Review

Info
Studio : Bamboom Productions
Genre : Drama, Comedy
Director : Sean Monteiro
Producer : Syaiful Wathan, Sean Monteiro
Starring : Pandji Pragiwaksono, Ray Sahetapy, Ence Bagus, David Saragih, Tika Bravani

Minggu, 17 November 2013 - 14:38:23 WIB
Flick Review : Make Money
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 2984 kali


Masih ingat dengan film Material Girls (2006) yang dibintangi oleh Hilary Duff dan Haylie Duff? Atau versi Latin dari film tersebut, From Prada to Nada (2011), yang dibintangi Camilla Belle dan Alexa Vega? WellMake Money juga memiliki premis yang sama – dua bersaudara yang berasal dari latar belakang keluarga yang memiliki segalanya namun harus kehilangan seluruh harta mereka setelah kematian sang ayah. Dalam Make Money, dua bersaudara tersebut adalah Rachmat (David Saragih) dan Aris (Panji Pragiwaksono) yang merupakan putera dari seorang pemilik perusahaan iklan raksasa, Pak Tri (Ray Sahetapy). Untuk memberikan pelajaran hidup bagi kedua puteranya yang tumbuh menjadi sosok yang arogan dan manja, Pak Tri awalnya berencana untuk memalsukan kematiannya dan kemudian memberikan seluruh hartanya pada seorang pemulung yang pernah menyelamatkan nyawanya, Odi (Ence Bagus). Tidak disangka… ketika rencana tersebut sedang dijalankan, Tuhan ternyata benar-benar mencabut nyawa Pak Tri.

Hasilnya… Rachmat dan Aris harus merelakan seluruh harta serta aset perusahaan untuk diberikan pada Odi. Roda kehidupan pun berbalik. Rachmat dan Aris kini menjadi sosok miskin yang tidak memiliki harta apapun sementara Odi menjadi pemilik perusahaan besar dengan harta yang melimpah – walaupun sama sekali tanpa kemampuan untuk mengelolanya. Rachmat dan Aris pun memutar otak untuk dapat mengembalikan harta yang pernah mereka miliki dahulu. Ide awal yang mereka dapatkan adalah mereka harus segera menemui ibu mereka, Asri (Ratna Riantiarno) – yang telah meninggalkan mereka dua puluh tahun yang lalu dan sekarang telah menjadi sosok wanita karir yang sukses – dan meminta bantuan finansial agar keduanya dapat kembali membeli perusahaan milik almarhum ayah mereka. Perjalanan Rachmat dan Aris untuk menemui sang ibu akhirnya dimulai.

Seperti halnya Material Girls maupun From Prada to Nada, Make Money sebenarnya memiliki konflik utama yang cukup sederhana: bagaimana usaha sang karakter utama berusaha untuk kembali meraih kejayaan mereka dan, di saat yang bersamaan, juga mendapatkan berbagai pelajaran tentang kehidupan di sekitar mereka untuk membuat mereka menjadi sosok kepribadian yang lebih baik dari sebelumnya. Sederhana. Naskah cerita Make Money yang digarap oleh sutradara Sean Monteiro bersama dengan Haqi Achmad (Refrain, 2013) sebenarnya dapat berjalan lebih efektif jika karakter Rachmat dan Aris serta perjalanan mereka untuk mencari sang ibu menjadi fokus utama dan satu-satunya dalam jalan cerita film. Namun, penceritaan tersebut justru dibagi dengan pengisahan karakter Odi – yang sepertinya dihadirkan untuk memberikan sentuhan elemen komedi pada Make Money. Sayang, penggalian serta penceritaan pada karakter Odi sama sekali tidak pernah mampu hadir dengan kuat dan menarik sehingga membuat bagian cerita Odi tampak begitu lemah serta dapat dihilangkan begitu saja tanpa mempengaruhi jalan cerita Make Money secara keseluruhan.

Ketiadaan fokus yang kuat pada jalan cerita harus diakui memang menjadi masalah utama dalam Make Money. Selain kehadiran alur kisah dangkal dari karakter Odi yang berhasil memecah perhatian dari alur kisah yang dilalui dua karakter utamanya, Make Money juga begitu terbebani dengan deretan karakter yang gagal tergali dengan baik sekaligus seringkali hadir dengan perubahan karakterisasi yang terasa begitu tiba-tiba. Lihat bagaimana karakter yang diperankan oleh Verdi Solaiman dan Albert Halim yang tidak pernah jelas pendirian karakternya di sepanjang penceritaan film – mulai dari sebagai orang kepercayaan bagi karakter Pak Tri, pendamping (sekaligus musuh?) bagi karakter Odi untuk kemudian menjadi karakter antagonis di akhir kisah. Begitu juga dengan karakter Asri yang digambarkan sebagai wanita yang awalnya menomorsekiankan keluarganya untuk kemudian berubah menjadi sosok ibu yang penyayang di akhir kisah. Hubungan persaudaraan antara Rachmat dan Aris juga tidak pernah tergali sempurna, dengan karakter Aris sepertinya diberikan bagian penceritaan yang lebih banyak dan seringkali menenggelamkan kehadiran karakter Rachmat.

Apakah Make Money adalah sebuah film yang buruk? Tidak. Sean Monteiro jelas memiliki kemampuan kuat dalam mengarahkan ritme penceritaan filmnya. Sean juga mampu menyeimbangkan sisi drama dan komedi dari filmnya. Jika saja didukung dengan naskah cerita yang lebih kuat, bukan tidak mungkin Make Money mampu menjelma menjadi sebuah film yang emosional sekaligus menghibur. Sean juga berhasil mendapatkan kualitas akting terbaik dari para pemeran filmnya. Meskipun tampil dalam film layar lebar perdananya, Pandji Pragiwaksono hadir meyakinkan lewat perannya sebagai Aris. Begitu juga dengan Verdi Solaiman, Albert Halim, Tika Bravani serta para aktor senior seperti Tarzan, Ray Sahetapy dan Ratna Riantiarno. Namun, Ence Bagus jelas menjadi highlight utama dari Make Money. Meskipun tanpa dukungan penggalian karakter serta porsi penceritaan yang mendukung, Ence Bagus tetap mampu mencuri perhatian dengan comedic timing-nya yang begitu tepat dalam setiap adegan. Tidak pernah terkesan berlebihan.

Meskipun bukanlah sebuah presentasi yang buruk secara keseluruhan, namun harus diakui bahwa Make Money hadir tanpa dukungan naskah penceritaan yang kuat. Ketidakfokusan pada pengembangan konflik hingga karakter yang hadir di sepanjang 99 menit presentasi film ini membuat Make Money terkesan hadir setengah matang, baik dalam penyajian sisi drama maupun komedinya. Sean Monteiro sendiri berhasil menunjukkan bahwa dirinya memiliki bakat pengarahan yang cukup apik dengan kemampuannya dalam mengendalikan ritme penceritaan serta pengarahan yang cukup kuat kepada para pengisi departemen akting filmnya. Tidak buruk namun masih jauh dari kesan sebagai sebuah presentasi yang istimewa.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.