Pernah mendengar tentang Grand Prix Marching Band? Well… Grand Prix Marching Band adalah sebuah kompetisi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Yayasan Grand Prix Marching Band dan diikuti oleh kelompok orkes barisan yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Diadakan semenjak 1982, ajang kompetisi ini biasanya digelar pada setiap bulan Desember di tiap tahunnya dan memperebutkan Piala Presiden bagi kelompok orkes barisan pemenang utamanya. Anyway… film terbaru arahan Hanny R Saputra (Love is U, 2012), 12 Menit, adalah sebuah film drama yang mengikuti perjalanan satu tim orkes barisan asal Bontang, Kalimantan Timur dalam usaha mereka untuk mengikuti Grand Prix Marching Band di Jakarta. Tidak menawarkan sesuatu yang baru dalam formula penceritaannya namun penggarapan film yang cukup apik membuat 12 Menit mampu menghasilkan momen-momen emosional yang jelas akan membekas selama lebih dari 12 menit di hati para penontonnya.
Dengan cerita yang diungkapkan terinspirasi dari sebuah kisah nyata, 12 Menit berkisah tentang seorang pelatih orkes barisan profesional, Rene (Titi Rajo Bintang), yang baru saja direkrut oleh Bimo (Verdi Solaiman) untuk melatih kelompok orkes barisan asal Bontang, Kalimantan Timur yang ia manajeri, Vincero. Bukan sebuah pekerjaan mudah. Bimo meminta Rene untuk melatih sebuah kelompok orkes barisan yang anggotanya masih belum memiliki kemampuan maksimal agar dapat mengikuti Grand Prix Marching Band di Jakarta yang akan dilaksanakan tiga bulan kemudian. Meskipun begitu, Rene menyanggupi tugas tersebut karena merasa bahwa hal tersebut adalah sebuah tantangan tersendiri bagi egonya untuk dapat membawa sebuah kelompok orkes barisan dari kota kecil bertanding di sebuah kompetisi bertaraf nasional.
Dan sesi latihan dimulai! Diantara ratusan anggota kelompok orkes barisan tersebut, 12 Menit memfokuskan kisahnya pada tiga karakter: Elaine Higoshi (Amanda Sutanto), Lahang (Hudri) dan Tara (Arum Sekarwangi). Ketiganya sama-sama memiliki bakat musikal yang kuat namun belum begitu terasah dengan sempurna. Selain itu, ketiganya juga harus berhadapan dengan beberapa masalah yang membuat konsentrasi mereka dalam mengikuti sesi latihan yang padat, berat dan keras bersama kelompok orkes barisan mereka menjadi seringkali terpecah. Beberapa kali, Rene menemui jalan buntu dalam usahanya untuk melatih anak-anak didiknya. Namun, di saat yang bersamaan, Rene mulai menemukan bahwa tugasnya sebagai pelatih Vincero merubah cara pandangnya terhadap kehidupan orang-orang disekitarnya yang sekaligus membuatnya kemudian semakin bersikap tidak menyerah kepada berbagai tantangan yang ia hadapi bersama dengan kelompok orkes barisan tersebut.
First of all… adalah sangat, sangat menyenangkan untuk menyaksikan Hanny R Saputra akhirnya mau keluar dari film-film drama percintaan remaja seperti yang selama ini ia tekuni. Dan, hal yang tentunya juga sangat menyenangkan, 12 Menit memiliki kualitas naskah cerita yang berada diatas kualitas naskah cerita film-film yang selama ini dieksekusi oleh Hanny – sederhana namun memiliki tuturan penceritaan yang cukup emosional tanpa harus tampil melankolis. Tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar. Fokus penceritaan yang terbagi antara Rene dengan ketiga karakter anak didik utamanya seringkali terasa tumpang tindih satu sama lain sehingga membuat kisah masing-masing karakter tersebut kurang matang dalam penyajiannya. Hal ini khususnya sangat terasa pada karakter Tara dan Lahang yang terasa hanya menjadi kisah sampingan jika dibandingkan dengan karakter Elaine Higoshi yang diberikan lebih banyak waktu dalam pengembangan cerita dari karakternya.
Meskipun begitu, beberapa kekurangan tersebut masih dapat disembunyikan melalui keberhasilan Hanny dalam menyajikan kisahnya dengan tempo menengah di sepanjang film – yang membuat penonton memiliki cukup banyak waktu untuk menyerap kisah-kisah tiap karakter yang dihadirkan oleh film ini – serta kualitas tata produksi yang sangat memuaskan. Sebagai film yang menghadirkan cerita mengenai sebuah kelompok orkes barisan, Hanny mampu menyajikan filmnya dengan dukungan kualitas tata produksi yang kuat: mulai dari tata busana yang secara seksama menyajikan kostum setiap anggota orkes barisan, tata kamera yang hadir begitu maksimal dalam mengeksplorasi adegan final (dan paling penting) dalam film ini yakni ketika kelompok Vincero manampilkan kebolehan mereka sebagai sebuah kelompok orkes barisan hingga departemen suara dan musik yang mampu melengkapi elemen emosional yang dibutuhkan oleh jalan cerita film.
Yang tidak kalah menunjang kualitas film adalah penampilan akting dari para jajaran pengisi departemen akting film ini. Titi Rajo Bintang tampil memuaskan – emosional tanpa harus pernah terlihat meledak-ledak atau berlebihan. Para pemeran pendukung seperti Verdi Solaiman, Niniek L. Karim, Didi Petet, Olga Lydia, Egi Fedly hingga Nobuyuki Suzuki juga hadir dengan kapasitas akting yang sangat memadai meskipun hadir dengan porsi penceritaan yang terbatas. Dan tentu saja, keberhasilan Hanny R Saputra dalam mengarahkan tiga aktor mudanya, Amanda Sutanto, Hudri dan Arum Sekarwangi juga layak diberikan kredit lebih. Ketiga aktor muda tersebut tampil hampir tanpa cela dalam usaha mereka untuk menghidupkan setiap karakter yang mereka perankan.
12 Menit is one real feel good movie… sajian yang sanggup meninggalkan atmosfer perasaan yang begitu menyenangkan pada penonton seusai menyaksikannya. Naskah cerita film ini memang sederhana dan sama sekali tidak sempurna. Namun, di sela-sela ketidaksempurnaan tersebut, Hanny R Saputra mampu menggarapnya menjadi sebuah presentasi cerita yang kuat. Didukung dengan kualitas akting dan tata produksi yang cemerlang, Hanny menyajikan 12 Menit dengan tempo sederhana yang memperbolehkan setiap penonton untuk ikut masuk dalam perjuangan setiap karakter dalam mewujudkan setiap mimpi mereka. Puncaknya, Hanny menyajikan tampilan aksi kelompok orkes barisan Vincero selama 12 menit yang akan sanggup mempesona setiap penonton dan bahkan bertepuk tangan dan larut dalam suka cita atas keberhasilan mereka. 12 Menit jelas adalah film terbaik yang pernah diarahkan oleh Hanny R Saputra. Menyenangkan!
Rating :