Review

Info
Studio : Wild Bunch/Copperheart Entertainment
Genre : Horror, Mystery, Thriller
Director : Vincenzo Natali
Producer : Steven Hoban
Starring : Abigail Breslin, Stephen McHattie, Samantha Weinstein, David Hewlett, Michelle Nolden

Minggu, 26 Januari 2014 - 19:17:04 WIB
Flick Review : Haunter
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 3518 kali


Menyimak tiga film bernuansa thriller yang pernah diarahkannya, Cube (1998), Cypher (2002) dan Splice (2010), penonton pasti dapat merasakan bahwa Vincenzo Natali adalah seorang sosok sutradara yang gemar untuk mengekplorasi ide-ide baru, segar sekaligus provokatif dalam setiap filmnya. Sayangnya, juga berdasarkan kualitas dari tiga film yang diarahkannya tersebut, Natali terkesan selalu terjebak atas ide besar yang dimiliki oleh jalan cerita film yang ia arahkan untuk kemudian gagal memberikan pengembangan lebih luas dari ide cerita brilian tersebut. Film terbaru Natali sendiri, Haunter, mungkin tidak menawarkan sebuah premis cerita yang akan dianggap banyak orang sebagai sesuatu yang orisinil – para penikmat film pasti akan segera menggambarkan Haunter sebagai sebuah kompilasi ide dari Groundhog Day (1993), The Sixth Sense (1999) sekaligus The Others (2001). Berbagai lapisan tersebut jelas membuat Haunter menjadi sebuah film dengan struktur cerita yang kaya. Namun, apakah Natali mampu mengolah lapisan-lapisan tersebut sehingga Haunter dapat tampil sebagai sebuah presentasi cerita yang solid?

Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Brian King – yang sebelumnya juga menuliskan naskah cerita Cypher untuk Natali, Haunter berkisah mengenai sebuah keluarga yang terdiri dari pasangan Bruce (Peter Outerbridge) dan Carol (Michelle Nolden) serta kedua anak mereka, Lisa (Abigail Breslin) dan Robbie (Peter DaCunha). Layaknya seperti kebanyakan remaja lainnya, Lisa merasa begitu bosan dengan rutinitas yang dilakukan oleh keluarganya setiap hari. Dalam keseharian mereka, Lisa dan anggota keluarganya melakukan kegiatan yang sama. Lagi. Dan lagi.  Dalam kebosanannya tersebut, Lisa kemudian menyadari satu hal: ayah, ibu, adik, dan dirinya sendiri terjebak dalam rumah mereka dan selalu melakukan hal yang sama setiap harinya karena mereka sebenarnya telah meninggal dunia. Yep. Keluarga tersebut seluruhnya adalah makhluk halus dan sama sekali tidak menyadari akan hal tersebut. Kecuali Lisa, tentu saja.

Penemuannya tersebut jelas membuat Lisa panik. Ia lantas mulai mencari jawaban mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada keluarganya sehingga mereka terjebak dalam bentuk kehidupan tersebut. Usaha Lisa tersebut, sayangnya, memicu rasa tidak suka dari seorang pria asing (Stephen McHattie) yang kemudian datang dan mengancam Lisa bahwa ia akan menyakiti keluarga gadis remaja tersebut jika Lisa masih mencoba untuk menjawab rasa penasarannya. Di saat yang bersamaan, Lisa juga dihantui oleh sesosok bayangan gadis bernama Olivia (Eleanor Zichy) yang mendatangi dirinya dan meminta bantuan untuk menyelamatkan keluarganya. Meskipun merasa kebingungan dengan berbagai teka-teki yang menghampiri dirinya, Lisa tetap berusaha untuk mencari hubungan antar setiap permasalahan tersebut yang dianggapnya juga akan menjadi kunci penyelasaian masalah yang dihadapi keluarganya.

Harus diakui, naskah cerita Haunter yang ditulis oleh Brian King sama sekali tidak menawarkan sesuatu yang baru dalam struktur penceritaannya. Meskipun begitu, Vincenzo Natali berhasil mengeksplorasi Haunter yang terkesan sebagai sebuah paduan berbagai kisah misteri klasik – mulai dari tema-tema seperti rumah hantu, dunia supranatural hingga pembunuh berantai berdarah dingin – dengan ritme penceritaan yang membuatnya mampu mengalir dengan lancar dalam bercerita. Sayang, naskah arahan King terlalu dangkal dalam menggali berbagai sisi penceritaannya. Penonton sepertinya hanya disajikan sebuah kisah misteri tanpa pernah benar-benar diberikan kesempatan untuk benar-benar memahami berbagai sudut kemisteriusan cerita yang ditawarkan King.

Haunter sendiri diperkuat oleh penampilan apik para jajaran pengisi departemen aktingnya, khususnya penampilan dari Abigail Breslin dan Stephen McHattie. Meskipun tampil dalam porsi antagonis yang cukup minimalis, McHattie mampu memberikan penampilan antagonis yang sangat mengesankan lewat karakter yang ia perankan. Begitu juga dengan Breslin yang tampil meyakinkan dalam peran sebagai sesosok karakter remaja yang berusahaa keluar dari jebakan kehidupan yang telah menimpa dirinya dan keluarganya. Oleh para aktris muda biasa, karakter Lisa bisa saja diterjemahkan sebagai sebuah penampilan depresif sekaligus penuh ledakan emosi yang membuat karakter tersebut justru tenggelam secara emosional. Penampilan Breslin berjalan ke arah yang sebaliknya. Penuh dengan sentuhan emosional meskipun dihadirkan dengan penampilan yang begitu terjaga dengan baik. Tidak ada masalah yang berarti dari segi departemen produksi film ini. Tampil mulus di berbagai sisi dengan tata sinematografi arahan Jon Joffin mampu memberikan atmosfer kelam yang begitu dibutuhkan oleh film ini untuk dapat berjalan dengan lebih baik.

Kelemahan utama dari Haunter harus diakui berasal dari tatanan naskah cerita film arahan Brian King yang kurang mampu menggali lebih dalam dari berbagai plot yang ia hadirkan dalam jalan cerita film ini. Dangkal, meskipun masih mampu memberikan beberapa momen-momen menarik. Untungnya Vincenzo Natali mampu mengemas naskah cerita tersebut dengan cukup rapi melalui penataan ritme penceritaan yang berjalan cukup lancar, dukungan penampilan jajaran pengisi departemen aktingnya yang apik sekaligus tata produksi yang mampu mendukung kekelaman warna penceritaan yang memang menjadi elemen penting bagi Haunter. Bukan sebuah presentasi yang istimewa namun Haunter jelas adalah sebuah film misteri yang masih sangat layak untuk disaksikan.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.