Selepas kesuksesannya dalam mengarahkan Bridesmaids (2011) – yang berhasil mendapatkan pujian luas dari para kritikus film, mendapatkan dua nominasi di ajang The 84th Annual Academy Awards, mengenalkan dunia pada sosok Melissa McCarthy yang begitu jenaka sekaligus berhasil meraup pendapatan sebesar lebih dari US$280 juta dari masa rilisnya di seluruh dunia – Paul Feig menambah panjang daftar filmografinya dengan mengarahkan The Heat, sebuah film komedi yang kembali menempatkan sosok wanita sebagai karakter utama sekaligus penghasil tawa di dalam jalan ceritanya. Layaknya Bridesmaids, The Heat masih menampilkan kemampuan Feig dalam menghasilkan lelucon dari berbagai situasi umum yang sama sekali tidak memiliki atmosfer komedi. Meskipun harus diakui tidak secerdas maupun sekonsisten Bridesmaids dalam menyajikan komedinya, namun perpaduan chemistry yang erat antara kedua pemeran utamanya, McCarthy dan Sandra Bullock, jelas akan mampu memikat dan membuat setiap penonton jatuh cinta dengan mudah pada film komedi ini.
Dengan naskah yang ditulis oleh Katie Dippold, The Heat sebenarnya menghadirkan formula buddy cop usang yang telah digunakan oleh banyak film Hollywood sebelumnya. Dua karakter utamanya sendiri juga sangat mudah ditebak. Bullock berperan sebagai Agent Sarah Ashburn, seorang agen khusus Federal Bureau of Investigation dengan kemampuan yang luar biasa sebagai seorang detektif – sehingga membuat rekan-rekan prianya merasa terintimidasi – namun tergolong lemah dalam pergaulan sosialnya. Dan tentu saja, McCarthy berperan sebagai Shannon Mullins, seorang detektif dengan kemampuan dominan dalam pekerjaan sekaligus kemampuan sosialnya. Sarah Ashburn adalah sosok yang selalu bertindak berdasarkan aturan sedangkan Shannon Mullins menjalani hidup dengan melanggar berbagai aturan yang ada. Predictable.
Singkat cerita, Sarah dikirim oleh pimpinannya, Agent Hale (Demian Bichir), untuk berangkat ke kota Boston guna menginvestigasi keberadaan seorang mafia obat-obatan terlarang yang dikenal dengan nama Larkin. Dalam usahanya untuk mengumpulkan berbagai barang bukti itulah Sarah lalu mengenal sosok Shannon– yang jelas langsung tidak disukainya. Meskipun memiliki cara pandang yang bertolak belakang, namun mengingat karena Shannon tahu lebih banyak tentang seluk beluk kota Boston, Sarah lalu memutuskan untuk bekerjasama dengan Shannon. Tapi, sekali lagi, tentu saja, dalam perjalanan mereka, Sarah dan Shannon kemudian saling mengenal satu sama lain dan akhirnya menjadi mampu menjalin hubungan seerat hubungan persaudaraan.
First of all… sebagai sebuah sajian komedi, The Heat adalah sebuah presentasi yang benar-benar berhasil dalam mengeksekusi setiap elemen komedinya. Ada banyak momen komedi yang akan sanggup menghasilkan tawa dari para penontonnya meskipun momen-momen komedi tersebut tidak selalu hadir dalam 117 menit durasi penceritaan The Heat. Namun, tidak seperti halnya Bridesmaids yang memiliki konsep kuat namun begitu terbuka sehingga setiap karakter terasa seperti memberikan interpretasi mereka tersendiri atas konsep yang telah direncanakan, The Heat tampil begitu terikat dengan naskah cerita yang telah disediakan. Disinilah letak mengapa The Heat terasa kurang benar-benar mampu untuk tampil bebas dalam bercerita.
