Review

Info
Studio : Rapi Films
Genre : Drama
Director : Iqbal Rais
Producer : Gope T Samtani, Subagio S
Starring : Boy Hamzah, Joanna Alexandra, Kimberly Ryder, Dina Anjani

Senin, 18 Februari 2013 - 16:50:52 WIB
Flick Review : Kata Hati
Review oleh : Amir Syarif Siregar (@Sir_AmirSyarif) - Dibaca: 2721 kali


Kata Hati dimulai dengan kisah patah hati yang dialami oleh dua karakter utamanya: Randi (Boy Hamzah) yang baru saja ditinggal kekasihnya, Dera (Kimberly Ryder), karena lebih memilih untuk mengejar karirnya sebagai model serta Fila (Joanna Alexandra) yang baru menyadari bahwa sahabat yang telah ia kagumi selama 10 tahun, Adrian (Arnhezy Arczhanka), ternyata sedang menjalin cinta dengan orang lain. Satu pertemuan yang tidak disengaja di sebuah kafe akhirnya memperkenalkan dua orang yang sedang dilanda kegalauan hati tersebut satu sama lain. Dan seperti yang dapat diduga… perkenalan tersebutlah yang kemudian secara perlahan mulai menyembuhkan luka cinta di hati masing-masing.

Tapi tentu saja… karena Anda berada dalam sebuah rangkaian cerita yang berasal dari novel berjudul sama karya Bernard Batubara (Radio Galau FM, 2012), tentu saja kisah romansa Randi dan Fila tidak akan berakhir indah semudah itu. Akan ada banyak hal-hal klise yang terjadi sebelum keduanya mampu mencapai status sebagai pasangan yang berbahagia. Di tengah perkembangan perjalanan romansa keduanya, Dera kemudian memutuskan untuk kembali menjumpai Randi, meminta maaf atas kepergiannya sekaligus mencoba untuk merebut hatinya kembali. Kembalinya Dera jelas memberikan pilihan yang sulit pada Randi: apakah ia akan mencoba memperbaiki kembali kisah cinta lamanya bersama Dera atau malah memilih untuk meninggalkan masa lalu tersebut dan berjalan dengan kisah cintanya yang baru bersama Fila?

Harus diakui, Bernard Batubara bukanlah seorang penulis yang memiliki imajinasi yang tinggi dalam merangkai sebuah jalan cerita. Mereka yang telah menyaksikan Radio Galau FM sepertinya akan sangat paham dengan struktur penceritaan maupun karakterisasi yang dihadirkan dalam film ini: sosok pria tampan dengan kerisauan hati yang mendalam tentang cinta, seorang sidekick yang memiliki penampilan tidak meyakinkan namun mampu menghasilkan deretan nasehat cinta yang kuat, seorang gadis yang akhirnya akan membebaskan sang pria dari kerisauan hatinya, seorang gadis lain (dengan penampilan yang jauh lebih cantik) yang akan memberikan kebimbangan pada hati sang pria serta paduan deretan dialog bernuansa romansa khas remaja kekinian yang mewarnai berbagai sudut penceritaan film. Formula yang sama… dan sayangnya telah terlalu usang untuk diolah kembali.

Naskah cerita yang ditulis oleh Haqi Achmad sendiri tidak memberikan banyak pengembangan bagi kisah romansa yang telah terlanjur dangkal tersebut. Karakter-karakter yang dihadirkan di dalam jalan cerita tidak pernah mampu tampil menarik dan sekedar dihadirkan untuk menjalankan porsi penceritaannya saja. Beberapa konflik tambahan yang disajikan juga terkesan sia-sia. Hanya sekedar hadir untuk menambah durasi penceritaan film tanpa pernah terasa esensial untuk dikisahkan. Puncaknya, Kata Hati hadir dengan ritme penceritaan yang terlalu bertele-tele dan akhirnya sangat membosankan untuk diikuti.

Dari departemen akting, Kata Hati juga tidak memberikan sebuah kesan yang berarti. Boy Hamzah sepertinya akan bersaing kuat dengan Abimana Arya untuk memperebutkan gelar sebagai aktor yang hanya mampu tampil dengan satu ekspresi di sepanjang penceritaan sebuah film. Joanna Alexandra… well… berperan sebagai Joanna Alexandra yang pernah Anda saksikan di film-film yang ia bintangi sebelumnya. Sama halnya dengan Kimberly Ryder – yang setidaknya masih beruntung diberikan peran dengan karakterisasi yang lebih kuat dan berhasil ia hidupkan dengan baik. Keluhan lain mungkin muncul dari inkonsistensi penggunaan logat dari para jajaran pemeran yang cukup mengganggu.

Sisi teknikal sendiri tidak menemui banyak masalah, meskipun tidak dapat dikatakan mampu menghasilkan sebuah presentasi yang istimewa. Gambar-gambar yang hadir di sepanjang penceritaan film cukup mampu memberikan nuansa keindahan dan romansa yang terasa kurang dari dalam jalan cerita. Satu hal yang paling mencolok dari sisi teknis adalah tata musik arahan Andhika Triyadi yang pada beberapa bagian terdengar begitu mirip dengan tata musik yang ia hasilkan untuk dua seri Perahu Kertas – masih cukup mampu mengisi setiap adegan dengan baik namun jelas terasa sebagai sebuah pengulangan.

Formula klise dalam jalan penceritaan Kata Hati sebenarnya dapat saja dieksekusi menjadi sebuah penceritaan yang lebih hidup dan tetap terlihat menarik untuk diikuti. Sayangnya, Iqbal Rais sepertinya lebih memilih untuk bermain aman dan mengikuti kedangkalan formula cerita yang telah ditetapkan oleh naskah cerita film ini. Jalan cerita yang sebenarnya berjalan sangat sederhana kemudian diberikan terlalu banyak ekstensi cerita yang jauh dari kesan esensial untuk dihadirkan dan akhirnya justru membuat Kata Hati berjalan dengan lamban serta terlalu bertele-tele. Kata Hatiadalah sebuah drama romansa klise dan monoton yang bahkan akan terasa datar bagi para penggemar film-film sejenis.

Rating :

Share |


Review Terkait :

Comments

© Copyright 2010 by Flick Magazine - Design by Hijau Multimedia Solution. All Rights Reserved.