Dengan naskah arahan Kim Sang-don dan Heo Joon-seok berdasarkan inspirasi yang didapatkan oleh sutradara Kim Ji-hoon (Sector 7, 2011) dari film pemenang Academy Awards, The Towering Inferno (1974), The Tower memulai kisahnya dengan kesibukan yang terjadi pada malam Natal di Tower Sky – sebuah bangunan gedung pencakar langit tertinggi dan termewah yang berlokasi di kota Seoul, Korea Selatan. Pemilik gedung yang masih tergolong baru tersebut, President Jo (Cha In-pyo), berencana untuk menggelar sebuah pesta perayaan Natal termewah serta paling prestisius untuk segenap penyewa ruangan di gedung tersebut sekaligus mengundang banyak pejabat dan orang-orang penting di Korea Selatan.
Tiga puluh menit pertama The Tower pun akhirnya berjalan dengan memperkenalkan deretan karakter yang akan banyak memegang peranan penting dalam perputaran jalan cerita film ini: mulai dari karakter manajer gedung, Lee Dae-ho (Kim Sang-kyung), yang secara diam-diam menyimpan perasaan pada manajer restoran, Seo Yoon-hee (Son Ye-jin), hingga karakter pemimpin pasukan pemadam kebakaran, Kang Young-ki (Sol Kyung-gu). Karakter-karakter yang awalnya tidak saling mengenal satu sama lain tersebut secara perlahan mulai terhubung setelah terjadinya sebuah tragedi yang disebabkan oleh kecelakaan yang menimpa sebuah helikopter dan kemudian menabrak gedung mewah itu.
Walau menggunakan latar belakang sebuah gedung sebagai lokasi ceritanya, penonton sepertinya akan dapat menemukan banyak kepingan penceritaan Titanic (1997) karya James Cameron dalam penceritaan The Tower, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan karakter-karakter yang hadir di sepanjang film ini. Karakter-karakter tersebut memang terasa begitu tipikal – deretan karakter yang selalu hadir dalam film-film sejenis: sosok heroik, sosok pecinta, sosok arogan, sosok antagonis dan lainnya. Tak lupa, The Tower juga turut menyelipkan pengisahan mengenai perbedaan sudut pandang moral dan kondisi strata sosial di penceritaannya. Sayangnya, elemen-elemen tersebut gagal untuk mendapatkan pengembangan yang mendalam oleh penulis naskah, Kim Sang-don dan Heo Joon-seok, sehingga tidak pernah menjadi unsur yang begitu menonjol ditampilkan di sepanjang 121 menit penceritaan film ini.
Dan memang, dengan melibatkan begitu banyak karakter di dalam penceritaan namun gagal untuk memberikan karakter-karakter tersebut pengembangan cerita yang berarti, The Tower menjadi terasa begitu datar dalam bercerita. Rentetan nasib buruk yang terus dialami oleh para karakter akhirnya terasa bertele-tele dan terlalu dibuat-buat setelah beberapa kali disajikan. Hasilnya, jalan cerita The Tower yang seharusnya mampu melibatkan dan mencampuradukkan berbagai sisi emosional penonton ketika menyaksikan perjuangan deretan karakter film ini dalam mempertahankan kehidupan mereka justru gagal untuk tersaji dengan baik dan menjadi titik terlemah bagi The Tower. Pun begitu, tetap harus diakui bahwa deretan pengisi departemen akting film ini mampu memberikan penampilan terbaik mereka dalam menghidupkan setiap peran yang mereka perankan.
Kekuatan terbesar The Tower, dan mungkin hal yang menyebabkan pengembangan kualitas departemen lainnya terkesan menjadi begitu dikesampingkan, jelas berada pada penampilan tata visual film ini. Kim Ji-hoon jelas memiliki talenta yang meyakinkan dalam menggarap efek khusus serta desain produksi yang dibutuhkan oleh film ini untuk terlihat meyakinkan. Di menit ketika sebuah pesawat helikopter dikisahkan menabrak Tower Sky, di saat itu pula The Tower mulai mencapai menit-menit terbaiknya. Lewat pemanfaatan tampilan visual yang mengagumkan inilah, The Tower mampu menyajikan detik-detik yang menegangkan dan begitu memacu adrenalin kepada penontonnya. Sangat disayangkan kualitas prima tampilan visual film ini harus berbanding begitu jauh dengan kualitas penggalian cerita dan karakternya.
Sejujurnya, sebagai sebuah film yang menawarkan rangkaian cerita mengenai beberapa karakter yang berusaha bertahan dalam melewati sebuah tragedi, The Tower memiliki potensi yang begitu kuat untuk tidak hanya tampil meyakinkan dalam presentasi visual mengenai tragedi tersebut tapi juga kuat dalam menyentuh sisi emosional setiap penonton dengan penggalian karakter-karakter yang mendalam. Namun sayangnya, The Tower justru berakhir layaknya film-film Michael Bay yang lebih mementingkan pacuan adrenalin dan tampilan efek visual yang mengagumkan dengan sisi penceritaan yang seringkali tampil begitu bertele-tele dan sukar untuk terhubung secara emosional. Bukan pencapaian terburuk tapi jelas seharusnya mampu tampil lebih baik lagi.
Rating :