Bukannya bermaksud untuk mengatakan bahwa naskah cerita yang ditulis oleh Katie Dippold berkesan dangkal – Dippold setidaknya memiliki imajinasi yang cukup luas dalam menyusun dialog maupun adegan komedi segar yang seringkali gagal dihadirkan oleh kebanyakan film komedi lainnya – tetapi ketika berhubungan dengan narasi penceritaan, The Heat terasa tidak fokus dalam memaparkan alur apa yang sebenarnya ingin dihadirkan oleh film ini. Setelah sempat menjadi slapstick comedy di bagian awal, The Heat secara perlahan bertransisi menjadi kisah persahabatan sebelum akhirnya berubah menjadi drama keluarga dan akhirnya berujung pada sajian aksi para polisi dalam menghadapi gerombolan penjahatnya. Terlalu banyak aspek yang ingin digali dan sejujurnya tidak begitu dibutuhkan oleh jalan cerita utama film ini.
Terlepas dari semua permasalahan diatas, The Heat jelas tetap akan mampu tampil prima berkat penampilan yang begitu apik dari dua pemeran utamanya, Sandra Bullock dan Melissa McCarthy. Bullock dan McCarthy memang tidak asing dengan karakter yang mereka perankan dalam film ini – karakter Bullock jelas akan mengingatkan banyak orang pada perannya di dua seri Miss Congeniality (2000 – 2005) sedangkan peran McCarthy merupakan variasi dari peran yang ia tampilkan di Bridesmaids. Bedanya, khususnya bagi Bullock, keduanya kini berada di bawah pengarahan Feig, dimana karakter wanita dieksplorasi sedemikian rupa sehingga mampu melakukan berbagai hal memalukan, menjijikkan maupun kasar seperti banyak karakter pria dalam setiap film komedi demi menghasilkan lelucon dalam jalan cerita. And it works really well! Penonton akan dibawa dalam sengatan komedi kuat oleh berbagai aksi gila dari Bullock dan McCarthy yang sekaligus menjadi nyawa utama bagi The Heat.
Satu catatan – atau mungkin tepatnya pujian – yang layak diberikan pada Feig adalah bagaimana Feig terus konsisten untuk menghilangkan lelucon fisik, khususnya bagi karakter wanita, dalam setiap filmnya, termasuk The Heat. Di tangan banyak sutradara film komedi lainnya, kehadiran McCarthy mungkin akan memancing satu atau dua dialog yang berkenaan dengan ukuran tubuh aktris tersebut. Namun tidak bagi Feig. Bullock dan McCarthy dihadirkan sebagai sosok wanita yang utuh, tampil setara dengan kaum lelaki dalam kemampuan mereka untuk menghasilkan lelucon sekasar apapun bahkan mampu memberikan McCarthy sosok karakter yang lebih menarik dan percaya diri akan daya tarik seksualnya secara meyakinkan. Sebuah hal yang mungkin dianggap tidak begitu berarti… namun tetap terasa menyegarkan diantara kehadiran banyak lelucon standar yang jelas mulai terasa monoton.
Adalah sangat mudah untuk merasa jatuh cinta pada The Heat – bahkan ketika premis film ini jelas-jelas hanya menawarkan sebuah versi penyegaran dari formula buddy cop usang yang telah digunakan oleh banyak film bertema sama lainnya. Bagaimana tidak? Berada di jajaran terdepan adalah dua aktris dengan kemampuan komedi terbaik yang dimiliki oleh Hollywood saat ini, Sandra Bullock dan Melissa McCarthy. Dengan daya tarik yang jelas tidak akan dapat ditolak oleh siapapun, keduanya mampu menjalin chemistry komikal yang begitu kuat sekaligus hangat sehingga berhasil memberikan kehidupan tersendiri bagi kualitas penceritaan The Heat. Paul Feig juga kembali membuktikan kecerdasannya dalam menggarap sebuah film komedi dengan sekali lagi mengeksplorasi banyak ruang komedi yang mungkin belum pernah dijangkau oleh kebanyakan film komedi lainnya. Kekuatan itulah yang kemudian mampu membuat The Heat menutupi beberapa kelemahan yang terdapat di dalam naskah ceritanya dan berhasil menjadi sebuah sajian komedi paling menghibur dari Hollywood untuk tahun ini.
Rating :