Review

Info
Studio : CJ Entertainment
Genre : Horror, Thriller
Director : Kim Yong-gyun
Producer : Lee Sang-hak, Han Man-taek, Jeong Yong-ki
Starring : Lee Si-young, Um Ki-joon, Hyun Woo

Jumat, 15 November 2013 - 10:00:53 WIB
Flick Review : Killer Toon
Review oleh : Haris Fadli Pasaribu (@oldeuboi) - Dibaca: 3280 kali


Di akhir dekade 90-an hingga pertengahan 2000, film-film horror Korea Selatan dianggap sebagai salah satu yang terbaik, tidak saja menyeramkan, namun juga inventif. Sangat disayangkan kemudian terjebak dalam repetisi hingga hilanglah pesonanya di mata penonton. Film horror masih diproduksi, tentu saja, meski kuseksesan yang masif sulit untuk dicapai. Di tengah iklim yang lesu tersebut, Killer Toon hadir dengan mencolok dan menjadi satu-satunya film horor yang berhasil meraih lebih dari satu juta penonton setelah terakhir Death Bell di tahun 2008 (total peraihan penonton Killer Toon adalah 1.199.775). Lantas, apa istimewanya film ini?

Sebenarnya tidak terlalu istimewa. Bahkan masih mengandalkan beberapa scare tactic yang terasa déjà vu. Akan tetapi, kredit lebih harus diberikan kepada sang sutradara, Kim Yong-gyun, yang memadukan antara visual cantik, termasuk teknik animasi dan komik yang sedap dipandang, dengan narasi bertutur lancar dan bergerak dalam pace lumayan cepat.

Yong-gyun sudah berpengalaman mengerjakan film horror dengan Red Shoes (2005) yang juga sukses di pasaran. Jika Red Shoes mengandalkan dramatisasi dalam balutan psikologis yang tebal dan juga atmosfir, maka Killer Toon cenderung hadir dengan lebih konvensional dan straight-to-the-point.

Film berkisah tentang Kang Ji-yoon (Lee Si-young, How to Use Guys with Secret Tips, 2013), seorang kartunis ternama yang dicurigai terlibat oleh serangkaian pembunuhan oleh detektif Lee Ki-cheol (Um Ki-joon, Man of Vendetta, 2010). Pembunuhan yang terjadi entah mengapa sangat sesuai dengan peristiwa  di komik-komik yang dikerjakan oleh Ji-yoon. Merasa tidak bersalah, Ji-yoon mencoba untuk menyelidik kasus ini, sebelum nyawanya mejadi sasaran berikutnya.

Atmosfir memang masih menjadi andalan Killer Toon dalam menciptakan efek cekam, hanya saja film kurang memerdulikan balutan cerita yang dalam atau karakterisasi yang konsisten. Karakter-karakter dalam Killer Toon bukan hadir dalam ambiguitas, sehingga saat terjadi pergeseran sikap, mereka terasa dipaksakan, sebuah plot device, ketimbang benar-benar bagian yang solid dari ceritanya.

Meski jenerik, Killer Toon patut dipuji karena menghindarkan diri dari tampilan hantu perempuan berambut panjang dan memilih menghadirkan sosok hantu yang lebih membumi. Bahkan motif sang hantu bisa dikatakan cukup masuk akal dan dapat diberi simpati.

Killer Toon juga tahu jika menciptakan efek seram saat ini adalah perkara yang sulit, sehingga film tidak benar-benar memberikan adegan yang menakutkan. Tentu saja sebagai gantinya mengagetkan penonton pun menjadi solusi yang lebih efektif.

Sebagai film horror, adegan-adegan dalam Killer Toon dieksekusi dengan cukup baik, meski di paruh film nuansa thriller lebih kental terasa sebelum berganti menjadi melodrama di bagian akhir. Untunglah pergeseran tone ini tidak terlalu mengganggu ritme film secara keseluruhan.

Dan ya, terlepas dari banyak kekurangannya, Killer Toon memang salah satu film horror Korea Selatan yang cukup memuaskan untuk disimak. Tidak heran jika ia bias meraih kesuksesan, meski sulit untuk menolak fakta jika web-comic, yang menjadi gimmick di film ini, tengah mendapat atensi yang luar biasa dari masyarakat, sehingga wajar membuat orang berbondong-bondong menyaksikannya.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.