Hidup mungkin akan berjalan sedikit lebih mudah ketika Anda memiliki cukup uang serta beberapa teman yang bernama Quentin Tarantino, Eli Roth dan Russell Crowe. Well… setidaknya hal itu yang coba dibuktikan oleh RZA – yang memiliki nama asli Robert Fitzgerald Diggs dan lebih dikenal sebagai anggota kelompok musik rap/hip-hop legendaris, Wu-Tang Clan. Berbekal dengan dukungan yang ia dapatkan, RZA kemudian menggarap The Man with the Iron Fists dimana ia menjadi seorang sutradara, penulis naskah, aktor utama sekaligus komposer bagi film tersebut. Penonton mungkin akan masih dapat menikmati deretan musik yang ia hasilkan untuk film ini, namun sebagai seorang sutradara, penulis naskah maupun seorang aktor? RZA jelas sedang berkhayal bahwa ia benar-benar memiliki talenta yang cukup untuk melakukannya.
Berlatar belakang waktu pada abad ke-19 di sebuah daerah yang disebut Jungle Village di negara China, The Man with the Iron Fists berkisah mengenai seorang pandai besi (RZA) yang bekerja untuk membuat berbagai jenis persenjataan bagi para anggota klan yang tinggal di daerah tersebut. Pekerjaan tersebut ia lakukan hanya untuk satu tujuan: agar ia dapat mengumpulkan uang yang cukup untuk menebus kekasihnya, Lady Silk (Jamie Chung), yang saat ini bekerja sebagai seorang wanita penghibur di rumah bordil bernama Pink Blossom yang dikuasai oleh Madam Blossom (Lucy Liu). Sayangnya, rencana sang pandai besi secara perlahan mulai terganggu akibat timbulnya konflik antara anggota klan di daerah tersebut.
Konflik tersebut sendiri dimulai ketika gubernur wilayah tersebut memerintahkan kepada pemimpin Lion Clan, Gold Lion (Kuan Thai Chen), untuk melindungi proses pengiriman emas milik pemerintah yang akan melewati Jungle Village serta dikawal oleh duo The Gemini Killers (Andrew Lin dan Grace Huang). Sayangnya, Gold Lion kemudian dikhianati dan dibunuh oleh orang kepercayaannya sendiri, Silver Lion (Byron Mann) dan Bronze Lion (Cung Le), demi mencuri emas tersebut. Tak cukup hanya disitu, Silver Lion dan Bronze Lion juga mengadu domba antara Lion Clan dengan Hyena Clan sekaligus berencana untuk membunuh putera tunggal Gold Lion, Zen Yi (Rick Yune). Sementara itu, pemerintah yang mengetahui bahwa emasnya sedang terancam, mengirimkan pasukan ke Jungle Village dan mengancam untuk membumihanguskan wilayah tersebut jika emas milik pemerintah tersebut hilang atau berkurang jumlahnya.
Lion Clan? Hyena Clan? Wolf Clan? Gemini Killers? The Black Widows? The Man with the Iron Fists memang benar-benar terlihat seperti sebuah fan fiction dari seorang penggemar film-film bertema martial arts – lengkap dengan kehadiran karakter-karakter wanita penghibur dengan adegan seks yang cukup eksplisit. Sayangnya, RZA sama sekali tidak memiliki bakat untuk menghasilkan sebuah jalan cerita yang mampu berjalan dengan runut sekaligus lancar dalam penceritaannya. Jalan cerita The Man with the Iron Fists memiliki terlalu banyak karakter yang sayangnya gagal untuk mendapatkan porsi penceritaan yang sesuai. Akibatnya, kebanyakan karakter hanya hadir sebagai kilasan belaka dan membuat jalan cerita terlihat begitu membingungkan di kebanyakan bagian.
Kelemahan The Man with the Iron Fists semakin diperparah dengan ketidakmampuan RZA untuk mengarahkan jalan cerita yang ia hasilkan. RZA sepertinya hanya mampu untuk mengarahkan para aktor dan deretan tenaga teknisnya untuk menghadirkan adegan-adegan penuh darah dan koreografi aksi yang bombastis – satu sisi yang mungkin dapat dipandang sebagai sebuah keberhasilan dalam film ini. Hal tersebut sayangnya tidak diikuti dengan kemampuan RZA dalam mengarahkan ritme penceritaan dan intensitas cerita. Jalan cerita The Man with the Iron Fists terasa begitu berantakan dengan ritme cerita yang juga begitu tidak beraturan di sepanjang 96 menit durasi penceritaannya.
Ugh… dan sebagai seorang aktor, khususnya seorang aktor yang memerankan sesosok karakter utama, RZA juga sama sekali tidak berkompeten untuk melakukannya. Dengan kemampuan akting yang sangat lemah serta kharisma yang hanya layak ditempatkan sebagai pemeran pendukung dengan porsi kehadiran yang minimalis, penampilan RZA sebagai aktor utama jelas terhempang lepas dengan penampilan nama-nama seperti Russell Crowe, Byron Mann, Lucy Liu bahkan Jamie Chung. Berbicara mengenai departemen akting, karakter-karakter yang dihadirkan RZA dalam The Man with the Iron Fists memang begitu terkesan dangkal dan gagal untuk tergali dengan baik. Tidak mengherankan jika kemudian jajaran pemeran di film ini tampil dalam kapasitas akting yang juga sama dangkalnya – walaupun Crowe dan Liu masih mampu hadir cukup menghibur lewat penampilan mereka.
Kecuali jika Anda benar-benar tertarik untuk menyaksikan sebuah sajian aksi martial arts yang dipenuhi dengan darah dan koreografi aksi yang bombastis – walaupun sama sekali tidak dapat dikatakan orisinal dan istimewa, rasanya tidak ada alasan yang tepat untuk menyaksikan The Man with the Iron Fists. Dengan jalan penceritaan yang dangkal, karakter-karakter yang terlalu banyak dan gagal untuk dihadirkan secara proporsional serta ritme penceritaan yang tersaji dengan begitu berantakan, The Man with the Iron Fists sepertinya hadir untuk membuktikan bahwa, terlepas dari seluruh uang dan koneksi yang ia miliki, RZA bukanlah seorang sutradara, penulis naskah maupun aktor yang menarik. Mungkin akan lebih baik kalau ia hanya menerima peran-peran minor seperti yang selalu dilakukannya dahulu.
Rating :