Well… semua elemen yang dihadirkan dalam Fire with Fire secara gamblang menjelaskan mengapa film ini langsung dirilis dalam wujud home video di banyak negara – dan seharusnya memang dan tetap diperlakukan seperti itu. Fire with Fire sendiri sebenarnya tidak pernah berjalan dengan kualitas yang begitu buruk. Kualitas akting yang tidak mengecewakan dari para jajaran pemerannya yang diisi oleh nama-nama seperti Josh Duhamel, Rosario Dawson, Bruce Willis dan Vincent D’Onofrio juga mampu membuat film ini setidaknya tampil menghibur sebagai sebuah film aksi. Kelemahan terbesar film ini berasal dari naskah cerita garapan Tom O’Connor yang menyajikan kisah, konflik dan dialog Fire with Fire dengan begitu klise, datar dan terkesan sebagai comotan plot cerita dari berbagai film-film sejenis yang telah pernah dirilis sebelumnya.
Fire with Fire sendiri dimulai dengan memperkenalkan karakter utama film ini, seorang pria tampan bernama Jeremy Coleman (Duhamel) yang bekerja sebagai anggota tim pemadam kebakaran. Pada suatu malam, sepulang dari tugasnya yang seharusnya diikuti dengan waktu bersenang-senang dengan teman-temannya, Jeremy menjadi saksi terbunuhnya pasangan ayah dan anak yang dilakukan oleh sekelompok penjahat brutal yang dipimpin oleh David Hagan (D’Onofrio). David Hagan sendiri merupakan seorang penjahat kaliber yang semenjak lama telah diincar oleh polisi. Pembunuhan yang ia lakukan jelas kemudian digunakan oleh pihak kepolisian untuk menangkap dan menjebloskannya ke penjara.
Untuk melindungi Jeremy yang menjadi saksi hidup satu-satunya atas perbuatan kriminal David Hagan, pihak kepolisian yang dipimpin oleh Mike Cella (Willis) kemudian memasukkan Jeremy ke program perlindungan saksi mata dengan cara memindahkannya ke sebuah lokasi rahasia sekaligus memberikannya identitas baru. Namun, tentu saja, sebagai seorang penjahat kaliber, David Hagan tidak akan diam saja menunggu nasibnya. Melalui pembunuh bayaran yang telah ia sewa, Robert (Julian McMahon), David Hagan mulai mencari dimana keberadaan Jeremy sekaligus mencoba untuk melenyapkannya. Tahu bahwa nyawanya dalam bahaya selama David Hagan masih hidup, Jeremy mulai menyusun rencana untuk dapat membunuh sang penjahat tersebut terlebih dahulu.
Sama sekali tidak ada kejutan yang berarti dalam penulisan alur cerita maupun karakter dalam Fire with Fire – sesuatu yang seharusnya dapat dirasakan penonton dari cara Bruce Willis memerankan karakternya di film ini: setengah hati. Penulis naskah, Tom O’Connor, terlihat begitu malas dalam memberikan sebuah inovasi baru dalam merancang deretan konflik yang akan ia hadirkan dalam naskah ceritanya. Hasilnya, konflik-konflik tersebut terasa bagaikan kumpulan konflik yang banyak hadir di film-film sejenis: sang karakter utama menjadi sosok yang terancam oleh seorang penjahat, sang penjahat mengirimkan bala pasukannya untuk mencari sang karakter utama dan menyakiti orang-orang terdekatnya, sang karakter utama awalnya merasa tersudut sebelum akhirnya bangkit dan memberikan perlawanan. Klise!
Kondisi ini masih diperparah dengan karakter-karakter yang juga tertata sama datarnya dengan konflik cerita film ini. Seluruh karakter terlihat hadir hanya untuk melaksanakan perannya masing-masing. Para pemeran film ini sebenarnya masih mampu memberikan penampilan yang jauh dari kesan mengecewakan. Sayangnya, dengan deretan karakter yang tersaji secara dangkal plus dialog-dialog cheesy yang menghiasi jalan cerita film semenjak awal hingga akhir, rasanya tidak akan ada hal apapun yang dapat dilakukan oleh Josh Duhamel, Bruce Willis dan jajaran pemeran lainnya untuk dapat lebih meningkatkan kualitas film ini secara keseluruhan. Jelek secara total? Tidak juga. Fire with Fire setidaknya juga masih beruntung memiliki David Barrett sebagai sutradara film ini. Barrett harus diakui lihai dalam menggarap adegan aksi di film ini yang beberapa kali sanggup hadir untuk meningkatkan intensitas ketegangan dalam jalan cerita.
Meskipun sepertinya tidak akan ada seorangpun yang mempertanyakan mengapa Fire with Fire tidak mendapatkan jadwal rilis yang layak di layar lebar di banyak negara, film aksi ini sebenarnya masih sanggup untuk memberikan beberapa momen yang menghibur bagi penontonnya. Terlepas dari jalan cerita yang benar-benar klise dan cenderung datar untuk diikuti – serta Bruce Willis yang jelas-jelas hanya ingin mendapatkan easy money dengan mengambil peran di film ini, Fire with Fire hadir dengan beberapa adegan aksi yang berhasil tergarap dengan baik serta dukungan akting yang setidaknya tidak akan dapat dikategorikan sebagai penampilan yang buruk. Sebuah presentasi dengan kualitas yang sepertinya akan dengan cepat dilupakan oleh setiap penontonnya.
Rating :