Review

Info
Studio : Universal Pictures
Genre : Action, Adventure, Mystery
Director : Joseph Kosinski
Producer : Peter Chernin, Dylan Clark, Duncan Henderson, Joseph Kosinski, Barry Levine
Starring : Tom Cruise, Morgan Freeman, Olga Kurylenko, Andrea Riseborough, Melissa Leo

Selasa, 16 April 2013 - 17:43:35 WIB
Flick Review : Oblivion
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 3158 kali


Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Joseph Kosinski, Karl Gajdusek dan Michael Arndt berdasarkan novel grafis berjudul sama karya Joseph Kosinski dan Arvid Nelson, Oblivion berlatar belakang lokasi di Bumi pada tahun 2077, 60 tahun setelah terjadinya sebuah invasi makhluk luar angkasa yang menghancurkan Bulan serta hampir meluluhlantakkan seluruh penjuru Bumi. Semenjak terjadinya tragedi tersebut, umat manusia kini telah menemukan rumah barunya di satelit terbesar pada planet Saturnus, Titan. Jack Harper (Tom Cruise) dan Victoria Olsen (Andrea Riseborough) adalah dua prajurit manusia yang hingga saat ini masih bertinggal di Bumi dan bertugas untuk merawat deretan mesin-mesin otomatis yang berfungsi untuk menghancurkan sisa makhluk luar angkasa yang masih bersembunyi di berbagai sudut Bumi.

Walau memiliki hubungan yang lebih dari sekedar rekan kerja, Jack dan Victoria memiliki kepribadian yang saling bertolak belakang. Victoria adalah seorang wanita dengan sosok yang dingin, patuh pada berbagai peraturan yang ditetapkan oleh pimpinan militernya, Sally (Melissa Leo), dan berfokus penuh pada pekerjaan yang diberikan padanya agar ia dapat segera bergabung dengan umat manusia lainnya di Titan. Sementara itu, Jack masih belum dapat melupakan kehidupannya di Bumi: dalam setiap mimpinya, ia masih dihantui oleh sosok seorang wanita dari masa lalunya (Olga Kurylenko) dan hampir di setiap hari ia bekerja, Jack mengumpulkan berbagai barang yang menurutnya memiliki sisi sentimental atas kenangan Bumi di saat-saat damai terdahulu. Kegemarannya untuk mengumpulkan berbagai benda tersebutlah yang kemudian mengarahkan Jack untuk menemukan sebuah hal penting yang dapat mempengaruhi kehidupan umat manusia di masa yang akan datang.

Well… senada dengan Tron: Legacy (2010), Oblivion membuktikan bahwa sutradara Joseph Kosinski adalah seseorang yang memiliki visi sangat kuat terhadap tema penceritaan yang berkaitan dengan masa depan. Kosinski mampu secara detil menggambarkan berbagai obyek berdesain futuristik yang ia butuhkan untuk meyakinkan setiap penonton bahwa mereka sedang berada di sebuah era yang terletak jauh di depan dari era yang sedang mereka jalani sekarang. Dengan bantuan tata sinematografi dari Claudio Miranda dan iringan musik arahan dari Anthony Gonzalez dan Joseph Trapanese – yang menghasilkan tata musik yang terdengar seperti versi elektronik dari karya Hans Zimmer, Kosinski mampu merancang Oblivion menjadi sebuah sajian futuristik dengan kualitas tata produksi yang sangat meyakinkan.

Sebaliknya, sama sekali tidak ada kesan futuristik yang hadir dari naskah cerita Oblivion yang diarahkan Kosinski bersama Karl Gajdusek dan Michael Arndt. Di sepanjang 124 menit presentasi ceritanya, Oblivion tampil dengan plot maupun konflik yang terkesan familiar dan pernah dihadirkan oleh banyak film fiksi ilmiah yang telah dirilis sebelumnya. Apakah hal tersebut berarti Oblivion memiliki struktur cerita yang buruk atau cenderung klise? Tidak juga. Sama sekali tidak ada masalah ketika sebuah film masih menghadirkan formula penceritaan yang familiar. Namun, kefamiliaran jalan ceritaOblivion terasa semu ketika film ini gagal menghadirkan karakter-karakter dengan pengisahan yang menarik.

Karakter-karakter yang dihadirkan dalam jalan cerita Oblivion terkesan dihadirkan hanya untuk menjalankan fungsinya masing-masing: sang pahlawan, sang pembawa pesan yang sebenarnya, sang lawan yang menyamar sebagai teman dan dua love interest yang saling bertolak belakang kepribadiannya. Deretan karakter tersebut semakin terlihat datar ketika Kosinski kurang mampu menggali kehadiran mereka untuk meningkatkan kekuatan emosional cerita – motivasi yang terlihat kurang, hasrat cinta antar karakter yang terlalu dangkal hingga elemen perjuangan untuk kebebasan yang tergambar terlalu dangkal. Sekali lagi, senada dengan Tron: LegacyOblivion membuktikan bahwa Kosinski masih terkesan kaku dalam mengarahkan karakter-karakter yang ada di dalam jalan ceritanya. Karakter-karakter yang ada di dalam jalan cerita Oblivion terkesan begitu dingin dan jauh dari humanis – termasuk karakter Jack Harper yang seharusnya mampu menghadirkan ikatan emosional dengan para penonton dan membuat mereka peduli dengan apa yang terjadi pada karakter tersebut.

Pun begitu, karakter-karakter yang hadir dengan kesan kurang menarik tersebut setidaknya masih mampu dihidupkan dengan layak oleh para jajaran pemerannya. Meskipun telah berulang kali berada pada posisi peran yang sama, Tom Cruise tetap berhasil memberikan kharisma karakter unggulan yang kuat pada karakter Jack Harper – meskipunchemistry yang dihadirkannya dengan Olga Kurylenko masih terasa kurang meyakinkan. Penampilan Andrea Riseborough juga seringkali mencuri perhatian lewat karakternya, Victoria Olsen, yang digambarkan sebagai sosok wanita perfeksionis yang dingin. Dan walau dengan porsi penceritaan yang terbatas, Melissa Leo dan Morgan Freeman – yang kembali tampil bersama setelah Olympus Has Fallen (2013), mampu memberikan kesan yang kuat pada karakter yang mereka perankan.

Oblivion bukan terkesan lemah karena jalan ceritanya yang terasa bagaikan ramuan berbagai formula film-film fiksi ilmiah yang pernah dihadirkan sebelumnya. Oblivion justru tampil kurang kuat akibat ketidakmampuan Joseph Kosinski dalam mengeksekusi jalan cerita tersebut. Hasilnya, meskipun Oblivion tampil unggul dalam penataan tampilan produksi yang begitu kuat dan cermat, jalan cerita Oblivion justru tampil dingin serta disampaikan terlalu lamban dan sedikit bertele-tele untuk dapat meraih perhatian penuh penontonnya. Bukan sebuah presentasi yang buruk, namun Oblivion jelas dapat tampil lebih prima jika Kosinski berhasil mengarahkan cerita dan karakter-karakternya lebih mendalam lagi.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.