhalusinasi. Namun, akibat paksaan Jake setelah keduanya berhasil menemukan mesin waktu milik pemerintah Amerika Serikat, Reggie dan Jake akhirnya melakukan perjalanan waktu mereka menuju tahun 1621.
Setibanya di tahun 1621, Reggie dan Jake bertemu dengan pimpinan koloni kalkun, Chief Broadbeak (Keith David), dan kedua anaknya, Ranger (Jimmy Hayward) dan Jenny (Amy Poehler). Oleh Chief Broadbeak, Reggie dan Jake mengetahui bahwa pada saat itu, koloni kalkun telah mulai tersingkir keberadaannya akibat semakin banyaknya jumlah manusia yang mengambil tempat tinggal mereka. Tidak hanya itu, seorang pemburu bernama Myles Standish (Colm Meaney) juga mulai mengincar kawanan kalkun untuk dijadikan santapan bagi warga desanya. Mendengar hal tersebut, tentu saja, Reggie dan Jake mulai menyusun rencana bagaimana agar mereka dapat menyelamatkan koloni kalkun tersebut sekaligus mengubah sejarah dimana para kalkun dijadikan sebagai penganan khas pada perayaan Thanksgiving Day.
Jika dibandingkan dengan film-film animasi yang dirilis oleh rumah produksi lain, Free Birds jelas terasa seperti sebuah produk yang dikerjakan dengan setengah hati. Dari sisi naskah penceritaan, film yang menjadi karya perdana bagi rumah produksi Reel FX Creative Studios ini sama sekali tidak pernah mampu mengembangkan premisnya dengan baik. Sejujurnya, Free Birds memulai kisahnya dengan cukup baik – dengan memperkenalkan karakter-karakter utamanya, konflik yang sedang dan akan mereka hadapi sekaligus guyonan-guyonan yang mampu tampil cukup menghibur. Namun, seiring dengan perjalanan ceritanya, Free Birds kemudian terjebak dengan jalan penceritaan yang monoton. Karakter-karakter baru yang dihadirkan juga sama sekali kurang mampu tampil menarik – dan hadir dalam jumlah yang cukup banyak. Hasilnya, terlepas dari keberhasilan untuk menghasilkan beberapa senyuman, Free Birds gagal untuk memberikan kesan yang lebih mendalam bagi penontonnya.
Sebagai sebuah film yang kurang mampu mengandalkan naskah ceritanya, Free Birds juga hadir dengan kualitas visual yang seadanya. Tidak buruk, namun jelas berada di kelas yang berbeda dari deretan rumah produksi animasi lain yang sedang berkuasa saat ini. Penggunaan CGI-nya terasa kurang kreatif dalam mengeksplorasi warna-warna yang seharusnya mampu membawa ritme penceritaan film ini menjadi lebih megah lagi. Dan meskipun diisi dengan nama-nama seperti Owen Wilson, Woody Harrelson, Amy Poehler hingga George Takei pada barisan pengisi suaranya, Free Birds tetap gagal untuk tampil istimewa. Sekali lagi. Barisan pengisi suara film ini hadir dalam kualitas yang tidak mengecewakan. Namun jauh dari kesan sebagai sebuah hasil kerja yang istimewa.
Dengan premis yang sebenarnya terdengar sangat menarik adalah sangat disayangkan untuk melihat Free Birds kemudian dikembangkan menjadi sebuah presentasi yang begitu dangkal. Jimmy Hayward gagal untuk memberikan kekuatan penceritaan serta kelas dalam penampilan visual yang jelas-jelas sangat dibutuhkan bagi film ini untuk benar-benar menarik perhatian penonton. Free Birds bukanlah sebuah sajian yang benar-benar buruk. Beberapa bagiannya masih cukup mampu untuk mengundang senyuman di wajah para penonton, khususnya para penonton muda. Namun, lebih dari itu, Reel FX Creative Studios jelas masih harus belajar lebih banyak pada rumah-rumah produksi saingannya untuk menghasilkan sebuah film animasi yang lebih cerdas dan tidak akan langsung dilupakan seusai penonton menyaksikannya.
Rating :