Melepaskan dirinya dari segala ketegangan ketika memerankan Margaret Thatcher dalam film The Iron Lady (2011) – yang berhasil memberikannya penghargaan Academy Awards ketiga sekaligus menjadi salah satu penampilan terbaik di sepanjang karirnya, Meryl Streep bereuni bersama sutradara David Frankel (The Devil Wears Prada, 2006) untuk menggarap dalam sebuah film drama komedi yang berjudul Hope Springs. Well… tema penceritaan yang ditawarkan oleh film yang naskah ceritanya ditulis oleh Vanessa Taylor ini boleh saja tergolong ringan dan begitu familiar. Namun dengan eksekusi elemen drama dan komedi yang tepat serta penampilan luar biasa dari Streep, Tommy Lee Jones dan Steve Carell, Hope Springs mampu menjelma menjadi sebuah sajian yang benar-benar menghibur.
Dalam film ini, Jones dan Streep berperan sebagai pasangan suami istri, Arnold dan Kay Soames, yang telah menikah selama lebih dari 30 tahun. Sayangnya, lamanya usia pernikahan tidak selalu berarti bahwa kondisi pernikahan tersebut berlangsung bahagia… setidaknya begitu yang dirasakan oleh Kay. Walaupun Arnold dan Kay saling mencintai, menyayangi dan setia satu sama lain, Kay semenjak lama telah merasakan bahwa pernikahan yang ia jalani semakin lama berjalan semakin hambar. Kay membutuhkan hasrat cinta menggelora yang dulu pernah ia rasakan di awal pernikahannya bersama Arnold untuk kembali hadir dalam kehidupan pernikahannya.
Tidak ingin terpendam terlalu lama dalam perasaan gundahnya, Kay lalu memutuskan mengajak suaminya ke Hope Springs, Maine untuk menemui seorang penasehat pernikahan, Dr. Bernard Feld (Steve Carell). Arnold pada awalnya jelas menolak ide tersebut karena merasa pernikahan yang ia bangun bersama dengan Kay sama sekali tidak bermasalah. Namun mengingat Kay yang begitu menginginkan agar mereka berdua melakukan konseling pernikahan – dan bahwa Kay telah membayar sejumlah besar uang untuk konseling tersebut, Arnold akhirnya menyetujui permintaan Kay. Jelas, masa-masa awal pasangan tersebut berada di bawah bimbingan nasehat Dr. Bernard Feld diwarnai dengan keluhan dan gerutuan dari Arnold. Pun begitu, secara perlahan, Kay dan Arnold mulai mempelajari satu sama lain dengan lebih baik lagi dan kembali berusaha untuk menghadirkan elemen yang selama ini dirasakan telah hilang dalam pernikahan mereka.
Walaupun berusaha menghadirkan elemen komedi dalam jalan ceritanya – dan mampu dieksekusi dengan baik oleh David Frankel untuk dapat memberikan nuansa hiburan dewasa yang menyenangkan, Hope Springs harus diakui lebih kuat bekerja ketika film ini tampil sebagai sebuah drama. Kisah mengenai perjuangan Kay yang berusaha untuk menyadarkan suaminya bahwa rasa kasih dan sayang seharusnya tidak hanya sekedar disimpan dalam hati mampu beberapa kali hadir dalam nada emosional yang begitu kuat. Karakterisasi yang jelas antara Kay yang terlihat begitu merasa kesepian namun tetap optimistik dengan Arnold yang lebih memilih untuk menggerutu setiap saat mampu membuat kedua karakter tersebut justru terlihat saling melengkapi satu sama lain.
Naskah cerita karya Vanessa Taylor sendiri memang berjalan dengan tema penceritaan yang begitu familiar. Usaha Taylor untuk menghadirkan rentetan konflik ringan tambahan di sepanjang film sendiri cukup mampu untuk melapisi kesederhanaan penceritaan tersebut meskipun kadang terkesan tidak begitu esensial untuk dihadirkan. Untungnya, tiga pemeran utama film ini mampu menampilkan penampilan akting yang sangat meyakinkan. Meryl Streep dan Tommy Lee Jones mampu menghidupkan dua karakter yang berada dalam satu ikatan pernikahan namun memiliki dua pandangan berbeda mengenai kondisi pernikahan yang mereka jalani tersebut. Chemistry yang dihasilkan keduanya juga begitu mampu menjadi kekuatan utama film ini. Steve Carell juga berhasil tampil tenang dalam perannya sebagai seorang penasehat pernikahan. Meskipun bagian perannya tidak diberikan bagian komedi maupun drama yang benar-benar mampu mencuri perhatian, namun Carell tetap menjadi bagian yang sangat solid dalam kualitas departemen akting dari Hope Springs.
Mungkinn akan sangat mudah untuk membayangkan betapa medioker-nya hasil eksekusi Hope Springs jika saja film ini hadir tanpa dukungan penampilan solid dari Meryl Streep dan Tommy Lee Jones. David Frankel jelas telah memberikan usaha pengarahannya yang cukup baik atas naskah cerita karya Vanessa Taylor yang meskipun familiar namun masih memiliki momen-momen yang begitu menyenangkan. Namun tetap saja, adalah penampilan Streep dan Jones-lah yang mampu menjadikan Hope Springs terasa begitu hidup dan menjadi sangat, sangat menyenangkan sekaligus emosional untuk diikuti. Bukan sebuah karya yang istimewa namun jelas tetap akan mampu memberikan momen-momen yang menyenangkan bagi setiap penonton selama menyaksikan kisah ceritanya.
Rating :